III

14 3 0
                                    

Jaehyuk adalah salah satu dari banyaknya orang yang nggak percaya kata 'cinta'. Walaupun dia sendiri punya pacar dan udah jalan lama, tapi menurut Jaehyuk 'cinta' itu nggak ada.

Dia penganut kepercayaan kalo yang ada di dunia ini itu cuma komitmen dan rasa saling menghormati. Dia komitmen untuk menjalin hubungan sama pacarnya dengan saling menghargai dan menghormati.

Cinta itu omong kosong. Orang-orang hanya kagum sesaat dan kemudian lupa. Seperti orang tuanya yang tidak memiliki rasa cinta namun berkomitmen untuk berumah tangga.

Pola pikir Jaehyuk itu simple, menurutnya. Tapi dianggap ribet sama orang-orang sekitar yang menurut Jaehyuk lemot.

Keluarga Jaehyuk itu tentram dan penuh kasih sayang walaupun jarang komunikasi lama karena kesibukan masing-masing. Seluruh anggota keluarganya jarang di rumah. Orang tuanya semua kerja, sedangkan kakak satu-satunya sibuk sama urusan kuliah yang bentar lagi mau lulus. Rumahnya selalu tenang karena penghuninya nggak suka suara berisik.








*****

"Hari ini latihan lagi Jae?"

"Oh iya Sa. Mau nemenin gw latihan nggak?"

"Nggak deh. Nanti juga pacar lu nemenin kan?"

"Oh iya si ada cewe gw. Y udah gw duluan ya Sa"

Jaehyuk jalan keluar sambil bawa tas dan sepatu basketnya sama Junghwan. Pertandingan basket antar sekolah bentar lagi di buka dan tim Alpha milik SMA Bina Bangsa harus latihan dengan begitu keras.

Asahi

Sa. Nanti selesai gw latihan jalan yuk. Gw bosen.
-Jaehyuk

Pacar Lo?
-Asahi

Gw udah izin kok. Aman.
-Jaehyuk

Ok. Ntar kabarin lagi aja.
-Asahi

Iya.
-Jaehyuk

Jaehyuk sebenernya nggak izin sama pacarnya. Rasa bosan sama sikap pacarnya mulai timbul di hati Jaehyuk. Jaehyuk berkali-kali kepikiran buat putus karena batas kewarasannya udah menipis, mental dia juga penting kan?








*****

Sesuai janji tadi, Jaehyuk jemput Asahi di tempat les nya dan pergi keluar. Setelah bingung nggak jelas mau kemana, mereka akhirnya pergi ke taman kota yang banyak penjual jajanan.

Dua seatmate itu jalan berdua dengan tangan saling menggenggam layaknya orang pacaran. Jangan lupakan gelang couple di tangan masing-masing yang semakin meyakinkan orang-orang bahwa mereka memiliki hubungan khusus.

Setelah keliling beli beberapa jajanan, mereka duduk di kursi taman bawah pohon. Angin malam yang begitu nyaman menjadi teman mereka. Suasana taman kota yang tak begitu ramai benar-benar cocok bagi mereka berdua yang membenci keramaian.

"Jae. Menurut lu, Junkyu tuh orangnya gimana?"-Asahi

"Junkyu ya? Junkyu tuh pinter walaupun orangnya nyeleneh gitu. Orangnya baik si. Tapi ya itu hobi tidur aja. Kenapa? Lu suka Junkyu ya?"-Jaehyuk

"Mungkin? Dia pinter. Gw suka orang yang pinter"-Asahi

"Lah gw? Gw kan pinter?"-Jaehyuk

"Ya kalik gw suka cowo orang. Ngayal lu. Lagipula pacar lu cewe. Nggak mungkin lu suka cowo kan?"-Asahi

"Gw bi kalik sa. Ini kebetulan pacar gw cewe aja"-Jaehyuk
[Kenapa harus Junkyu Sa?]-Batin Jaehyuk

Obrolan mereka berlangsung lama, dari yang penting dan yang nggak bermutu. Mata Jaehyuk nggak bisa berhenti natap orang di depannya itu.

Jaehyuk suka sama Asahi bukan dari sisi romantis. Tapi murni karena menurut Jaehyuk kalo Asahi itu sempurna, mungkin?. Jaehyuk nggak pernah benar-benar jatuh sama seseorang walaupun itu pacarnya sendiri. Jadi nggak mungkin dia tiba-tiba jatuh sama Asahi kan?

"Jae. Udah jam sepuluh. Pulang yuk. Gw udah dicariin bunda"-Asahi

Setelah acara jalan itu, Jaehyuk pulang ke rumahnya yang benar-benar sepi dan gelap. Orang tuanya di luar kota semua dengan urusan bisnis masing-masing dan kakaknya kuliah di Australia dengan beasiswa yang berhasil diraih susah payah itu.

Jaehyuk sudah terbiasa dengan suasana ini dari kecil. Dia nggak masalah karena walaupun keluarganya sibuk tapi tetap saling menukar kabar. Kali ini Jaehyuk nemenin pacarnya telpon sampai pacarnya tidur seperti biasanya.

Jam menunjukkan pukul 12 malam dan Jaehyuk tetap terjaga karena pikirannya yang berkecamuk. Haruskah ia memutuskan pacarnya itu? Dia terlalu lelah menghadapi sikap bandel pacarnya itu.

Masalah Jaehyuk sudah terlalu banyak. Dituntut meraih prestasi sebanyak mungkin oleh orangtuanya dan terpaksa bekerja diusia yang begitu muda. Orangtuanya memang bekerja, namun bisnis mereka berada di ujung tanduk. Jaehyuk terpaksa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan bekerja sebagai penulis lepas.

Bagi Jaehyuk, hidup itu sepenuhnya berwarna hitam dan penuh dengan keseriusan. Mungkin sikap kakunya yang tak dapat mengekspresikan perasaan berasal dari rumah harmonis dengan banyaknya masalah.



*****
Your votes and comments mean a lot to the author.

Cerita ini saya persembahkan untukmu wahai orang asing yang mengetahui semua kisah dan rahasiaku.

Jaesahi - Two of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang