Bab 40

6.9K 394 0
                                    

Keesokan harinya Irene menuju ruang kerja Duke lagi untuk memberikan jawaban dari surat lamaran dari Pangeran kedua. Sampai di ruang kerja Duke, ternyata sudah ada Eugene disana. Ia baru saja kembali dari hutan Silvius.

''Apa kakak sudah menemukan siapa yang sudah mengirim kan komplotan pembunuh itu?'' tanya Irene penasaran sembari berjalan mendekat kearah eugene.

''Sudah, ternyata yang menyerang Pangeran waktu itu adalah para pemberontak dari Kerajaan Tirion, Kerajaan yang sudah Pangeran kedua kalahkan. Mereka ingin balas dendam pada Pangeran karena sudah menghancurkan tanah air nya'' jelas Eugene

Irene terhenyak, ternyata mereka bukan pembunuh bayaran yang di kirim Putra Mahkota dan Permaisuri seperti yang Kyler duga.

''Apa mereka sudah di tangkap?'' tanya Irene

''Mereka semua sudah di tangkap. Setelah ini aku akan langsung pergi ke istana untuk memberikan laporan'' jelas Eugene.

Duke mengalihkan pandang pada Irene ''Bagaimana?, apa kau sudah berubah pikiran?'' tanya Duke pada Irene kemudian

Irene mengalihkan atensi nya pada Duke dengan tatapan meyakinkan ''Tidak, keputusan saya masih sama. Tolong kirim balasan surat itu sekarang juga'' pinta Irene.

''Surat? Surat apa yang kau maksud?'' tanya Eugene yang tidak mengerti dengan pembicaraan mereka berdua

''Pangeran kedua mengirim surat lamaran untuk nya kemarin. Dan dia menerima surat lamaran itu'' jelas Duke, menanggapi pertanyaan Eugene

''Apa?, kenapa kau mau menerima lamaran dari nya?'' mata Eugene membulat menatap Irene

''Sebenarnya ...'' sebelum Irene menyelesaikan kalimat nya Eugene terlebih dulu memotong nya

''Apa kau diancam oleh nya?, kalau kau di ancam katakan saja. Aku akan membereskan ini semua'' Eugene menatap Irene seolah meminta penjelasan

''Tidak, aku tidak diancam. Aku sendiri yang memutuskan nya kak''tegas Irene.

''Sudah cukup!. Aku akan mengirim surat balasan nya sekarang. Kalian boleh meninggalkan ruangan ku!'' perintah Duke.

''Tapi ayah. Kenapa anda menyetujui nya?'' Eugene menatap Duke bertanya tanya

''Irene sudah memutuskan nya sendiri. Jadi aku tidak bisa menolak pilihan nya'' ujar Duke tegas.

Akhirnya Irene dan Eugene keluar dari ruang kerja Duke. Sebelum Irene kembali ke kamar nya, Eugene terlebih dulu menahannya.

''Tunggu! Kenapa kau mau bertunangan dengan Pangeran?'' tanya Eugene penasaran.

Irene yang saat itu hendak kembali ke kamar nya menghentikan langkah kaki nya. Ia kemudian membalikkan badan kearah Eugene.

''Sebentar lagi Putra Mahkota melamar ku. Jadi sebelum itu terjadi aku membuat kesepakatan dengan Pangeran. Kami hanya akan bertunangan sementara waktu. Aku membutuhkan Pangeran untuk mencegah pertunangan itu dan Pangeran membutuhkan ku untuk mencegah pertunangan yang di rencanakan oleh Permaisuri'' jelas Irene.

''Tapi bukankah itu hanya rumor?'' Eugene memicingkan mata kearah Irene

''Tidak kak, itu bukan hanya rumor'' timpal Irene.

''Kalau kau mau, aku bisa memikirkan cara agar kau tidak bisa bertunangan dengan Putra Mahkota. Kau tidak perlu bertunangan dengan Pangeran'' tawar Eugene.

''Tidak perlu kak. Jangan menghawatirkan ku. Kalau begitu aku permisi dulu'' jelas Irene sembari meninggalkan Eugene.

Irene menolak tawaran Eugene karena ia tidak ingin melibatkan Eugene kedalam urusan nya. Ia merasa Eugene sudah cukup banyak membantunya selama ini. Saat ini Irene hanya ingin menyelesaikan urusannya sendiri.

***

Siang ini setelah ia menyelesaikan pekerjaan nya, Kyler pergi menuju istana utama untuk memenuhi panggilan Kaisar.

Sebelum masuk ke kamar Kaisar, Kyler berpapasan dengan Putra Mahkota yang saat itu baru saja keluar dari kamar Kaisar.

Alexei menatap nyalang kearah Kyler yang ada di depan nya ''Sebenarnya apa yang kau rencanakan? Kenapa kau merebut Irene dari ku?'' tanya nya emosi.

''Aku tidak merebut nya, aku hanya melamarnya lebih dulu dari mu kak'' Kyler tersenyum miring, seolah mengatakan kalau dirinya berhasil merebut sesuatu yang berharga dari Alexei.

Alexei menggertakkan gigi nya, geram. Ia kemudian menarik kerah baju Kyler sembari melotot kearahnya ''Kau pikir aku akan membiarkan mu merebutnya begitu saja?''.

''Pangeran, baginda sudah menunggu anda'' ujar ajudan Kaisar yang berdiri disamping pintu yang tidak jauh dari kedua orang itu.

Alexei melepaskan cengkraman tangan nya dan mendorong tubuh Kyler dengan kasar, ia kemudian pergi meninggalkan nya dengan langkah cepat.

Setelah Alexei pergi, Kyler memasuki kamar Kaisar. Seorang pria paruh baya bersurai pirang itu hanya bisa menghabiskan waktu nya lebih banyak di dalam kamar karena sakit.

Sebenarnya kaisar sudah mengidap penyakit nya satu tahun yang lalu. Namun beberapa minggu belakangan ini penyakitnya semakin parah sehingga ia tidak bisa meninggalkan kamar nya karena tubuhnya semakin lemah.

Kyler berjalan mendekat kearah ranjang kaisar dan berhenti tepat di sampingnya.

''Katanya kau melamar putri Duke Lancaster?'' tanya Kaisar pada Kyler.

''Benar ayahanda'' jawab Kyler singkat.

''Sebenarnya aku tidak peduli dengan itu. Aku tidak terlalu setuju kalau Putra Mahkota menikah dengan gadis itu. Tapi aku hari ini memanggilmu bukan untuk masalah itu. Bagaimana dengan pasokan makanan nya?, kenapa kau belum juga mengirimnya ke sini?'' tanya Kaisar sembari menatap nyalang kyler.

Kaisar memerintahkan Kyler untuk menjarah hasil pertanian dan pertambangan emas dari kerajaan Tirion, kerajaan yang sudah ia taklukkan sebelum nya karena sebentar lagi musim dingin tiba. Kekaisaran memerlukan pasokan makanan lebih banyak karena tahun ini banyak petani yang mengalami gagal panen.

''Saya belum bisa mengirim nya ke sini. Setelah perang, keadaan rakyat disana sangat memprihatinkan. Apalagi di sana muncul wabah penyakit baru baru ini. kalau kita mengambil persediaan makanan mereka, rakyat disana pasti banyak yang mati'' ungkap Kyler yang tidak ingin gegabah mengambil pasokan makanan dari negara yang sudah hancur itu.

''Kenapa kita harus peduli dengan mereka?, kirim saja itu kesini sebelum musim dingin tiba'' titah Kaisar tegas.

''Tapi baginda ...''

Duk

Sebelum kyler menyelesaikan kalimat nya, Kaisar terlebih dulu melempar gelas yang terbuat dari perak kearah kepala Kyler cukup keras hingga membuat keningnya sekarang mengeluarkan sedikit darah ''Beraninya kau menentang perintahku'' geram Kaisar

''Baiklah, saya akan segera mengurusnya'' setelah menerima perintah itu Kyler kemudian keluar dari kamar Kaisar dengan perasaan kecewa.

Surviving as the Abandoned Lady {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang