━SEVENTEEN

426 49 9
                                    

chapter seventeen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter seventeen. they exist now only in each other memories.
( potter's manor, 2020 )

love wins all - iu

love wins all - iu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24 DESEMBER 2020

Sudah 27 tahun berlalu sejak kembalinya Candice dan The Golden Trio dari petualangan mereka di Narnia, dan juga sudah berakhir Perang Dunia Sihir II yang dimenangkan oleh Harry Potter.

Kini dunia sihir sudah mencapai kehidupan yang damai meski banyak diantara dari mereka yang gugur seperti Fred Weasley, Sirius Black, Tonks dan Remus Lupin bahkan teman seasrama mereka Lavender Brown.

Candice Swan atau yang bisa disebut Candice Potter. Ya, Harry akhirnya mengikuti saran dan nasehat yang diberikan Aslan sebelum mereka kembali dari Narnia.

Sekarang keluarga Potter menghabiskan malam natal mereka berkumpul diruang keluarga di depan perapian dengan cookies dan susu coklat.

"Mum, ceritakan lagi dong tentang Narnia!" Seru satu-satunya putri keluarga Potter yang mendudukan dirinya diatas pangkuan ibunya.

Liliana Lucy Potter, satu-satunya putri keluarga Potter. Gadis dengan rambut coklat percampuran milik Candice dan Harry, juga mata hijau dari Harry. Gadis kecil kesayangan Harry yang pemalu tetapi sangat cerewet.

"Kau tidak bosan apa mendengar itu terus, Lils?" Sahut putra sulung keluarga Potter, "—atau mungkin kau ingin pamer karna nama mu dan ed sama dengan mereka, kan!"

James Sirius Potter, putra sulung dari keluarga Potter. Laki-laki yang diberi nama dari kedua ayah bagi Harry Potter, laki-laki yang memiliki rambut seperti sarang burung sama seperti ayahnya. Sifatnya sangat mencerminkan pemilik dari kedua namanya, benar-benar perpaduan sempurna James dan Sirus yang sangat gigih dan sangat nakal, hal ini yang membuatnya menjadi bocah kesukaan George Weasley

"Kau cemburu? Oh, harus itu." Sahut putra kedua keluarga Potter dengan nada mengejek, "Kayaknya kau anak pungut makanya tidak diberi nama seperti kami."

Edmund Trum Potter, putra kedua dari keluarga Potter. Laki-laki yang menurunkan warna rambut Candice yang sehitam ebony, mata coklat muda dan juga berkulit pucat, perawakan nya benar-benar membuat Harry dan Candice teringat dengan Edmund Pevensie, benar-benar persis. Sifatnya yang agak nakal, sedikit cerewet dan sangat sarkastik.

"Apasih kau, tidak ada yang ajak omong juga!" James berdecak kesal menatap adiknya itu.

"Sudahlah, tidak ada yang anak pungut dari kalian semua," Lerai Harry Potter, "—Lagipula kalian ini sangat mewarisi kegantengan ku loh, masa tidak sadar."

James dan Edmund langsung menampilkan wajah ingin muntah mendengar penuturan ayahnya sedangkan Lily dan Candice tertawa pelan.

"Jika ingin mum ceritakan, kemari mendekat."

Walaupun sudah mendengar cerita tentang Narnia ratusan bahkan ribuan kali, James dan Edmund tetap ingin mendengarkannya. Terbukti mereka berdua yang mendekat dan duduk di dekat kaki ibu mereka.

"—Dan aku bertemu dengan salah satu raja," Ucap Candice

"Pasti raja Edmund, bagaima dia mum?" Tanya Lily dengan penasaran dan tatapan kagum

"—Well, dia sangat cerewet, sangat sarkastik." Ucap pria menatap anak-anak yang dia temui di penampungan, dia Edmund Pevensie

Candice dan keluarganya yang berada di Potter's Manor sedangkan Edmund Pevensie yang bercerita di dekat penampungan anak.

Tetapi walaupun begitu mereka menceritakan hal yang sama, hal yang sangat berarti.

Their Magical Story in Narnia

"Dia benar-benar sangat cerewet," Ucap Edmund, "Bahkan sangat mementingkan status darah murninya."

"—Karna itu dia selalu memanggil ku Yang Mulia darah murni Candice Swan." Ucap Candice tersenyum lembut mengingat kenangan nya

"Dan dia memanggil ku Kakek Raja," Kata Edmund mengelus salah satu rambut anak itu.

"—tapi walaupun begitu dia sangat baik dan pemberani." Ucap Candice sambil memperbaiki scarf milik Lily.

"Dia bahkan berani kabur ditengah gelap hutan," Kata Edmund, "Yah walaupun aku yakin dia akan merutuki Peter di sepanjang malamnya."

"—Diantara dari semua orang yang dapat diselamatkan.." Ucap Candice, "..Dia menyelamatkan ku dari kegelapan."

"Dia sudah seperti cahaya yang menerangi malam," Ucap Edmund menatap bulan yang sudah tinggi diatas kepala.

"—Dan sekarang kalian tau seseorang dengan nama Edmund Pevensie.." Kata Candice

"Gadis cerewet Candice Swan," Ucap Edmund kembali menatap anak-anak itu

"—Aku bahkan tidak punya foto miliknya," Ucap Candice berusaha tidak terdengar lirih

"Dia hanya tinggal di dalam memori ku sekarang," Ucap Edmund tersenyum lembut

"—Tapi aku tidak khawatir,"

Kata-kata yang sama mereka ucapan, menatap kearah bulan yang mereka pandang dari langit dan tempat yang berbeda.

"Sekarang, waktunya tidur!" Ucap Candice menatap ketika anaknya yang dibalas rengekan tidak setuju dari Lily

"Tapi, tapi ini malam natal!" Seru Lily

"Karna itulah! Besok kita akan mengunjungi keluarga Weasley, kita akan merayakan natal dengan mereka." Ucap Candice menurunkan Lily dari pangkuannya

Ketiga anak itu mengangguk lalu mengecup pipi masing-masing dari ibu dan ayah mereka.

"Good night, mum."

"Good night, dad."

"Good night, kids!"

Lalu mereka bertiga kembali ke kamar mereka masing-masing, sekarang hanya tersisa Harry dan Candice diruang keluarga.

Harry berjalan mendekat dan berdiri di depan istrinya, "Kau masih merindukannya?" Tanya Harry dengan lembut

"Tidak," Ucap Candice, "Edmund dan yang lain seperti tetap berada didekat ku, jadi aku tidak merindukan mereka."

"Bagus, karna mungkin aku akan sedikit cemburu nanti." Ucap Harry meledek

"Seperti kau tidak pernah cemburu saja,"

"Jika itu berkaitan dengan istri ku yang cantik tentu saja aku akan cemburu." Ucap Harry menarik Candice untuk berdiri

"Whatever you say, Potterson."

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐄𝐍𝐃 𝐆𝐀𝐌𝐄 | 𝐇𝐀𝐑𝐑𝐘 𝐏𝐎𝐓𝐓𝐄𝐑 𝐗 𝐍𝐀𝐑𝐍𝐈𝐀 🎉
𝐄𝐍𝐃 𝐆𝐀𝐌𝐄 | 𝐇𝐀𝐑𝐑𝐘 𝐏𝐎𝐓𝐓𝐄𝐑 𝐗 𝐍𝐀𝐑𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang