11

506 47 22
                                        

Eh tadi ke unpub ya? Sorry sorry. Ulang lagi deh.

Happy reading

.

.

Sang ayah sedang terbaring lemah di sofa ruang utama dengan sang anak yang menatapi nya dalam sembari duduk di karpet bulu.

"Ayah lagi sakit?"

Mata sayu Asean terbuka dengan perlahan, lalu menoleh ke arah Indonesia yang terduduk di dekat nya. Anggukan menyahut ucapan si anak, bibir Asean terasa kelu untuk mengucapkan sepatah kata.

Pat pat pat!

"Cepat sembuh ya, ayah"

Tepukan dan elusan kecil Indonesia lakukan di bagian kening si ayah.

"Jangan dekat dekat, nanti kamu tertular demam dariku"

Hug!

"Nggak mau! Mau sama ayah terus!"

Indonesia segera memeluk Asean namun hanya bagian kepala nya saja yang terangkul. Tak mau membantah dengan perlakuan si anak Asean hanya bisa pasrah menerima nasib, ia terlalu malas untuk berbincang banyak hari ini.

Padahal cuma perkara masuk angin doang namun efek nya membuat sang ayah terasa ingin sakaratul maut.

"Tuan, anda bisa duduk dulu sebentar. Saya ingin mengecek suhu anda"

Seato turut nimbrung, padahal ini masih pagi untuk bertamu di rumah orang. Namun karena mendengar majikan nya ini sedang sakit ia langsung saja tancap gas menuju kediaman tuan nya.

Indonesia melepaskan pelukan membiarkan si ayah duduk dulu dengan raut serta tenaga lesu. Asean menatap datar ketika melihat nampan tersaji di atas meja yang berisikan obat obatan pahit. Nooo!! Ia lemah dengan obat pahit!!

Grep!

Plak!

"Apa yang kau lakukan?!"

Hari ini Asean agak sensi dan anti fisical touch, jadi di sentuh dikit sama orang lain dia bakal jadi julid atau gak paling cuek bebek.

Seato terkekeh pelan lalu mengelus tangan yang baru saja di geplak sekuat tenaga oleh majikan nya. Di paksa tersenyum ia pun berkata.
"Saya hanya ingin mengecek suhu kening anda saja, tuan"

"Ada tuh termometer kenapa harus dengan cara pegang pegang saya"

Seato menghela napas sabar, ia tidak mau memperpancing amarah si tuan rumah. Jadi di segerakan lah ia ambil termometer tersebut dan menyuruh Asean untuk memasukan nya kedalam mulut.

"Formulir anggota organisasi Asean sudah saya buat kan. Dengan hasil rapat kemarin yang memuaskan, sekarang Indonesia telah resmi dan sah menjadi bagian keluarga anda, di akui oleh seluruh penjuru negara serta organisasi lain"

Asean belum merespont, mata nya setia menelisik suhu termometer dengan mata menyipit tak dapat melihat jelas angka apa yang termometer itu tampilkan.

"Ini"
Menyerah ia serah kan saja termometer tersebut kepada Seato, untuk sekarang Asean tidak akan menggunakan kacamata dulu.

"Oke, kalau begitu mana formulir nya?" Tagih Asean.

"Formulir masih dalam proses pembuatan, namun Indonesia sudah sah di akui sebagai anak anda"

Pandangan Asean beralih ke anak yang sedang memainkan mainan balok pazel di meja, sebuah senyuman kecil mengembang. Tak menyangka anak yang baru ia asuh selama beberapa minggu kini telah resmi menjadi bagian dari anggota organinasasi serta anak nya.

Father (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang