Pagi pun tiba, Lavanya akhirnya di bebaskan oleh ayah nya dari hukuman nya. Kini Lavanya sedang berada di meja makan bersama kedua orang tua nya. Suasana di sana pun hening, hanya dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.
Di tengah sarapannya, Lavanya memberanikan diri untuk membicarakan sesuatu "Mah pah, aku ijin ga berangkat sekolah yaa. badan aku sakit semua" ucap Lavanya.
"Lebay banget sihh, baru satu hari hukum tapi ngerasanya kaya di hukum 1 bulan aja" ketus Dewi.
"Tapi mah.." lirih Lavanya.
"Pokonya, kita berdua ga mau tau. Kamu, harus berangkat sekolah, dan perbaiki semuanya. Mengerti?" ucap Heri dengan penuh penekanan.
"Sekarang cepat kamu siap-siap. Ini udah telat" ucap Dewi.
"Baik mah.. pah.." ucap Lavanya, lalu dia pun menaiki tangga menuju kedalam kamar nya. Dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah.
Tanpa butuh waktu lama akhirnya Lavanya keluar dari kamar dengan menggunakan pakaian yang rapih tak lupa, dia menggunakan make-up yang sedikit tebal untuk menutupi bekas tampar yang di berikan oleh ayah nya.
Lavanya pun tiba, di depan kedua orang tuanya. Dia berniat untuk menyalimi kedua tangan mereka.Tetapi "Kita berdua sudah harus pergi kekantor" ucap Heri lalu begitu saja meninggalkan Lavanya yang masih mematung di ikuti dengan Dewi yang juga meninggalkan Lavanya.
'Sabar nya...Lo pasti kuat' batin Lavanya sambil menguatkan dirinya sendiri.
Lavanya kini mengambil motor nya dan meninggalkan halaman rumah untuk ke sekolah.
.
.
.
.
.Ketika Lavanya sampai di sekolah. Dia langsung menyusuri koridor dan menuju ke kelasnya.
Ketika dia memasuki kelas, dia sudah keberadaan kedua sahabatnya.
"Anyaa kamu kenapa ko kaya lesu gitu sih.. sini sini cerita" ucap Ashara.
"Itu juga Lo pake make up tebel banget, ga kaya biasanya. Ada yang Lo sembunyiin ya?" tuding Arabella.
"Satu satu dong kalo nanya tuh, gue bingung jawaban nya" ucap Lavanya.
"Yang pertama, gue lesu kaya gini gara gara maraton nonton Drakor terus pas di akhir sad ending. Jadi gue ngerasa gak ada semangat, padahal awal awalnya bucin banget." ucap Lavanya.
"Dan yang kedua, gue pake make up tebal soalnya buat nutupin muka gue yang kusut, gara gara semaleman nangisin Drakor. Kan malu, kalo yang lain ngeliat muka gue kaya gini, jadinya gue pake make up dehh" ucap Lavanya.
"Iya dehh iyaa percaya" ucap Ashara.
"Bener ya, gak boong. Nanti kalo ada apa apa Lo langsung cerita sama kita, biar kita bantu. Jangan mendem sendiri, oke?!"ucap Arabella yang di angguki oleh Ashara dan Lavanya.
"Yaudah aku masuk dulu ya ke kelas, bentar lagi bel masuk" ucap Ashara lalu langsung pamit meninggalkan kelas itu.
"Dahh.." ucap Arabella dan Lavanya.
Pelajaran pun berlangsung. Semua siswa-siswi mengikuti pelajaran dengan tertib.
Tak lama dari itu, bel istirahat berbunyi. Semua murid langsung berhamburan pergi ke kantin dan ada beberapa yang pergi ke perpustakaan dan ruang olahraga.
Ketika Lavanya dkk memasuki area kantin, tak sengaja Lavanya berpapasan dengan Arshaka. Dia berniat untuk menyapanya, namun Arshaka langsung saja melenggang pergi tanpa melirik sedikit pun kearahnya.
"Lo gak kaya biasanya, apa dia marah dan risi ke gue ya?" gumam Lavanya.
"Lo kenapa?" tanya Arabella. Dan hanya di jawab gelengan saja oleh Lavanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Ice Prince
Roman pour AdolescentsCerita ini menceritakan dua orang remaja yang memiliki sifat berkebalikan. Yang satu cerewet, ceroboh, bertingkah absurd dan sering bertindak seenaknya tanpa memikirkannya dua kali dan yang satunya pendiam, dingin, acuh dan tenang, sampai dia tidak...