"Sou, kalau semisal kamu dikasih pilihan. Kamu lebih memilih lelaki yang selalu bersama kamu atau yang jarang bersama kamu tapi sangat tulus" Tidak jarang Mako menanyakan ini kepada orang-orang terdekatnya.
Souta pun tau kalau Mako menanyakan ini kepada Caine.
Namun ada satu masalahnya.
"Salah satu lelaki yang Kaka maksud itu.. ka Riji?" Tepat sekali Souta, sekarang pipi Mako sedikit memerah.
"eum.. ya" Gugup sekali rasanya, dia sedikit menyesal sudah menanyakan ini.
"Menurutku dalam hubungan komunikasi itu penting, tapi mungkin tidak semua orang bisa selalu memberikan waktu mereka pada pasangan"
Pendapat semua orang tentang 'cinta' itu berbeda-beda, begitupun Souta dan Caine. Memang cinta itu hanya memiliki satu arti, tapi mungkin cara penyampaiannya yang berbeda begitupun cara mereka mengetahuinya.
Caine, dia mengerti cinta karena sebuah kesalahan yang membuat dirinya selalu berusaha untuk mengerti. Sementara Souta, dia mengerti cinta karena memang pada dasarnya ia memiliki keluarga yang harmonis sehingga seiring berjalannya waktu Souta mulai mengerti dengan tuntunan lembut dari keluarganya.
"ka Mako aku mencintaimu"
Tapi sangat disayangkan, cara Souta mendeskripsikan cinta sangat berbeda dengan semua orang.
Bahkan dia selalu disebut aneh oleh orang-orang disekolahnya..
'Souta.. menyatakan perasaan?' Makoto merasa sangat heran, selama ini dia tidak menyadari kalau Souta mencintainya.
"maaf.. aku-"
"aku cinta Kaka" Souta berkata dengan polosnya. Seharusnya semua orang gugup saat menyatakan perasaan, ini sangat aneh.
"Sou, kamu tidak salah mengatakan ini?" Mako menepuk bahu Souta.
"Souta memang seperti itu"
Suaranya tidak asing ditelinga Mako.
"Riji?.."
"Ka Riji aku juga mencintaimu" Souta mengatakannya dengan mudah dan terdengar ringan.
"Ka aku pergi dulu ya, takut telat kerja kelompok"
Riji dan Mako melihat bagaimana Souta bangkit kemudian berjalan pergi lalu mereka bertatapan lagi.
"Ya, dia memang seperti itu" Riji ikut duduk di pinggir kolam bersama Mako.
"Maksudnya?.." Sepertinya Mako masih belum mengerti.
"Cara dia mendeskripsikan cinta berbeda dengan kita"
"Aku hampir salah paham dengannya" Mako menunduk sambil menghela nafas lega. Sedari tadi dia hampir tidak bernafas karena ungkapan cinta Souta.
"santai saja, itu tidak aneh lagi di keluarga ini"
Riji dan Mako menghabiskan sore hari mereka di pinggir kolam ini. Saling bertukar cerita dan kemudian tertawa adalah hal biasa bagi setiap orang saat bertemu dengan teman bukan?
Namun rupanya ada seseorang yang tidak suka dengan hal itu, dia menatap kebencian kepada dua orang yang sedang bahagia.
'Kenapa harus Riji?'
—
"Riji, mau kemana?"
"Mau anter Mako pulang, kenapa sel? wajah kamu pucat banget"
Saat Riji ingin menyentuh dahi Selia tangannya ditepis
"Aku gapapa"
"Serius? kalau beneran sakit aku temenin aja ya, orang rumah lagi pada pergi" Riji memasang wajah khawatir, siapa yang tidak khawatir melihat saudaranya pucat seperti ini?
"Aku serius, cepat pergi. Hari semakin gelap, tidak baik diluar rumah"
"Aku lelaki Selia"
"Untuk Mako?.."
"benar juga" Riji segera berjalan cepat untuk menyusul Mako yang sudah mendahuluinya.
"aku pergi dulu" Kata Riji sambil berjalan cepat.
"Jangan ngebut bawa motornya"
"makasih!"
'Selalu seperti ini, dia bahkan tidak melirikku'
"huh, aku tidak nafsu makan.. lebih baik aku langsung tidur"Selia benar-benar langsung tidur setelah itu, berusaha tidak memikirkan segala yang terjadi dan tidur dengan damai.
bersambung..
begitulah kira-kira dramanya😔
vote yahh🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Noir Familia [Seri 2]
أدب المراهقينbagaimana kehidupan tnf jika tidak menjadi mafia? BXB AREA!!🔞⚠️