IX

21 4 2
                                    

Tepat pukul 7 malam dihari Rabu. Jaehyuk menceritakan beban pikirannya pada Asahi melalui panggilan telepon dengan suara yang begitu parau. Ia lelah menghadapi semua masalahnya. Jaehyuk yang dikenal seperti tak memiliki beban hidup itu kini dengan hancur menceritakan masalah-masalahnya.

"Gw capek Sa... Ortu gw makin kesini makin sering tengkar. Rumah lama-lama jadi dingin karena mereka nggak mau ngobrol. Nyokap gw berkali-kali cerita pingin cerai. Gw nggak masalah Sa karena emang bokap terlalu kekanakan. Tapi kenapa bebannya dikasih ke gw semua?"-Jaehyuk

Keluarga Jaehyuk yang semula begitu harmonis kini diterpa badai setelah puluhan tahun keluarga itu berdiri. Bisnis kedua orangtuanya yang di ujung tanduk dan papanya yang terlalu kekanakan dalam menghadapi suatu masalah berhasil memancing emosi sang mama yang begitu sabar.

Tapi bukankah hal normal jika dalam suatu keluarga pasti ada masalah?

"Jae. Semua terjadi karena ada alasan. Tuhan tau Lo mampu ngelewatin ini"

"Apa ini karma gw ya Sa? Gw kemarin-kemarin nyari duit dengan cara nggak halal. Gw nyelakain orang-orang demi bayaran. Gw juga bikin anak-anak seusia kita dapet fitnah dan dikeluarin dari sekolah. Gw harus gimana Sa????. Jumlah organisasi gw ada 400 lebih dan mereka nggak akan ngebiarin gw keluar gitu aja"-ujar Jaehyuk dengan suaranya yang begitu putus asa kali ini.

"Karma itu pasti ada Jae. Tapi kalo Lo pingin memperbaiki diri ya gw yakin Tuhan itu Maha Pemaaf. Lo sering ke gereja kan? Minta maaf sama Tuhan Jae, hapus dosa-dosa masa lalu Lo itu. Misal Lo keluar pelan-pelan dan ngomongin alasan Lo ke ketuanya gimana?"

"Emang bisa? Gw takut orang-orang di sekitar gw juga kena terutama Lo Sa. Gw nggak pernah punya temen yang sedekat Lo ini. Tapi gw janji sama Lo, gw bakal ninggalin organisasi gelap itu"

Hidup Jaehyuk memang tidaklah sesuci itu. Karena kesalahannya dalam melangkah di masa lalu, kini ia terjebak dalam organisasi ilegal yang yang mengancurkan reputasi orang-orang. Jika ingin lebih simple maka orang-orang dalam organisasi itu bisa disebut sebagai pembunuh bayaran yang tak langsung menggunakan senjata.

Mereka di dalamnya adalah orang-orang yang paham dan diajarkan tentang psikologi dan kesehatan mental. Hanya sayangnya ilmu tersebut justru mereka pergunakan untuk menghancurkan orang lain demi uang.











*****

"Jae. Perut gw sakit, beliin roti sama teh hangat di kantin ya"-Asahi

Jangan tanyakan di mana kekasih Asahi itu. Junkyu yang baru pertama kali memiliki pacar selalu memiliki alasan atas ketidak perhatiannya pada Asahi. Daripada menunggu Junkyu maka lebih baik Jaehyuk yang melakukan segalanya untuk Asahi.

Jaehyuk berlari melewati siswa-siswi lain untuk ke kantin dan membeli apa yang dibutuhkan oleh 'sahabat'nya. Dan kini dengan tergesa pula ia berjalan menuju UKS sekolah untuk mengambil obat.

"Eh Bu. Ini temen saya sakit perut gara-gara telat makan. Ada obat maag nggak ya Bu?"

Setelah mendapat obat yang dicari maka Jaehyuk segera kembali ke kelasnya dan merawat Asahi dengan begitu hati-hati. Perhatian yang diberikan oleh Jaehyuk tak terlepas dari pandangan Jihoon yang menatapnya dengan begitu prihatin.

"Kan udah gw bilang Sa. Kalo nggak ada makanan di rumah itu bilang aja biar gw yang beli. Liat sekarang Lo sakit kan?"

"Gw cuma takut ngerepotin Lo. Ini udah mendingan karena Lo juga kan. Makasih Jaehyuk...."

Oh ayolah. Direpotkan oleh orang terkasih merupakan sebuah kebahagiaan bagi Jaehyuk. Ia suka direpotkan oleh Asahi kapanpun itu.

"Sama-sama. Inget ya kalo butuh apa-apa bilang gw langsung"

Keduanya kembali melanjutkan sesi makan siang bersama itu dengan penuh tawa dan canda. Hingga kehadiran Junkyu yang kemudian mengusir Jaehyuk dari bangkunya sendiri.

"Tukeran bangku bentar. Lo sama Jihoon aja dulu. Gw mau pacaran. Makasih Jae ganteng"

"Najis"

Jaehyuk berjalan menuju bangku milik Junkyu karena bangkunya direbut. Jihoon yang melihat wajahnya hanya dapat mentertawakan temannya itu.











*****

"Jae. Gw mau berangkat les tapi nggak ada yang nganterin"

"Ok gw otw. 15 menit lagi sampe"

Jaehyuk yang sedang bekerja di depan komputernya segera meninggalkan pekerjaannya dan menjemput Asahi di rumahnya.

"Selamat belajar Asa... Gw pulang ya, nanti pulang jam berapa?"

"Jam setengah 9 gw udah selesai Jae"

"Ok gw pulang dulu ya. Nanti kalo mau pulang telpon aja"

Setelah mengantarkan Asahi, Jaehyuk melajukan motornya menuju warung nasi goreng terdekat untuk ia makan dan segera kembali ke rumahnya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Walaupun disibukkan dengan pekerjaannya, Jaehyuk tetap belajar dengan begitu keras hingga lupa waktu. Ia tidak akan melupakan cita-citanya untuk mendapatkan beasiswa luar negeri dan meninggalkan negara ini.

Sesampainya di rumah, Jaehyuk menyantap nasi gorengnya dengan begitu lahap karena lapar dan melanjutkan pekerjaannya. Ia bahkan belum makan apapun setelah pulang sekolah tadi.

Tepat pukul setengah 9 malam Asahi menghubunginya karena sudah selesai.

"Mau mampir dulu atau pulang?"-Jaehyuk

"M... Mau keliling dulu. Boleh nggak Jae? Gw pingin nikmatin angin malam"

Keduanya berboncengan menikmati tenangnya angin malam dengan tangan Asahi yang merengkuh pinggang Jaehyuk dengan erat.
Tepat pukul sepuluh malam barulah Jaehyuk mengantarkan Asahi ke rumahnya kemudian pulang ke rumahnya sendiri dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Asahi seakan-akan merupakan prioritas utamanya sehingga Jaehyuk rela meninggalkan pekerjaannya yang belakangan ini menumpuk. Bahkan Jaehyuk terpaksa hanya tidur 2 jam karena menghabiskan waktunya untuk belajar, bekerja, dan Asahi. Bahkan ia lebih memilih keluar dari tim basketnya daripada mengabaikan sahabatnya itu.












*****

Your votes and comments mean a lot to the author.

Cerita ini saya persembahkan untukmu wahai orang asing yang mengetahui semua kisah dan rahasiaku.

Jaesahi - Two of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang