14 - cila & liam

72 15 0
                                    

Kini Asyila merasa lebih tenang berangkat sekolah setiap hari seperti sedia kala. Penguntitnya sudah tertangkap, dia adalah sedang adik kelas yang menjadikan Dimas sebagai tangan kanannya melancarkan aksi menguntit kehidupan Asyila ini.

Laki-laki itu telah terobsesi dengan Asyila semenjak masuk ke sekolah ini, ia mengaku bahwa wajah Asyila mengingatkannya pada wajah mantan terindahnya.

Dasar laki-laki yang masih tidak bisa lepas dari masa lalu!

Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata dia juga merupakan pecandu narkoba, dia juga memiliki beberapa masalah kesehatan mental. Dan setelah semuanya terungkap akhirnya dia di bawa ke pusat rehabilitasi untuk menyembuhkan penyakit mentalnya itu.

Sedangkan Radimas.. untuk saat ini ia tengah menjalani skorsing selama satu minggu. William yang akhirnya mewakilkan Asyila melaporkan kasus ini pada pihak sekolah.

"Asyila ayolahhh"

"Duh Will gue bisa pulang sendiriiii"

Latarnya sekarang adalah William yang tengah mengejar Asyila berlarian melewati lorong sekolah.

"Syillllll, eh!"

William sontak terkejut ketika Asyila tiba-tiba berhenti kemudian berbalik menghadapnya, ia yang saat itu masih berlari langsung menabrak tubuh sang perempuan hingga mereka hampir saja-- ah, sudahlah, jangan dibahas.

"Gila lo Syil!"

"Emang!"

Dengan santainya Asyila menjawab, tak mengetahui keadaan jantung William yang tak karu-karuan dibuatnya.

"Gini, oke oke, terimakasih buanyak lo udah banyak bantuin gue, lo udah bantu gue soal si stalker, lo juga sering nganter gue pulang, tapi lama-lama gue sadar Will, pasti lo punya maksut tertentu ngelakuin semua ini"

"Ngga gitu Syil, gue-"

"Nggak, bukan ngga gitu, pasti ada. Sebenernya apa sih tujuan lo??"

Seketika tatapan William berubah menjadi nanar saat Asyila tiba-tiba saja menuduhnya seperti itu. Meskipun tuduhan yang dilayangkan perempuan ini ada benarnya juga, hanya pada awalnya.

Laki-laki tinggi ini mengeluarkan sesuatu dari ranselnya, lalu menyodorkan benda itu pada sang perempuan.

"Kok ada di lo?" Asyila terkejut, benda yang selama ini ia cari-cari itu ternyata ada di tangan William.

"Ini gue, liam.."

Selembar foto usang yang warnanya sudah tak bagus lagi, di balik foto tersebut terdapat sebuah tulisan tangan yang tidak terlalu rapih,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selembar foto usang yang warnanya sudah tak bagus lagi, di balik foto tersebut terdapat sebuah tulisan tangan yang tidak terlalu rapih,

'cila & liam'

"Gue nemu foto ini di halaman belakang buku catetan lo yang pernah gue pinjem"

Asyila menutup mulutnya tak percaya, sebenarnya apa yang sedang terjadi di hadapannya ini?? Otaknya tak sanggup untuk mencerna semuanya, badannya melemas, kakinya tak lagi kuat menopang berat tubuhnya.

Kakinya perlahan mundur ketika William mendekat.

"Gausah deket-deket!"

"Gue minta maaf.."

"Jadi, selama ini lo udah lama tau soal ini?"

William mengangguk pelan, "Gue baeu sadar pas gue nemu foto itu"

"Itu udah lama William!"

"Maaf..."

William tak menyangka bahwa rencananya meluluhkan hati Asyila akan terungkap se dini ini, ditambah lagi dengan cara yang tidak baik.

"Terus, selama ini lo baik sama gue karena rasa kasihan? atau karena rasa bersalah? lo ngerasa bersalah udah janji sama gue terus langsung menghilang tanpa kabar???"

"Asyila gue bener-bener minta maaf, gue ga bermaksut kayak gitu"

"Basi Will basi. Terimakasih banyak atas bantuan lo selama ini dan gue minta maaf kalau gue punya salah sama lo. Sekarang, gausah ganggu gue lagi" Pungkas Asyila lalu berjalan pergi menjauh dari sana.

Beruntung sekolah sudah sepi, mungkin tak ada yang mendengar pertengkaran mereka ini.

"Asyila!"

"Gausah ngejar gue, atau gue ga mau liat muka lo lagi"

Mendengar itu langkah William sontak terhenti, ia kemudian hanya bisa melihat punggung gadisnya perlahan menjauh hingga benar-benar hilang lepas dari pandangannya.

Memang benar niat awalnya mendekati Asyila adalah agar gadis itu luluh terlebih dahulu sebelum kemudian William akan menceritakan semuanya secara baik-baik. Karena William benar-benar merasa bersalah telah memutuskan kontak dengan teman masa kecilnya itu secara tiba-tiba semenjak orang tua mereka bertengkar.

Tapi ini semua bukan murni salah William kan? karena orang tua nya lah yang melarangnya berhubungan lagi dengan apapun yang memiliki kaitan dengan keluarga pak Wira. Saat itu ayahnya sangatlah dipenuhi amarah hingga memutuskan sesuatu tanpa dipikirkan dengan baik terlebih dahulu.

Walaupun niat awalnya memang begitu, tapi semuanya perlahan berubah seiring berjalannya waktu. Hari-hari yang William lewati ditemani interaksinya dengan Asyila membuatnya merasakan sesuatu yang cukup aneh.

Ia merasa alasannya mendekati Asyila bukan hanya karena rasa bersalah untuk masa lalu, tetapi hatinya juga mendukung pendekatan yang ia lakukan ini.

Sampai akhirnya William sadar bahwa berada di sekitar Asyila membuatnya nyaman, ia sepertinya jatuh cinta dengan gadis itu. William jatuh cinta dengan senyuman Asyila, sifat-sifat Asyila, bahkan apapun yang dilakukan oleh Asyila. Laki-laki ini benar-benar jatuh cinta.

Namun sekarang gadisnya itu bahkan enggan melihat wajahnya. William pikir itu wajar, karena yang ia sudah melukai hati sang gadis dengan kepalsuannya selama ini.

Andai William mempunyai keberanian yang cukup, pasti ia akan mengaku bahwa ia telah sepenuhnya menjatuhkan hatinya pada gadis yang merupakan teman masa kecilnya itu.

Tetapi keberanian yang ia miliki kian menciut setelah kejadian ini menimpanya, ia merasa bahwa dirinya ini benar-benar pengecut yang sedang berusaha memperbaiki masa lalu yang sudah berlalu itu.

Masih pantaskah ia kembali memperbaiki semua ini? Masih layak kah ia untuk kembali memperjuangkan Asyila? William pun tak tau. Laki-laki ini akan terus memanggil dirinya sendiri sebagai pengecut.

Sebelum Asyila meninggalkannya tadi, William sempat melihat gadis itu menangis, tangisan yang sama seperti saat sebelas tahun yang lalu.

...

woy stop nyider gak😔🫵
⭐~!! vote voteeee

Seasons - Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang