2: Talk

289 36 6
                                    

Seperti biasa, suasana di kedai kopi langganannya selalu menjadi kesukaan Esha. Ia bahkan rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk merilekskan pikirannya disana. Tidak banyak hal yang harus dia lakukan disana, hanya dirinya dan creamy latte kesukaannya.

Sudah hampir dua jam Esha mengerjakan tugasnya disana sendirian. Bahkan Zey sedang tidak shift siang ini, ia masuk kelas sejak pagi tadi. Dan Galen pergi keluar kota untuk beberapa hari.

Suara dering teleponnya mengalihkan perhatian Esha. Ia tersenyum kecil melihat nama penelepon dari layar handphonennya.

"Halo, tante. Gimana, udah siap?" Tanya Esha lembut kepada penelepon diseberang.

"Udah, Ca. Kamu beneran gak sibuk kan? Maaf ya, tante udah ngerepotin kamu." Balas Tina merasa tidak enak.

"Gak masalah, tan. Aku lagi free kok. Yaudah, aku siap-siap kesana ya."

"Hati-hati ya, sayang. Jangan ngebut-ngebut, Eca."

"Iyaa tan, siap!"

Setelah sambungan terputus Esha langsung merapikan kembali barang-barangnya dan bersiap untuk pergi menjemput Tina dirumahnya. Hari ini jadwal Tina untuk kontrol ke rumah sakit, tadi pagi Bima sudah berpesan dan meminta tolong pada Esha untuk bisa menggantikannya hari ini menemani Tina check up, karena Bima sedang ada kelas dan juga harus menghadiri rapat pimpinan sampai sore hari.

Esha pun menaruh tip dibawah gelasnya sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan kedai kopi tersebut.

Esha memberhentikan mobilnya di pekarangan rumah keluarga Cahyadi. Bima hanya tinggal berdua dengan ibunya. Bima juga memiliki seorang kakak laki-laki yang entah dimana keberadaannya sekarang. Ayah mereka sudah lama meninggal sejak Bima menginjak usia 13 tahun.

Tina keluar saat mendengar suara mobil milik Esha. Gadis itu memamerkan senyum lebarnya dan melambaikan tangannya pada wanita cantik itu.

Tina juga sudah seperti ibunya sendiri. Mereka bertiga - Esha, Galen, dan Azeya - sudah berteman cukup lama dengan Bima.

"Sekali lagi maaf ya, sayang. Tante ngerepotin." Ujar Tina dengan wajah bersalahnya.

Esha tidak melunturkan senyumnya. "Gak papa tante, gak ngerepotin sama sekali kok. Aku senang bisa nemenin tante hari ini." Ungkapnya dengan tulus, Esha sungguh serius dengan ucapannya. "Yaudah yuk, kita berangkat."

Tina mengangguk kemudian mereka berdua pun pergi menuju ke rumah sakit.

Hampir setengah jam akhirnya mereka tiba dirumah sakit karena macet yang sempat menghambat perjalanan mereka. Suasana rumah sakit di ibukota selalu ramai setiap harinya, orang-orang sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing. Esha kini duduk disamping Tina menemani hingga Tina dipanggil masuk kedalam ruangan dokter.

"Aku keluar sebentar gak papa, tan? Aku nyari minum dulu, tante tunggu disini ya."

Tina tersenyum dan mengangguk. "Gak papa, sayang. Daripada kamu bosan nunggu disini."

Esha pun keluar untuk sekedar menghirup udara segar dan mencari pedagang kaki lima. Gadis itu duduk sebentar dibangku taman dan mengambil handphonenya yang bergetar didalam tas, satu pesan baru masuk dari Bima.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Break Up? || gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang