part_20

1.9K 216 32
                                    

Selamat membaca. Maaf double up nya telat, karena ketiduran.

"Dedeeelll" Teriak chika dan shani barengan masuk kamar mandi.

"Papaaaaa bantuiinn" Teriak chika.

Aran yang di sebut nama nya langsung berlari masuk.

"Dedell sayang banguun" Kata chika memegang kening adel

"Asstgaaa dingin banget" Kata chika.

"Naikkan ke punggung papa" Kata aran.

Chika dan shani bahkan bi lyn ikut membantu menaikkan adel yang sudah pingsan ke punggung aran. Setelah nya aran langsung berjalan keluar menuju mobilnya.

"Deeek banguun, hiks hiks" Shani yang memang sudah nangis sejak tadi kembali sesegukan.

Setelah aran menidurkan adel, ia langsung masuk ke kursi kemudi, chika juga masuk dan duduk di samping aran, sedangkan shani duduk memangku kepala adel.

"Deek pliis banguun" Kata shani tidak tenang, ia berusaha menggosok2 kan tangan adel biar terasa hangat.

"Paaa cepet sedikit" Pinta shani

"Iya sayang iyaa," Jawab arab makin melaju mobil nya.

.
.
.

Dalam waktu 15 menit aran sudah menghentikan mobilnya di depan bangunan UGD. Ia segera keluar dan menggendong adel masuk ke dalam.

"Dokter tolong" Teriak aran. Perawat segera membawa brangkar rumah sakit keluar. Aran langsung menidurkan adel, lalu membantu perawat mendoromg brangkarnya menuju ruangan.

"Tunggu disini ya pak" Kata si perawat, aran langsung berhenti.

"Maaa hiks hiks hiks.." Shani kembali menangis sesegukan, chika langsung memeluk Putri nya

"Tenang sayang, semoga adel gk kenapa2, semoga cuma pingsan biasa" Kata chika menenangkan chika

"Deel sayang, plis jangan kenapa2, papa baru saja ingin membuka hati untuk kamu, papa mau nerima kamu, jadi yang kuat ya del" Batin aran, ia sangat hawatir sekarang, setelah kejadian kaki adel kemarin, entah kenapa aran mulai memantapkan diri untuk menerima adel dan secara terbuka akan bilang seperti itu ke adel dan yang lain.

"Paaa duduk dulu" Kata chika, tetapi aran tidak mendengarkan, ia terus saja mondar mandir depan pintu ruang UGD.

"Paa duduk dulu, ada yang mau mama ceritain" Kata chika. Mendegar itu, barulah aran mau duduk di kursi yang sudah tersedia.

"Paa tenang dulu" Kata chika. Ia terlebih dahulu melepas pelukan shani.

"Gimana bisa tenang ma, dokter yang meriksa adel belum keluar" Kata aran

"Iyaa paa, mama paham, dan wajar papa sehawatir ini, mama gk heran" Kata chika. Aran langsung fokus melihat ke arah chika

"Maksud mama apa.? Ada apa sebenarnya.?" Tanya aran

"Kenapa bilang begitu ma, mama gk heran, mksdnya apa.?" Tanya shani

"Maaf paa, mama nyembunyiin ini dari papa" Kata chika

"Ada apa, apa yang mama sembunyiin.?" Tanya aran sudah tidak sabar

"Jadii......." Chika menghentikan kalimat nya sejenak untuk mengambil nafas,

"Huuhh... Jadiii..." Kata chika

"Keluarga pasien?" Panggil dokter

"Kami pak" Kata aran langsung pergi ke dokter yang baru keluar dari ruang UGD

POSESIF SISTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang