~ 1 ~

1.3K 73 8
                                    

Jam menunjukan pukul 2 dini hari.

Yiheon…tidak, tapi Kim Deuk Pal yang berada didalam raga Song Yiheon masih duduk termenung ditempat itu…tempat penyimpanan abu.

Sudah 2 jam berlalu sejak Song Yiheon yang asli memilih pergi dan meninggalkan raganya untuk dirinya tetap hidup.

Ya….pada akhirnya Kim Deuk Pal masih hidup didalam raga Song Yiheon sampai detik ini. 

Kim Deuk Pal masih terguncang dengan kejadian tadi, bagaimana Song Yiheon, anak 19 tahun itu memilih untuk pergi selamanya, mengatakan bahwa dia sudah cukup lelah untuk tetap hidup dan membiarkan raganya hidup dengan jiwa Kim Deuk Pal.

“Paman, tolong jaga ibu dan hiduplah bahagia sebagai Song Yiheon” 

Itu adalah kata-kata terakhir yang dia dengar dari mulut Yiheon sebelum anak itu benar-benar menghilang bersama sinar terang yang langsung menjadi gelap dan sepi.

Sejujurnya Deuk Pal tidak berfikir untuk tetap hidup sebagai Yiheon, sejak jiwa Yiheon datang seminggu yang lalu, dia sudah sangat siap untuk mati kedua kalinya, setidaknya kali ini dia sudah siap meninggalkan semuanya. 

Kenyataan bahwa Yiheon menyerahkan raganya sendiri membuat Deuk Pal merasa bersalah.

Hahhh….dia menghela nafas dalam, laku menutup matanya.

Getaran disaku membuat Deuk Pal … Yiheon segera mengambil handpone disaku celana.

Tertera nama Bibi Lee dilayar handphone canggih itu, dengan segera Yiheon menerima panggilan.

“ehem...Ya….ada apa Bibi?” Tanya Yiheon cepat

“Kau berada dimana nak? Ibumu mencarimu karena kau tidak ada dikamar, dia sekarang masih terjaga diruang tamu menunggumu pulang” ucap Bibi Lee dengan nada khawatir disebrang telfon.

Yiheon meneguk ludah, dia lupa mengabari rumah bahwa ia pulang terlambat. Memang, sejak ibunya sembuh, hubungan yang dibangun Deuk Pal, antara Yiheon dan ibunya menjadi sangat dekat. Dia jadi lebih sering berkomunikasi dengan sang ibu, mereka jadi lebih sering makan bersama, dan Ibunya sering kali menunggunya pulang dimalam hari.

“Katakan pada ibu, aku akan segera pulang” kata Yiheon akhirnya.

“Ini sudah terlalu terlambat, tidak ada lagi bus kota, apa Pak Kim perlu menjemputmu?” 

Yah, ini sudah jam 2 pagi, tidak ada bus kota yang beroperasi. Yiheon terdiam berfikir sebentar, jika dia tetap ingin naik bus, dia harus menunggu jam 6 nanti, tapi jika dia meminta untuk dijemput Pak Kim, memangnya supirnya itu belum tidur? Dia tidak enak mengganggu istirahat orang lain.

“Pak Kim masih terjaga diluar, nyonya memintanya untuk berjaga jika sewaktu-waktu kau minta dijemput” Bibi Lee seolah tahu apa yang dipikirkan Yiheon.

Sudah setengah tahun lebih sejak Yiheon berubah menjadi anak yang lebih terbuka, Bibi Lee jadi sangat mengenalnya.

“Mmm…kalau begitu tolong Bibi katakan pada Pak Kim untuk menjemputku, aku akan mengirim lokasi ku ke Pak Kim” kata Yiheon akhirnya yang diiyakan Bibi Lee.

Hampir 20 menit menunggu, mobil hitam yang dikendarai Pak Kim berhenti tepat didepan Yiheon yang sudah berdiri didepan rumah abu.

"Maaf merepotkan Pak Kim dijam istirahat" ucap Yiheon saat masuk kedalam mobil.

"Tidak apa-apa tuan muda" balas Pak Kim dengan senyumnya seperti biasa.
Pria yang telah menjadi supir keluarga Yiheon sejak 3 tahun yang lalu itu segera mengendarai mobil tersebut, menuju kediaman Yiheon.

“Heon ah kau sudah pulang? Kau darimana saja? Ibu mengkhawatirkanmu” ibu Yiheon langsung menghampiri sang putra saat dia baru saja masuk kedalam rumah.

After All ( High School Return Of A Gangster ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang