Semua orang mulai bersorak-sorai memberikan dukungan pada tim mereka.
Tiga orang pemain sudah bersiap-siap dibelakang garis start. Salah satunya termasuk Galen dengan MV Agusta F4 RR miliknya. Para pemain menunggu aba-aba dari pemandu.
Setelah peluit dibunyikan motor-motor itu pun segera melaju dengan kecepatan tinggi. Asap yang mengepul juga ikut meninggalkan garis start bersama mereka. Semua orang bersorak menyemangati teman-teman mereka yang berada di sirkuit. Semua mata fokus kepada para pemain yang saling beradu kecepatan motor mereka, tidak tanggung-tanggung mereka mengeluarkan skill yang luar biasa, sangat profesional diatas aspal.
Suara deru motor bersahut-sahutan memenuhi sirkuit, melengkapi suasana pada malam itu.
Putaran pertama masih dipimpin oleh tim lain. Anggota Salora mempercayakan Galen yang sudah lihai jika diatas aspal, mereka mengakui kemampuan laki-laki itu memang sangat bagus. Beberapa kali Galen memenangkan banyak pertandingan dengan membawa nama Salora. Namun begitu, semua anggota membawa nama besar komunitas dengan sangat baik.
Babak pertama selesai dengan beberapa tim yang berhasil masuk ke babak selanjutnya, termasuk Salora.
Pergantian pemain, di babak selanjutnya Alan akan mengambil alih.
"Nih.." Esha datang menghampiri Galen dengan membawakan sebotol air minum.
Galen tersenyum, "perhatian banget sih, sayang." Laki-laki itu menerima pemberian dari Esha dan menandas habis minumannya.
"Itu ada racunnya." Celetuk Zey.
"Gak papa deh, racun cinta dari Eshayangg."
"Ngomong sekali lagi gua tempelin congor lu ke knalpotnya si Ecep." Seru Esha yang mulai kesal dengan kejahilan temannya itu.
Galen terbahak. "Kadang gue suka meragukan posisinya Ecep, setelah gue sadari sebenarnya kenapa kita mau ngerekrut jamet racing nganjuk itu?"
"Kenapa gue jadi dibawa-bawa sih, anjing? Lagian neng Topan gue cantik, lo semua gak punya motor kayak gitu kan?" Bangga Adrian alias Ecep yang tiba-tiba muncul dan ikut nimbrung karena mendengar motor kesayangannya menjadi topik pembicaraan mereka.
"Serah lu dah, Cep."
"Babak selanjutnya berapa menit lagi? Alan mana?" Bima datang menghampiri sekumpulan teman-temannya itu karena sejak tadi dia sibuk mengecek para anggota dan timnya. Bima memastikan bahwa semua sudah beres.
"Udah, Bim. Tadi dia udah ke belakang buat prepare." Jawab Galen.
Bima mengangguk. "Ca, belum mau balik kan?" Tanya nya pada Esha yang langsung dibalas gelengan oleh gadis itu. "Okey, nanti cari gue aja kalau udah mau balik." Ucapnya lagi sebelum Bima pamit pergi lagi.
"Laper dah, kalian gak laper apa?" Celetuk Abigail.
"Buset, lu barusan ngabisin pudding gue dibelakang ya babi." Balas Zey.
"Ohh? Itu pudding lo? Ya mana gue tau, kirain konsumsi dari event."
Zey melirik sinis pada Abigail yang dengan santai memasang wajah tanpa dosanya. Tapi kemudian si pelaku pencurian pudding itu menyengir.
"Yaudah gue gantiin, tapi temenin gue beli makanan dulu. Eh jagain sepupu gue sebentar." Tanpa menunggu persetujuan dari sang lawan bicara, Abigail menarik Azeya pergi kearah stand bazar yang ada disisi kiri tribun penonton.
"Emang gue apaan disuruh jagain?" Cibir Reva yang masih didengar oleh Esha karena mereka berdiri cukup bersebelahan dan membuat gadis itu terkikik.
"Gak heran sama kelakuan Abigail."
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up? || gxg
Teen Fiction"So, we end up here?" "Terima kasih atas waktu kamu. Meski aku tahu waktu kita telah banyak terbuang sia-sia, tapi aku senang kita pernah punya waktu bersama yang indah. Dengan kamu aku bahagia." "Lantas kenapa kita harus berakhir?" "Aku gak akan...