[7] masa lalu Caine -part 3-

539 48 2
                                    

Malam Minggu ini seperti biasa Caine selalu berjalan-jalan untuk menenangkan pikirannya.

Secara fisik dan mental tentu saja sedang tidak bagus untuk saat ini.

Jalan-jalan pada malam hari ini caine tidak sendiri, dia bersama Zora dan Kevin.

"Caine, kamu memang suka jalan-jalan gini ya?" Zora bertanya sambil menjilat ice cream rasa strawberry ditangannya.

"Suka banget, buat melepas lelah" Caine menatap langit dengan bulan indah yang dihiasi bintang-bintang.

"malam ini indah" Kevin ikut menatap langit.

Kemudian setelah itu Zora ikut menatap langit seperti Caine dan Kevin.

"Benar, indah sekali" Zora tersenyum setiap kali melihat bintang yang terlihat kecil dimatanya.










-








Kini Caine duduk sendirian di bangku umum, menatap pemandangan didepan matanya. Bulan malam ini sangat indah serta ribuan bintang yang menghiasi, hingga dapat mencapai titik terindahnya.

Zora dan Kevin pulang lebih awal karena tiba-tiba saja ibu Zora menelponnya dan menyuruhnya pulang.

Walau begitu Caine tetap tidak pulang, dia masih ingin menikmati malam hari yang indah ini. Duduk sendirian sambil menatap indah malam hari sangat membuat hatinya tenang.

Caine menyadari kalau ada seseorang yang duduk disebelahnya, pada awalnya Caine pikir itu orang umum karena walaupun suasana sangat sepi masih ada beberapa orang disana.

"Caine.. "

Caine langsung sadar saat lelaki itu menyebut namanya , keningnya langsung mengerut dan jari-jarinya menegang.

"Caine maaf .." Lelaki itu memeluk tubuh Caine.

'lembut sekali,..' Caine membatin saat lelaki itu mulai memeluknya.

"Rion lepas" Caine sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan percaya lagi dengan Arion apapun yang dia bicarakan.

"maaf maaf.. maaf" Arion tetap tidak melepasnya, dia terus mempererat pelukan itu.

Caine berniat untuk melepas paksa dirinya dari pelukan itu, tapi melihat isakan kecil dia langsung berubah pikiran. Sebenci-bencinya dia dengan Arion, dia tidak bisa kalau sudah seperti ini.

Dia masih mencintai Arion..

"Menangis?.. ada apa?." Walaupun Caine mengatakan dengan sedikit tidak peduli, tapi masih ada rasa pedulinya terhadap Arion.

"Caine.. tampar aku!! sekarang sekuat tenagamu!" Arion melepas pelukannya dan mengambil tangan Caine.

'kenapa.. apa yang dia pikirkan' Batin Caine, dia tidak habis pikir tentang perkataan Arion ini.

"apa yang kamu-"

"Tampar Caine, aku sudah menyakitimu" Arion mengelus pipi Caine.

Caine melepaskan tangannya dari sentuhan Arion, dia baru tersadar akan itu. Bahwa dirinya tidak akan mencintai Arion lagi dan berusaha menjauhinya.

"Caine, aku bodoh bukan?.. aku sudah menyakitimu dan sekarang egois" Arion berjongkok didepan Caine yang sedang menundukkan wajahnya. Dia berusaha melihat wajah Caine.

"Rion hentikan.." Air mata Caine tidak dapat ditahan lagi.

"Caine jangan menangis,.. aku jadi.. semakin merasa bersalah untukmu, Caine maafkan aku" Arion sedikit bangkit kemudian mengusap air mata Caine.

"Sekarang katakan, apa yang sudah terjadi.." Air mata Caine membasahi pipinya, terlihat sangat jelas di mata Arion.

"Aku bodoh karena sudah mempercayai Mirae.. dia.. bekerja sama dengan Makomi untuk menghancurkan hubungan kita. Aku mendengar itu semua saat.., saat Mirae sedang menelpon Makomi sore tadi" Arion menjelaskannya dengan sangat lembut sambil sesekali mengusap air mata Caine kemudian tersenyum berharap Caine akan mengerti.

"aku.. tidak menyangka hal itu.. " Caine merespon penjelasan Arion.

"Caine.. lihat aku" Arion dengan gerakan lembut mengambil dagu Caine agar dia dapat menatapnya.

Caine membiarkan Arion mengatakan hal yang ingin dia katakan.

"Jangan berhenti mencintaiku.. please" Perkataannya terdengar seperti putus asa.

'Aku hanya berhenti mengejarmu Rion, bukan berhenti mencintaimu'

Caine tidak mengatakannya, tapi dia menggelengkan wajahnya, memberi isyarat kalau dirinya tidak berhenti mencintaimu.

"Caine terimakasih.. dan. maaf aku tidak ada saat kamu sedang membutuhkan seseorang untuk menjadi mendengarmu" Arion bangkit dari ranjang kemudian kembali duduk di bangku itu bersama Caine. Tangannya dengan lembut memeluk tubuh Caine.

"Tidak apa-apa Rion.. aku paham dengan itu"

'Kau selalu baik Caine.. maaf aku hampir salah mengambil jalan dan membuatmu mempercayai makomi. Syukurlah aku belum telat untuk ini' Arion membatin, dia benar-benar lega.

"Mulai sekarang kita sepasang kekasih?.." Arion melepas pelukannya dan terkekeh melihat Caine yang merasa nyaman dengan pelukan Arion.

Caine mengangguk untuk menjawab itu.

"Dan.. mulai saat ini ceritakan apapun yang membuatmu bingung, aku akan selalu ada untukmu. Percayalah kamu tidak akan sendiri disaat terburukmu" Arion paham kalau Caine tidak mau melepas pelukannya, jadi dirinya terus mengeratkan pelukannya itu untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan untuk Caine.

"Terimakasih.." Gumam Caine, tapi Arion mendengar itu.

"Sama-samaa sayang.."
















































































"Gitu ceritanya" Caine menghela nafas.

Caine menceritakan masa lalunya dengan Arion dan bagaimana dirinya bisa bersama Arion hingga saat ini kepada Echi, Selia, Mia dan Key setelah mereka memaksa Caine untuk menceritakan itu.

"PAPIII!!! benar-benar si tua itu, awas aja kalau ketemu. Bisa-bisanya dia nampar mami aku!!" Geram Echi, sepertinya dia mendengarkan sambil merasakan perasaan Caine setiap kalimat yang Caine lontarkan. Bahkan saat Caine hampir menangis saat menceritakan semua itu.

"Mami kuat banget" Mia menatap Caine dengan mata berbinar, dia merasa bangga mempunyai sosok ibu seperti Caine.

"mami cuma menjalankan apa yang seharusnya mami lakukan" Caine mengelus ujung kepala Mia sambil tersenyum.

"Mami mami, aku kaget saat mami mengatakan kalau mami marah sambil berteriak saat itu" Jelas key, tentu saja semuanya kaget akan itu (author juga kaget ko key😔)

"Iya mami, apakah itu yang pertama dan terakhirnya mami semarah itu??" Selia bertanya

"Iyaa" Caine mengangguk.









Tanpa mereka semua sadari, ada lelaki yang sedari tadi sedang mengintip mereka semua, tapi walaupun disana banyak orang yang dia lihat selalu Caine.

'Lucu sekali dia, dia benar-benar menceritakannya ya..'

Ya, itu Arion. Dia tersenyum sambil mengintip, kemudian setelah dirasa sudah selesai dirinya berbalik dan kembali ke kamarnya.
















































bersambung..

tenang tenang akhir yang bahagia ko☺️🤍🤍🤍

aku bikin langsung 2 bab nihhh

VOTE YA VOTE

Tokyo Noir Familia [Seri 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang