[3] selamat datang di keluarga..

839 71 6
                                    

Minggu pagi ini sangat cerah, cerah seperti orang-orang yang sedang berkumpul di ruang tengah kini.

tidak ada satupun yang tidak tersenyum.

"jadi ini Zaki" Krow memperkenalkan temannya itu.

"h-hai"

"tenang aja Zaki, santai" Garin menepuk bahu Zaki untuk menenangkannya.

"makasih.."

"Zaki sekarang kita keluarga, jangan gugup gitu santai aja nanti juga terbiasa ko" Caine tersenyum lembut kepada Zaki, dia berharap anak-anak lainnya mau menerima Zaki.

"ada apa dengan rambut merah muda ini?" Elya menyentuh rambut milik Zaki

"sangat mencolok warnanya" Echi menambah panas suasana ruangan ini

Zaki menundukkan wajahnya, sepertinya dia memiliki masalah dengan rambutnya.

"sangat lucu!" Souta yang peka langsung berjalan ke arah Zaki, dia paham dengan perasaan Zaki.

"rambutnya sangat lucu, aku memiliki rambut berwarna biru dan warnanya mencolok seperti milikmu" Souta tersenyum untuk memberikan ekspresi menyenangkan.

'ada apa ini? semuanya tersenyum? tidak pernah aku merasakan ini..'

"iya, mirip dan.. semuanya terimakasih sudah menerimaku"

"tidak perlu khawatir Zaki, memang seharusnya seperti itu" Caine memberikan sentuhan lembut di ujung rambut Zaki.

"jadilah anak baik" lanjutnya lagi.

"pasti!" Zaki dengan antusias.

"Zaki! apa kamu suka bermain game online?? ayo bermain bersama kita" Tanya Riji.

Riji, Krow, Exu, dan Garin selalu bermain game online bersama tapi sayangnya mereka selalu kekurangan 1 orang karena mereka berempat sementara slot pemain maksimal 5.

"aku suka!"

mereka tersenyum mendengar jawaban dari Zaki.

"akhirnya kita tidak kekurangan orang lagi" Garin terlihat sangat senang dibanding yang lain.

"kalau begitu ayo ke kamarku, kita bermain bersama" Riji mengajak mereka berempat kemudian berjalan lebih dulu.

'syukurlah dia diterima dengan baik' Caine senang melihat itu, dia tau kalau sebenarnya anak-anaknya ini sangat sulit bersosialisasi dengan orang baru tapi entah mengapa dengan Zaki sangat mudah bagi mereka.

'eh, Rion mana ya?..' dia bertanya dalam hati lalu menjauh dari kumpulan orang-orang itu untuk mencari Rion saat dirinya menyadari tidak adanya keberadaan suaminya itu.










...


















"kalau begitu jelaskan!"

Caine dapat mendengar suara tegas itu, tidak salah lagi itu suara Rion. Caine yakin suaranya berasal dari ruang kerjanya dan ketika melihat celah dari pintu besar itu dia tersenyum, dengan begitu dia dapat mengintip.

'siapa orang itu?'

Caine melihat orang yang asing baginya, lelaki yang cukup tampan namun masih muda sedang menghadap Rion.

"saya benar-benar tidak sengaja om"

"lalu apa aku peduli?"

'rion selalu seperti itu, selalu tidak mau mendengar penjelasan orang lain'

"mami lagi ngintipin siapa?"

"Ehh?!!" Caine kaget melihat Souta yang datang tiba-tiba.

"sou kamu-"

"itu gin?" namun Souta tidak mendengarkan pertanyaan Caine dan justru ikut mengintip.

"kamu kenal Souta?"

"dia teman yang aku ceritakan mami, dia ga sengaja tinju Souta"

drak

"Sou kamu ngapain si??" Rion menatap Souta dengan kemarahan.

"papi! kan Souta bilang gin ga sengaja!!"

"hfftt!"

"gin! ko kamu malah ketawa sih??!!" Souta kesal karena malah ditertawakan padahal niatnya membantu.

"papi sama gin lagi bahas bisnis Souta, kamu nih ngomong apa si??"

"eh?"

"Caine?" Rion melembut saat melihat keberadaan Caine dismaping Souta.

"jadi kalian cuma bahas bisnis kah?" tanya Caine

"iyaa karena ayahnya ga bisa hadir jadi dia yang gantikan, selain bahas bisnis kita juga cerita-cerita random" jelas Rion untuk Caine.

"kalau begitu aku sama Souta keluar dulu ya, maaf ganggu bisnis kalian" Caine menggenggam tangan Souta untuk membawanya keluar ruangan.

"ishh! mamii!!! Souta bisa jalan sendiri" Souta merengek sambil berjalan keluar ruangan bersama caine.

"maaf ya gin anak itu memang selalu seperti itu, apa dia merepotkan mu saat di sekolah?" Rion bertanya sambil membereskan berkas pentingnya yang berserakan di meja.

"tidak, walaupun gampang emosi sebenarnya dia anak yang baik" itulah jawabannya

'anak ini sangat dingin, lihatlah cara bicaranya hanya pada bagian pentingnya saja. jika aku tidak memulai obrolan mungkin kita berdua hanya diam saja di ruangan ini selama berjam-jam' batin Rion, dia menghela nafas karena mengetahui sifat dari anak temannya ini.

"terimakasih sudah menjaganya selama di sekolah gin, aku berhutang pada mu"

"tidak masalah"

'sangat tidak masalah aku senang berada di dekatnya, dia adalah anak yang menggemaskan'

































































bersambung...

aku bikin ship ginsou gapapa kan?

ini hutang aku untuk karakter Souta guys, kasian dia jarang di sorot pas s1😔

btw vote nya yaa🤍🤍

Tokyo Noir Familia [Seri 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang