24 - sweetness

80 15 2
                                    

Duduk di depan cermin dengan anggun, kini Asyila tengah merias wajahnya yang hanya perlu sedikit polesan agar tidak pucat. Ia pun dengan telaten menata rambut panjangnya agar rapih, tak di kuncir, hanya dihias dengan pita yang cukup panjang dibagian belakangnya.

Ia bersiap sedemikian rupa dalam rangka memenuhi ajakan Bunda untuk mengikuti acara makan malam yang diadakan rekan kerjanya di sebuah restoran yang cukup fancy, oleh karena itu ia juga menyesuaikan penampilannya.

Begitu pula Higas, Bunda sudah menyiapkan kemeja dan jas yang harus ia pakai untuk datang ke acara itu.

Mobil mereka berhenti tepat di sebuah restoran classic bernuansa coklat karena ornamen-ornamennya yang terbuat dari kayu berkualitas, terlihat classy dan tidak murahan.

Ayah memimpin jalan mereka menuju sebuah meja yang sudah di reservasi sebelumnya.

Alangkah terkejutnya Asyila ketika melihat siapa yang terlebih dahulu duduk di sana, dia William.. bersama ke-dua orang tuanya.

Asyila menatap William dengan tatapan yang seolah meminta penjelasan, sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum simpul menanggapinya.

Sesaat setelah itu atensinya beralih pada ayah dan Pak Atma yang sedang berjabat tangan. Sulit menjelaskan keadaan Asyila sekarang, di satu sisi ia bingung dengan apa yang sedang terjadi, dan di sisi lain ia takut akan terjadi sesuatu yang buruk nantinya.

"Sudah lama tidak bertemu, pak Wira.." Ayah William memberikan pelukan khas orang laki-laki kepada ayah Asyila.

"Yaa, sepuluh tahun lebih lamanya"

Di sisi meja yang lain.. bundanya justru sudah menangis ketika berpelukan dengan bunda William. Mereka tampak benar-benar melepas rindu satu sama lain, bagai sahabat lama yang sudah tak lagi pernah bertemu.

Asyila meraih tangan Higas, ia ingin berpegangan. Adiknya itu dapat merasakan tangan kakaknya yang bergetar cukup kencang seperti orang yang sedang ketakutan. Ia menggenggam erat tangan Asyila untuk memenangkan perempuan itu.

"Sudah-sudah, silahkan duduk. Mari pesan makanan dulu" Titah Bunda William dengan suara yang begitu halus.

Nafsu makan seketika hilang rasanya, Asyila hanya memesan makanan ringan dan latte.

"Kenapa ngga makan??" Tanya William, sang perempuan hanya menggeleng.

Mereka makan dengan tenang dan tak banyak berbincang, hanya percakapan-percakapan kecil menemani makan malam kali ini.

Selepas semua piring sudah bersih dan kosong, tiba-tiba pak Atma berdiri dan memposisikan tubuhnya menghadap kursi tempat keluarga Asyila duduk.

Beliau membungkukkan badan hormat. "Saya Atmaja, memohon maaf atas kesalah pahaman dan pencemaran nama baik yang telah saya lakukan kepada keluarga Pak Wira sebelas tahun silam." Disusul oleh William dan ibundanya yang ikut berdiri dan membungkukkan badan, "Untuk bentuk permintaan maaf, sya siap mengganti berapapun kerugian yang perusahaan anda alami selama kasus itu berlangsung hingga sekarang."

Bunda Asyila yang panik pun ikut berdiri, "Tidak perlu membungkuk seperti ini, Pak Atma dan bu Atma, tegakkan lagi badan kalian saya mohon.."

Berbeda dengan ayah, beliau menghampiri pak Atma kemudian menepuk bahunya dengan tegas, "Tidak perlu, permintaan maaf yang tulus seperti ini saja sudah cukup bagi saya Pak Atma"

Ayah William itu mendongakkan kepala perlahan kemudian kembali memeluk sahabat lamanya itu, "Saya sungguh malu dan menyesal.."

Sedangkan Asyila masih bingung mencerna kejadian yang baru saja terjadi di depan mata kepalanya ini.

"Ssstt, Asyila!" Panggil William dengan berbisik.

Asyika menoleh ke arah laki-laki itu, netra miliknya menangkap senyuman manis itu lagi. Tangan William tanpa ragu mengacungkan kedua ibu jarinya keatas, "Aman kan??"

Sorot matanya mulai agak buram karena tumpukkan air mata yang bersarang di kelopak mata itu, dengan kesadaran penuh ia melayangkan senyuman haru kepada laki-lakinya.

...

William mengajak gadisnya itu untuk menyisih sebentar ke area outdoor restoran.

"Gue tau, ini kan yang selama ini bikin lo ragu?"

Asyila menatapnya dengan sendu, "Kok bisa?"

"Gue kan pernah bilang, apa sih yang gue ga bisa?"

"Gue serius, William."

Sang pemilik nama terkekeh, "Kalau gue bilang gue bakal usahain apapun buat dapet hati lo, gue bener-bener bakal usahain apapun itu" Ia membuka ponselnya dan menujukkan beberapa dokumen simpanan yang telah berhasil ia dapatkan.

"Termasuk nyari semua bukti kalau perusahaan ayah lo itu ga salah, dan ini semua cuma fitnah." William berjalan mendekati gadisnya, kemudian menujuk ke arah meja tempat keluarga mereka duduk, "Juga bikin ayah gue sadar dan mau minta maaf sama ayah lo."

"Lo nekat banget" Gadis itu memukul dada William tanpa sedikit pun tenaga, justru kepalanya jatuh menunduk ke bawah karena tak kuat lagi menahan tangisnya.

"Heyy.. jangan nangis dong?" Tangan William bergerak menegakkan kembali kepala gadisnya dan mengusap air mata yang ia anggap sangat berharga itu.

"Kalau bukti-buktinya ngga valid bisa lo yang balik dimasukin penjara Will, se maksa itu??"

"Ngga masalah, gue selalu siap ngelakuin apa aja buat lo"

Asyila mendorong tubuh tinggi itu menjauh kemudian memalingkan wajah nya sejenak.

"Kenapa sih??" William mencoba membuat Asyila untuk kembali menatapnya.

"Bentar! gara-gara lo make up gue pasti berantakan kena air mata."

Lagi-lagi laki-laki itu terkekeh gemas, "Hahaha. Asyila Hera Fiony itu perempuan yang selalu cantik dalam keadaan apapun tau."

"Apaan sih!"

"Loh, gue ngga bohong. Tapi gue masih belum bisa bilang Asyila itu perempuan paling cantik di dunia, karena tahta perempuan paling cantik nomor satu masih dipegang sama bunda. Bukan nomor dua sih, Asyila juga nomor satu tapi setelah bunda. Jadi kalian sama-sama perempuan paling cantik nomor satu di dunia."

"Ngomongnya makin ngelantur"

"Yaudah sebelum gue makin mabuk sama kecantikan lo, gimana kalau gue confess lagi?" William menundukkan wajahnya sejajar sengan wajah gadisnya, "Asyila, may i be your lover?"

Gadis itu mengangguk tanpa basa-basi lagi.

...

⭐~!! jangan lupa vote nya brok
kayanya season tamat aku beneran mau publish book taesan lagi deh :>

Seasons - Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang