18 - bad

82 16 1
                                    

Laki-laki dengan tinggi 181cm ini nampak sibuk kesana kemari mengepel lantai kamar mandi laki-laki di sekolah. Peluhnya cukup deras mengalir membuat rambutnya sedikit bergumpal basah. Ia terus menuangkan cairan wangi berwarna biru itu ke lantai kemudian mengepelnya dengan sungguh-sungguh.

Sesekali lengannya terangkat untuk menyeka keringat yang hampir menetes.

Seseorang menepuk pundaknya menggunakan sebotol air minum dingin.

"Anaknya bengong di balkon noh" Dia adalah Daniel.

"Siapa?"

Daniel tak menjawab, ia menunjuk ke atas balkon menggunakan dagunya.

"Lo emang best sih, bantuin dong biar cepet selesai"

"Okee" Laki-laki dengan alis kanan yang terbelah itu mengambil alih tongkat pel yang William pegang, tapi sesaat kemudian melemparkannya kembali pada sang pemilik awal, "Mules gue, sorry" Ia langsung berlari menghilang.

"Anak anjing"

Memang apa yang bisa William harapkan dari seorang Daniel? piket saja malas, apalagi membantu temannya yang sedang terkena hukuman seperti ini. William pun menyelesaikan sebagian lamtai yang belum tersetuh pel itu dengan cepat dan langsung membereskan alat-alatnya.

Ia ingin segera menaiki tangga dan menemui sang gadis kesayangan.

"Hai" Ucapnya lalu duduk di sebelah Asyila tanpa permisi, sang gadis tak menjawab.

"Kok belum pulang??

"Mager"

"Mau gue gendong?"

Seperti biasa, Asyila membalasnya dengan tatapan tajam.

"Santai-santai, jadi gimana? udah maafin gue kan?"

"Nggak"

"Ga adil, tadi katanya kalau gue berhasil buka pintunya lo maafin"

"Tapi cara lo kriminal William."

"Jadi kriminal pun bakal gue lakuin asal lo maafin"

"Cringe"

"Sakit hati banget gue"

Asyila membuang muka malas seraya mendengus.

"Kan tadi udah janji Syil"

"Kalau cara lo ga ngaco"

"Ngga kok, aman-aman aja buktinya"

"Lo dihukum"

"Engg-"

"Gue ga suka dibohongin"

"Hehe, ngepel doang"

"Yang siang tadi berdiri di depan tiang siapa?"

"Doppelganger"

"Tai"

note: doppelganger adalah kemiripan seseorang yang masih hidup dengan orang lain yang tidak berkerabat atau tidak memiliki hubungan biologis.

"Hahahaha inisiatif itu, jiwa nasionalisme gue kan tinggi"

Lagi-lagi tak menjawab, Asyila mengangkat dirinya kemudian pergi dari sana. Tentunya diikuti oleh William.

"Udah dimaafin ya?" Gadisnya masih setia bungkam, "Ya ya ya??"

"Berisik"

"Lo udah lama banget ga pulang sama gue Syil, sekarang ayo??"

Seasons - Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang