━TWELVE

216 34 4
                                    

chapter twelve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter twelve. slytherin material indded
( telmarine's tent and aslan how, narnia )

cruel summer - taylor swift

Fajar telah naik menyinsing bertanda hari yang baru bagi mereka, kini mereka semua berkumpul untuk membicarakan kelanjutan rencana mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fajar telah naik menyinsing bertanda hari yang baru bagi mereka, kini mereka semua berkumpul untuk membicarakan kelanjutan rencana mereka.

"Dimana Candice? Aku tidak melihatnya daritadi?" Tanya Lucy yang belum melihat sahabatnya sama sekali

"Oh! Dia punya jiwa yang semangat! Pagi-pagi buta dia sudah pergi untuk berlatih pedang aku lihat." Ucap Reepicheep dengan semangat paginya

"Aku akan susul dia, aku takut para Telmarine akan menculiknya lagi." Ucap Lucy langsung berlari keluar menuju arena orang Narnia biasanya berlatih

The Golden Trio, The Pevensie, Caspian dan Trumpkin langsung menyusul Lucy yang sudah berlari didepan mereka menuju arena latihan.

Mereka melihat Candice yang mentransfigurasikan beberapa benda menjadi prajurit berbaju zirah yang digerakkan oleh mantra sihir. Candice mulai melatih skill berpedangnya dengan prajurit-prajurit itu.

"Biarkan saja dia berlatih, setidaknya dengan itu dia akan melupakan sedikit demi sedikit kenangan buruknya." Ucap Hermione

Edmund, seekor banteng dan Candice berjalan menuju kawasan Telmarine tentunya dengan paksaan Candice agar dia boleh ikut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edmund, seekor banteng dan Candice berjalan menuju kawasan Telmarine tentunya dengan paksaan Candice agar dia boleh ikut.

'Sedikit kejutan bahwa aku berhasil kabur.' katanya tadi.

"Aku, Peter, anugerah dari Aslan, dari pemilihan dan penaklukan, Raja Agung Narnia, Raja dari Cair Paravel dan Kaisar dari Pulau Lone untuk mencegah banyaknya pertumpahan darah dengan ini menantang Miraz untuk melakukan pertempuran tunggal. Pertarungan hingga mati, hadiahnya adalah penyerahan diri."

Edmund membacakan surat dari pihak Narnia Raja Peter sedangkan Candice berdiri disebelahnya. Edmund kembali menggulung suratnya.

Jangan tanyakan bagaimana Miraz dan para pimpinan wilayah Telmarine yang terkejut melihat Candice yang berdiri disamping Edmund walaupun dengan beberapa luka yang akan sembuh di wajahnya.

"Katakan, Pangeran Edmund..."

"Raja."

"Maaf?" Tanya Raja Miraz yang duduk di tengah-tengah dengan beberapa pimpinan wilayah disamping kanan dan kirinya.

"Raja Edmund," sebenarnya hanya "Raja" Peter Raja Agungnya." Ucap Edmund, "Aku tau ini membingungkan."

"Kenapa kami harus menerima usulan itu bila pasukan kami bisa menyapu kalian sebelum malam?" Tanya Miraz dengan nada yang sombong

"Apa kalian meremehkan jumlah kami? Maksudku, baru seminggu yang lalu orang Narnia punah." Ucap Edmund

"Dan akan terjadi lagi."

"Kalau begitu kalian pasti sedikit takut."

Perkataan Edmund langsung disambut tawa meremehkan oleh Miraz

"Ini bukan soal keberanian." Ucap Miraz

"Jadi kau dengan berani menolak untuk melawan orang yang lebih muda darimu?" Tanya Edmund dengan nada licik, meremehkan bahkan sidikit negosiasi di suaranya

Tentu saja itu melukai ego Miraz, "Aku tidak bilang aku menolak."

"Kami akan mendukungmu, Yang Mulia." Ucap salah satu pimpinan wilayah Telmarine, "Apapun keputusan mu."

"Tuan, keunggulan prajurit kita punya alasan bagus untuk menghindari..."

"Aku tidak menghindari apapun!" Ucap Miraz marah sampai berdiri dari kursinya

"Aku hanya mengatakan bahwa tuanku punya hak untuk menolak."

"Yang Mulia tidak akan menolak, dia pasti akan senang memperlihatkan keberanian raja baru kepada rakyatnya." Ucap salah satu bawahan Narnia

"Sebaiknya kau berharap pedang kakakmu lebih tajam dari bulu penanya." Ucap Miraz pada Edmund

Sedangkan Edmund hanya tersenyum kemenangan, Miraz bukan bertarung dengan pria yang setengah lebih muda dari umurnya tetapi pria yang sudah hidup lebih dari ratusan tahun dan yang sudah mengalahkan berbagai kerajaan.

Edmund dan Candice berjalan kembali ke benteng mereka sedangan banteng yang menemani mereka tadi berjalan di depan.

"Sangat Slytherin," Ucap Candice

"Maksudmu?"

"Cara mu tadi, sangat Slytherin ku akui." Ucap Candice

Edmund tertawa pelan, "Aku sudah biasa bernegosiasi dengan raja-raja dulu."

"Baiklah, baiklah, kakek raja."

"Hei!"

Keheningan melanda mereka sebelum akhirnya edmund kembali membuka suara, "Bagaimana dengan lukamu? sudah membaik?"

Candice mengangguk pelan, "Sudah lebih baik hanya tersisa bekas-bekas nya saja."

Edmund menggenggam tangan Candice lalu menggeser sedikit lengan gaunnya, dia mendekat kan tangan itu ke bibirnya lalu mengecup pelan luka itu berada.

"Sekarang akan lebih cepat sembuh," Ucap Edmund lalu beralih mengecup bibir merah Candice dengan pelan dan cepat, "Pertanyaan mu kemarin, jawabannya iya. Aku menyukai mu." Ucapnya lalu berjalan masuk kedalam benteng.

'Apa itu tadi? Sudah gila kah dia?' Pikir Candice bingung lalu ikut masuk kedalam benteng.

𝐄𝐍𝐃 𝐆𝐀𝐌𝐄 | 𝐇𝐀𝐑𝐑𝐘 𝐏𝐎𝐓𝐓𝐄𝐑 𝐗 𝐍𝐀𝐑𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang