VI

28 3 12
                                    

Masih ingat tentang tugas biologi buat pupuk dari bahan busuk itu? Sesuai perkiraan Bu Tanti, beberapa kelompok pupuknya meledak termasuk kelompok Asahi. Belatung dan bau busuk tersebar di penjuru kelas.

Selesai pelajaran, tiba-tiba Asahi tarik Jaehyuk ke kamar mandi sekolah. Jaehyuk pikir Asahi benar-benar sudah diujung, namun apa yang terjadi tidak dapat ditebak olehnya.

Asahi juga narik Jaehyuk buat masuk ke kamar mandi yang sama. Tak menunggu sampai 10 detik, terdengar isakan kecil dari manusia manis di depannya.
Jaehyuk yang kebingungan dengan kondisi itu dengan reflek merengkuh Asahi dan memberi pelukan hangat padanya.

"Gw capek Jae... Mereka dikasih tau susah. Sekarang nilai biologi gw gimana?"-Asahi

[Oh karena pupuk... Gimana ya]-batin Jaehyuk.

"Mmm.... Kelompok gw bikin banyak kok. Nggak masalah kalo Lo butuh. Atau mau gw bantu bikin? Di rumah aja biar nggak tau yang lain kalo Lo gw bantuin"-Jaehyuk

Asahi cuma ngangguk sambil masih terisak kecil di dalam pelukan Jaehyuk. Kenapa situasi ini berhasil bikin Jaehyuk nyaman? Bahkan pelukan keluarganya tak terasa sehangat ini. Kenapa Asahi?










*****

"Ayo ntar malem nongkrong. Nggak capek ketemu fisika mulu?"-Jeongwoo

"Mending tidur nggak sih? Gw mager kemana-mana"-Junkyu

"Lo ikut nggak Sa?"-Jihoon

"Iya kalo ada yang nganterin"

"Ya udah gw ikut. Mau nganterin Asahi"-Junkyu

"KAMPRET! ENYAH LO!"-Felix

Kenapa Jaehyuk tidak suka dengan tanggapan Junkyu? Bukankah bagus, berarti sahabatnya bisa segera berpacaran dengan orang yang dia suka? Perubahan raut muka Jaehyuk disadari oleh Jihoon. Yang sepertinya pemuda itu juga mengalami hal yang sama dengan Jaehyuk.










*****

Sekarang mereka udah di jalan buat nyari tempat nongkrong yang cukup sepi. Jaehyuk sama Jihoon boncengan kali ini.

Sekarang mereka udah duduk melingkar di meja yang cukup luas untuk menampung belasan orang. Melihat Junkyu dan Asahi semakin akrab sepertinya berhasil menyalakan bara api di tubuh Jaehyuk dan Jihoon.

"Ji. Mau pergi berdua aja nggak?"-Jaehyuk berbisik pada Jihoon yang ada di sampingnya.

"Kenapa? Mending gini kan bareng-bareng?"

"Ntar gw kasih tau. Mau nggak? Ntar gw yang bayar makan Lo deh"

"Oke"

"Mmm guys. Sorry ya, gw sama Jihoon mau keluar berdua. Kalian lanjutin aja. Bye"

Mereka pergi setelah beres-beres barang mereka dan cepet-cepet ke tempat parkir. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan kecewa.











*****

Dua manusia Adam itu sekarang duduk berhadapan di cafe yang dipilih Jihoon. Sangat kentara wajah Jaehyuk terlihat sedikit marah.

"Kenapa dah?"

"Gpp"

"Alah. Lu cemburu sama Junkyu karena deket sama Asahi kan? Ngaku Lo"

"Apasih. Nggak mungkin gw cemburu sama sahabat sendiri"

"Udahlah Jae... Suka sama orang itu wajar. Gw maklum kalo Lo emang suka sama Asahi yang jelas-jelas pinter itu. Kalo Lo suka sama Asahi ya kejar, keburu ditembak si Junkyu"

"Dia nggak suka sama gw kalik Ji"

"Oh ya udah sama. Si Junkyu juga nggak suka sama gw kok"

Dengan kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Jihoon berhasil bikin keduanya ketawa. Mentertawakan nasib masing-masing yang cintanya bertepuk sebelah tangan.

Iya, cinta. Baru kali ini Jaehyuk merasakan hal yang selalu ia kutuk itu. Hal yang menurutnya mustahil ada di hidupnya tapi berhasil didatangkan oleh sosok bermata indah dengan nama Asahi.

Mereka berdua menikmati malam kelabu di cafe remang-remang itu dengan banyak cerita. Jihoon yang bercerita tentang seberapa keras ia memberikan perhatian pada Junkyu dan Jaehyuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk menemani Asahi.











*****

Malam yang sunyi seperti biasanya. Jaehyuk menikmati dinginnya angin malam di balkon kamarnya dengan secangkir kopi hitam pahit.

Tangan kekarnya yang menggenggam bolpoin menari di atas buku berwana hitam. Menciptakan karya barunya yang berisi tentang sosok yang belakangan ini memenuhi isi kepalanya.

Jaehyuk yang tidak pandai mengungkapkan apa yang ia rasakan. Menumpahkan isi kepalanya pada sebuah puisi yang menurutnya lebih ampuh untuk mengartikan isi pikirannya.

Menuliskan betapa sempurnanya seseorang yang sedang ia pikirkan sekarang. Dengan sihirnya yang berhasil membuat Jaehyuk merasakan apa itu cinta. Dengan sikap lembutnya yang berhasil menghangatkan hati dingin Jaehyuk. Wajah rupawan dengan kepintaran yang begitu menakjubkan. Bukankah sahabatnya memang sesempurna itu?











*****

"HAPPY BIRTHDAY JAEHYUK!!! Ini kado sama surat dari gw tolong dijaga ya"-Asahi

"Padahal harusnya Lo nggak perlu repot-repot ngasih gw kado tau Sa. Tapi makasih ya"

Asahi memberinya kado berupa notebook berwarna putih dan beberapa tulis. Ia jelas sudah sangat hafal dengan Jaehyuk yang sangat hobi menulis. Ia bahkan tak tau jika Jaehyuk sering membuatkannya puisi.

Jaehyuk sangat-sangat bersyukur dengan kehadiran Asahi di hidupnya. Asahi yang begitu memahaminya berhasil membuat Jaehyuk merasa lebih hidup.

Bukankah dipahami seseorang merupakan hal terindah dalam hidup? Kau tak perlu harus selalu menjelaskan setiap kecacatan mu berulang kali.











*****
Your votes and comments mean a lot to the author.

Jaesahi - Two of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang