Esha tersenyum saat melihat Reva keluar dan berjalan menghampirinya.
"Haii.." Sapa Esha dengan senyuman manisnya. Reva berdiri disampingnya lalu menutup wajah Esha dengan kedua tangannya.
Esha tertawa karena itu. "Ngapain sih?"
"Senyum lo manis banget. Ini masih pagi, jangan bikin gue tantrum karna salting."
Esha hanya tertawa untuk merespon dan melepaskan tangan Reva dari wajahnya, lalu dia meraih helm yang lain. Esha merapikan rambut milik Reva terlebih dahulu sebelum memakaikan helm itu padanya dengan lembut, dia mengaitkan tali helm agar aman. Esha mencubit pelan pipi halus gadis itu sebelum menyuruhnya untuk naik keatas motor.
Namun sang empu hanya mampu berdiri sambil memperhatikan Esha dengan hati yang mencair. Reva tertegun dengan perlakuan manis yang baru saja dia dapatkan, ingin rasanya dia berguling ditengah jalan sekarang juga.
"Kenapa? Ayo naik, udah mau jam 7."
Reva hanya memejamkan mendengar pertanyaan polos gadis itu, entah Esha hanya berpura-pura karena ingin menggodanya atau apa. Kemudian Reva pun naik keatas motor.
Namun saat Reva sudah naik Esha belum menjalankan motornya.
"Gak mau peluk? Nanti jatoh."
Reva menggigit bibir dalamnya. "Saa, gue cubit ya."
Esha tergelak dan kemudian dia menyalakan mesin motornya, membawa keduanya pergi membelah jalanan ibukota.
Motor Esha berhenti beberapa menit kemudian, Reva turun dan membuka helmnya.
"Makasih."
Esha mengangguk kecil, "Kalo mau dijemput telfon gue aja."
Reva tersenyum dan mengangguk, ia pun berpamitan pada Esha. "Iyaa, yaudah gue masuk dulu."
Reva berbalik dan hendak berjalan namun dengan cepat sebuah tangan menahan tangannya, yang tidak lain adalah Esha pelakunya. "Apa?" Gadis itu mengernyit bingung.
"Sini deketan." Kata Esha.
Reva hanya menurut dan melangkah maju mendekat padanya. Esha lalu mengangkat kedua tangannya membawa kearah rambut Reva, mengambil kedua sisi untaian rambut milik Reva kemudian dibawah ke belakang menjadi satu, menguncirnya menggunakan karet gelang yang selalu Esha pakai ditangannya. Ia merapikan kembali anak-anak rambut yang masih berjatuhan kemudian mengangguk dan tersenyum merasa bangga melihat hasil kuncirannya dirambut Reva.
Reva? Dia membutuhkan seseorang untuk mendorongnya berguling di jalan raya.
"Gue ke kampus ya, lo yang semangat dan jangan lupa makan." Esha menjalankan kembali motornya setelah mengucapkan kalimat manisnya serta dibumbui senyuman mempesona.
"Gila gue lama-lama." Gumam Reva sambil memegang dadanya sendiri yang entah mengapa sejak tadi berdetak dengan kencang. Gadis itu kemudian berjalan masuk kedalam rumah sakit dan memulai aktivitasnya.
••••
"Halo teman-temanku yang cantik dan ganteng." Esha menyapa teman-temannya saat dia memasuki kedai kopi langganannya dan menghampiri meja mereka.
Joanna yang melihat senyum lebar sahabatnya itu mengernyit aneh. "Kenapa lo?"
"Apa? Ada yang salah?" Esha duduk disebelah Joanna kemudian menyesap red velvet milik temannya itu.
"Kayaknya happy banget. Udah diizinin balapan lagi sama bokap lo?"
Esha menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up? || gxg
Teen Fiction"So, we end up here?" "Terima kasih atas waktu kamu. Meski aku tahu waktu kita telah banyak terbuang sia-sia, tapi aku senang kita pernah punya waktu bersama yang indah. Dengan kamu aku bahagia." "Lantas kenapa kita harus berakhir?" "Aku gak akan...