8 - jadian

106 17 0
                                    

Susah payah Asyila dan yang lain menyembunyikan semua paper bag berisi hadiah yang Daniel siapkan untuk Herina. Sempat-sempatnya mereka titipkan di kelas lain, karena tak muat jika disembunyikan dalam loker mereka. Mempertahankan semua yang disiapkan agar tidak dicurigai oleh Herina sampai sepulang sekolah nanti

Sore itu matahari masih tampak jelas bersinar, seolah mendukung penuh rencana Daniel dan teman-temannya.

Mereka tidak mengabaikan Herina atau memusuhi Herina layaknya orang-orang yang akan memberikan prank. Mereka hanya menjalani semua seperti hari-hari biasanya karena terlalu mendadak untuk menyiapkan scenario seperti itu.

Bell berbunyi, Daniel tengah menyiapkan diri dan mentalnya untuk berbicara kepada Herina. Berusaha mengingat-ingat kalimat demi kalimat yang telah ia rangkai untuk meminta Herina menjadi pacarnya hari ini. Ia meminta Herina untuk tidak pulang terlebih dahulu, menyebutkan alasan se masuk akal mungkin agar si perempuan menyetujui permintaannya.

Hingga kelas sepi dan tinggal lah mereka berdua..

"Soal nomer berapa?"

"Yang ini"

Daniel menyodorkan buku yang masih tertutup kepada Herina.

"Kok kosong sih? yang mana??"

Ia terus membalik halaman per halaman buku yang diberikan oleh Daniel tetapi hanya menemukan kertas-kertas kosong tanpa sedikitpun tulisan.

"Coba balik lagi, sampai agak belakang."

Pada dua halaman terakhir, ia baru menemukan sebuah tulisan tangan. Herina mulai membacanya perlahan, tulisan itu memiliki judul "Don't you think we're more than just friends?"

Sempat menoleh ke arah Daniel sebentar namun Herina hanya lanjut membacanya.

"Don't you think we're more than just friends?

Herina, don't you think this is so painful? suddenly being avoided by someone who always been around you, like what you're doing to me now.

i feel lost cz something i never expected to need is no longer there to accompany me as it used to.

and it's you, Herina Prameswari."

(trans)

lo kepikiran ngga kalau kita ini lebih dari temen?

Herina, sakit banget kalau lo tau, tiba-tiba dijauhi sama orang yang selalu ada disekitar lo, kayak yang lo lakuin ke gue sekarang.

gue bener-bener hilang arah karena sesuatu yang ga disangka-sangka gue butuh sekarang ngga lagi ada buat nemenin gue.

dan itu lo, Herina Prameswari.

Tulisan tangan Daniel yang tak begitu rapi itu ia hiraukan, tak bisa berbohong hatinya sekarang terasa begitu hangat. Tidak memiliki sedikitpun petunjuk akan apa yang akan Daniel lakukan selanjutnya, Herina tengah dipenuhi rasa haru karena surat kecil yang baru saja ia baca.

"Gue udah ga tahan lagi sama lo yang diemin gue Rin" Suara Daniel membuatnya menoleh, "Jadi pacar gue, ya?"

Herina benar-benar terkejut, tak terlintas sedikitpun di pikirannya bahwa Daniel akan menyatakan perasaannya, ia kira Daniel menulis surat ini untuk sekedar meminta maaf.

"Herina Prameswari, jadi pacar gue ya?" Daniel mengulang kalimatnya seraya meraih tangan Herina.

Bibirnya terasa keluh, tetapi dengan segenap hati ia mengangguk.

"Beneran? lo mau???"

"I-iya, Daniel"

Entah bentuk reflek atau memang modus semata, tak berpikir panjang Daniel langsung memeluk erat tubuh Herina.

"WOHOOOOOO"

"CONGRATS YA KALIAN BERDUA"

"PJ NYA PONAKAN YA"

"LAMBEMU"

Untuk kedua kalinya Herina terkejut, kali ini kejutan dari teman-temannya yang tiba-tiba saja masuk ke kelas membawa banyak sekali paper bag yang semuanya diserahkan padanya

"Apa ini??"

"Semuanya dari Daniel Rin, congratss" Ucap Asyila kemudian memeluk erat sahabatnya itu.

Ketika dilepas pelukan tersebut, Asyila melihat air mata mulai menetes di pipi Herina.

"Lohhh ngapain nangis???"

"G-gue k-kira Daniel.. sukanya.. sama loooo" Ujar Herina terbata-bata berusaha menyeka air matanya.

"Mana ada Herinnnnn, kok bisa sih ngira kayak gitu" Asyila kembali memeluk Herina lebih erat dari sebelumnya, "Tapi udah, hilangin pikiran itu mulai dari sekarang. Karena sumpah Rin, gue juga baru tau ternyata Daniel sebucin itu sama lo."

"Bener, pusing gue denger bacotan dia akhir-akhir ini karena lagi uring-uringan sama lo" Sahut Mario.

Herina tersenyum lebar mendengar penuturan teman-temannya soal Daniel, ia masih tak menyangka ternyata Daniel juga menyukainya.

"Tapi ada bagusnya juga loh Rin lo gituin Daniel, kalau ga kaya gini, kemungkinan dia ga bakal ngelangkah lebih maju buat lo, ye gak Dan?" Dana menyenggol bahu Daniel.

"Aaaaaa gue kapan yaaaaaa" Rengen Mayah sambil menggoyang-goyangkan lengan Kim, sementara Kim hanya bisa menepuk-nepuk pundak temannya itu pelan. "Sabar, si Mario-Mario itu emang cemen orangnya"

"Kok Mario"

"Kok gue"

Mario dan Mayah memekik bersamaan, berusana menyangkal ucapan Kim.

"Alahhh awas kalau tiba-tiba kalian jadian juga ya"

"Gak mungkin!" Tolak Marik dan Mayah bersamaan lagi.

"Tanda-tanda nya udah ga lama lagi ini mah"

"Kalian juga rata-rata masih jomblo, ngejekin orang mulu."

"Syila-Syila, gimana Syil? udah nemu calon?"

"Nah loh kok tiba-tiba jadi gue?"

"Pilih adek kelas yang pernah confess kemarin atau stalker yang suka ngasih yogurt itu??"

"Gak dua-duanya. Males banget"

"Atauuu.. orang yang lagi ngintipin kita itu."

Ucapan dana sontak membuat mereka semua menoleh ke arah pintu, di sana terlihat setengah kepala William sedang mengintip.

"Sini Will, nyariin siapa??"

William yang merasa dirinya telah kepergok, akhirnya ikut masuk ke kelas sambil tersenyum canggung.

"Hehe, sorry banget ya ganggu kalian. Gue cuma mau balikin bukunya Asyila." Katanya sambil menunjukkan buku berwarna biru pastel milik Asyila.

"Oh, sini Will"

"Makasih ya Syil" Asyila mengangguk.

"Yaaa teman-teman, sekarang sudah waktunya kita pulang ke rumah masing-masing. Kasih waktu buat pengantin baru ini berbulan madu. Gue balik dulu ya guys" Ujar Dana membubarkan acara mereka sore ini.

Akhirnya mereka semua pergi meninggalkan sekolah dan pulang.

"Syil bareng gue ya?"

"Iya, naik bus kan?"

"Engga, hari ini gue bawa motor"

"Loh udah dibolehin??"

"Udah, hehe. Bareng gue yaa??"

Untuk sekedar mengiyakan ajakan William, Asyila perlu berpikir dua kali. Pasalnya Rumah William lebih dekat darinya, otomatis jika menghantar Asyila terlebih dahula, William harus bolak balik di jalan yang sama.

"Ngga kejauhan Will?"

"Ngga sama sekali, mau ya?"

"Emm, boleh deh"

...

klik ⭐ untuk next part ~

Seasons - Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang