[8] ada apa nih??

695 45 6
                                    

Sejak Souta memperkenalkan Gin pada keluarga, Gin jadi sering datang ke rumah dan menginap disana.

Anak-anak lain tidak masalah dengan itu, karena selain Gin ada beberapa anak lain dari luar juga contohnya Jaki dan Shannon.

"Sou, lagi apa?"

Pagi ini seperti biasa yang masak sarapan Caine, dibantu oleh beberapa anaknya.

"Lagi masak Gin" Kata Souta, matanya tidak luput dari panci didepannya itu.

"Baunya enak.." Gin mendekatkan wajahnya ke wadah yang sudah berisi lauk.

"Jelas, masakan mami emang paling enak"



...


Acara masak-masak sudah selesai, kini mereka semua sudah berada di meja makan untuk makan bersama.

"Bagaimana sekolah kalian? tidak ada yang buat masalah lagi kan?.." Arion membuka obrolan agar suasana tidak begitu canggung.

"Aman pi" Sahut Echi.

"Bohong tuh pi" Bocor Elya

"buat masalah apalagi kamu Echi?" Sekarang Caine yang memberikan pertanyaan.

"Ngga ko mi, aman aja" Echi kembali menjawab

"Jangan bohong terus lu chi, hidung lu maju kek Pinokio nanti" Garin menatap sinis Echi

"eh kau bacot kali" Bisik Echi.

"Echi, ayo jujur" Selia menatap Echi, berharap dia akan jujur kepada semuanya.

"Echi robohin pager sekolah pi, mi " Karena gemas dengan Echi, Exu langsung membuka suara.

"HAH??" semuanya kaget

"ko bisaa??" Key yang sedang makan pun tersedak.

"Tau tuh, untung ga ada korban jiwa" Krow ikut memanaskan suasana.

"kau yang betul-betul aja chi" Rion menatap Echi dengan tatapan marah begitupun yang lain.



"sou" Gin berbisik pada Souta.

"apa" Souta ikut berbisik.

"kakak kamu kuat juga ya, sampai roboh itu pager" lanjut Gin sambil berbisik

"kakakku yang satu itu emang agak laen, biarkan saja"

Sepertinya anak-anak yang lain sadar kalau Souta dan Gin sedang berbicara berdua.

"Hei kalian.."

"kita?" Souta bertanya

"iyya" Selia menjawab

"aku mau bertanya kepada kalian"

"Tanyakan saja ka" Souta kembali pada piringnya untuk menghabiskan makanannya.

Ketika Selia membuka topik baru, semua mata tertuju padanya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan sel?"

"Jadi gini mami, akhir-akhir ini aku melihat kalau Souta dan Gin sering sekali berdua, kemana-mana berdua, disekolah, bahkan dirumahpun. Jadi aku ingin menanyakan hubungan mereka." Jelas Selia, dia benar-benar yakin dengan keputusannya untuk membicarakan ini.

"Jadi gimana Gin dan Souta? Jawaban kalian?" Tanya Caine

"Kita tidak punya hubungan apapun, kita hanya bersahabat, tidak lebih. Itu saja" Souta sedikit gugup pada awalnya, tapi dia yakin kalau dia begitu justru terlihat kalau mereka benar-benar memiliki hubungan

"Kalian tau kan peraturan keluarga?" Rion akhirnya membuka suara, membuat yang lain dengan jelas dan benar memberikan jawaban mereka.

"Tidak boleh mempunyai hubungan lebih dari keluarga atau semacamnya. Kecuali kalian sudah cukup umur" Selia dengan tepat menjelaskan salah satu peraturan keluarga yang termasuk peraturan penting.

Caine melihat Gin dan Souta, sebenarnya menurut Caine Souta tidak berbohong karena jarang sekali Souta berbohong. Caine menatap Souta sedikit lama, kemudian menatap Gin.

"Caine bagaimana menurutmu?" Rion selalu menyerahkan masalah ini ke Caine. Karena menurutnya Caine yang paling mempunyai banyak pengalaman tentang ini.

"Menurutku biarkan saja, lagipula mereka tidak aneh-aneh" Itulah jawabannya.

Yang lain tentu setuju, Caine selalu memikirkan jawabannya matang-matang dan memastikannya dengan baik sebelum orang lain mendengarnya.










"Sou aku pulang dulu ya?" Gin mengelus rambut biru lembut milik Souta.

"Jangan.." Souta memeluk Gin, dia tidak ingin Gin pergi karena dia takut tidur sendiri. Selama ini yang menemaninya lebih sering kakak-kakaknya bergantian, sisanya Caine.

"Aku juga tidak enak terlalu lama disini, kamu bisa sama kakakmu" Gin sedikit membungkuk dan menangkup kedua pipi Souta.

"gamau, mau sama Gin"

"Nanti aku kirim kamu pesan ya" Gin mengelus pipi Souta.


Tak lama kemudian Jaki datang ke kamar Souta, sepertinya dia lupa mengetuk pintu jadi dia melihat itu.

"Eh.. maaf"

"Tidak masalah, dan ada keperluan apa?" Gin berdiri, tangannya terus digenggam oleh Souta.

"Aku mau minta bantuan Souta"

...

"bantuan apa ka?"

"Akhir-akhir ini ka Selia selalu murung dan jarang makan, kalau kamu perhatikan saat kita makan bersama tadi pagi ka Selia hanya makan sedikit" Jaki menunduk kemudian menghela nafas.

"Lalu?.."

"Aku tau kamu yang paling dekat dengannya, aku tidak tau dia kenapa. Bicaralah perlahan dengannya" Lanjut Jaki

Saat sudah sampai didepan kamar Selia mereka pun masuk..










Malam pun tiba, sesuai janji Gin mengirimi Souta pesan lewat ponsel.



Malam pun tiba, sesuai janji Gin mengirimi Souta pesan lewat ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






































bersambung....

buat Selia, "sesuatu" aku tahan dulu yaa buat kalian penasaran.

nanti bab selanjutnya keknya bakal ada drama😭😭🙏

aku juga bakal bikin bab 18+ jadi buat yang masih kicik jangan baca yaa

vote dungss🤍🤍

follow sih minimal akun authornyhh

Tokyo Noir Familia [Seri 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang