Jam istirahat berbunyi, semua siswa keluar kelas untuk mengistirahatkan mental dan fisik mereka karena hari ini banyak ujian praktek.
Seperti hari-hari sebelumnya, Caine selalu menghindari Arion. Dia biasa duduk ditempat yang jauh dari Arion agar tidak dapat melihatnya.
"Caine.."
"Eh- iya? kenapa Zora?.."
Zora adalah teman masa kecil Caine juga selain Arion, dulu rumah mereka jauh jadi Caine dan Zora jarang bermain bersama. Sementara rumah Arion dan Caine hanya berjarak tiga rumah."Kamu dari tadi diam, ada apa?.." Zora sadar akan perubahan Caine ini, memang biasanya Caine selalu diam tapi kali ini rasanya sedikit berbeda.
"Gapapa Zora"
"Kamu yakin gapapa?.." Zora mengerutkan keningnya, dia tidak percaya dengan perkataan Caine begitu saja.
"aku gapapa aku yakin"
Namun karena Caine bersikeras bahwa dirinya baik-baik saja Zora tidak bisa berbuat banyak, dia juga tidak mau memaksa cane untuk bercerita.
Tak lama Zora dan Caine melihat Arion yang tiba-tiba saja berjalan di samping mereka. Arion terlihat sedang menggandeng seorang lelaki yang memiliki rambut merah sangat mirip dengan milik Caine, siapa lagi? itu Mirae.
Caine berusaha untuk tidak kontak mata dengan Arion, dia menunduk untuk menghindari itu. Arion dan Mirae berjalan tepat di samping meja Caine.
'Rion.. aku gabisa.. gabisa..'
Namun sepertinya Zora, dia menyadari itu.
Genggaman tangan Zora sangat kuat..
'Lembut sekali tangannya' batin Zora
'Terimakasih..'
"ARION!!"
Teriakan itu membuat Arion dan Mirae berhenti berjalan, kemudian mencari asal suara.
Rupanya itu teriakan Makomi..
"Ada yang mau Caine sampaikan, Rion" Makomi berkata tanpa pikir panjang.
Dia tau kalau Caine mencintai Arion, walaupun dia sangat mencintai Caine dia juga tidak mau Caine tersakiti seperti ini.
"Aku sudah bicara dengannya" Namun Arion tidak ingin mendengar apapun lagi dari caine.
"Dengarlah dulu.."
'ada apa ini tuhan,.. makomi? kenapa dia..' Pikiran Caine sangat kacau sekarang.
Namun tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu, yang membuatnya secara naluri berdiri dan memandang Arion.
"Benar kata makomi"
"Kita sudah berbicara Caine, apa yang ingin kau sampaikan lagi?.. apakah itu belum cukup jelas-"
"Berhenti" Caine mengeratkan genggamannya pada ujung seragamnya, dia tidak suka dengan tatapan Arion kali ini.
"Lalu apa?! katakan Caine!" Arion tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dia sedang bersama Mirae sekarang dan mengeratkan genggamannya pada tangan Mirae.
'Jangan menatapku seperti itu yon..' Caine hampir menangis saat itu.
Itu adalah saat yang paling membuatnya akan semakin terjatuh, dia hampir kehilangan semangatnya.
tapi..
(tunjukanlah.. berjuanglah..)
Perkataan makomi beberapa hari lalu selalu menghantuinya, dia selalu memikirkan hal itu sehingga membuat sering kali pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Noir Familia [Seri 2]
Teen Fictionbagaimana kehidupan tnf jika tidak menjadi mafia? BXB AREA!!🔞⚠️