07 -- Pahit cok!

114 15 88
                                    

! Disclaimer!

• BoBoiBoy milik Monsta
• Kata-kata kasar dan tidak untuk ditiru!
• Out of character
• Terdapat original character
• Bukan ship!
• Hanya fanfiction, tidak ada sangkut paut dengan animasi aslinya!

- Duniaku -
-Chapter 07-

Enjoyy-!

.
.
.

.
.
.

[Halilintar POV]

Gue memasang earphone di kedua telinganya guna menghindari suara dari handphone Taufan yang terdengar sampai kamar gue.

Bocah biru itu dari kemarin malam ngurung diri di kamarnya sambil mutar lagu 'Serana' berkali-kali. Gue muak sendiri jadinya.

Padahal cuma gara-gara kemarin; waktu kami datengin Acara 50 Tahun Kedai Kokotaim, si Taufan jadi kecewa berat gegara si Kaira ternyata gak ngajak Azhel. Melainkan adiknya.

Mampus kata gue, sih. Udah dandan rapih-rapih, eh, si pujaan hati malah kagak datang. Ngenes banget, awokawokawok.

"Malangnya nasib burung puyuh itu...." gumam gue sambil menggulir layar ponsel untuk mencari lagu yang pas.

Nemu, lah, tuh, lagu 'A Little Light'. Lagu favorite gue yang ke dua. Langsung aja gue setel. Habistu lanjut baca buku.

Tok.. Tok.. Tok...

"Masuk aja, kagak dikunci pintunya." Gue langsung berucap begitu dengar suara pintu yang diketuk dengan cukup keras.

Muncullah kepala Petir yang menyembul di balik pintu. "Kakak, dipanggil Abang Riri di bawah."

"Hah?" Gue melepas earphone. Syukurlah suara berisik dari HP Taufan udah kagak ada. "Bang Riri mau ketemu gue? Buat apa?"

"Euh ... Kakak liat aja sendiri." Tanpa memperdulikan Petir yang kayaknya gugup, gue langsung aja keluar kamar lalu turun ke bawah.

Pas sampai di ruang tamu, gue lihat ada bokap yang lagi duduk di sofa sambil pasang wajah marah. Ada Bang Riri juga yang lagi duduk di sofa seberangnya. Gue bingung, tuh orang kenapa disini?

"Ah, Hali. Sini, cepet." Bang Riri menoleh ke arah gue.

Gue kemudian menghampiri mereka lalu duduk di samping Bang Riri. "Ee ... Ada apa, Bang?"

"Nih, bokap lo datang-datang langsung ngamuk. Dia bilang mau bawa lo pulang," jawab Bang Riri sambil berbisik di telinga gue.

Alis gue mengerut, kemudian gue beralih menatap bokap. "Seriusan?"

"Ck. Anak nakal! Kenapa lo main kabur gitu aja? Mana bawa-bawa adik lo, lagi. Gue khawatir tau, gak?!" omel bokap.

Khawatir? Yang bener aja, kocak. Udah lama sejak gue dan Petir kabur dari rumah. Dan bokap baru nyariin sekarang? Udah telat.

Bang Riri memandang gue, gue balas memandang dia. "Jangan bercanda, deh. Gak usah sok khawatir," kata gue.

"Jangan jadi anak nakal. Gue gak suka."

"Gue juga gak suka disamperin kayak gini. Mending lo pergi. Gue tau niat lo kesini, tuh, gak baik." Gak mungkin bokap tiba-tiba nyariin gue. Bisa aja dia ada niat lain gitu, 'ya, 'kan?

"Ekhem. Maaf sebelumnya, 'ya, Pak. Waktu itu Halilintar bilang sendiri kalau dia mau masuk panti asuhan ini, dan kalau mau diambil lagi, harus urus surat-suratnya dulu." Bang Riri menghalangi bokap yang kelihatannya mau ngomel lagi.

𝗗𝘂𝗻𝗶𝗮𝗸𝘂 -- BoBoiBoy Elemental FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang