XI

19 3 4
                                    

"Jae. Is it okay if I break up with Junkyu? Can you please accompany me?"

"Just a moment. I'm going there now"

Perasaan Jaehyuk tak beraturan antara bahagia atau khawatir. Jelas ia seneng jika Asahi putus dari Junkyu yang itu berarti ia dapat mengambil peluang, namun ia khawatir dengan kondisi Asahi karena ia sangat tau seberapa besar perasaan Asahi dengan koala itu.

Tak menunggu waktu lama, Jaehyuk sudah berada di depan rumah Asahi sembari membawa sekantong coklat di tangan kanannya. Setelah diizinkan sang pemilik rumah, Jaehyuk segera menghampiri Asahi yang menangis di dalam kamarnya.

Ia tau bahwa sahabatnya itu memang sering bertengkar dengan pacarnya. Namun masalah besar apa kali ini hingga membuatnya ingin mengakhiri hubungan mereka.

"Sa? Kali ini kenapa?"

"Dia seenaknya ngasih pilihan mau putus atau lanjut Jae... Did he thinks I'm an item that can get a bargain? Kalo dia beneran cinta sama gw harusnya nggak gini Jae... Terus ngapain coba dia playing victim dengan cerita ke orang tuanya? Am I that bad in his eyes?"-Asahi berucap dengan tangisan yang tak kunjung berhenti.

Dengan instingnya sendiri, Jaehyuk menarik Asahi dalam pelukannya dan berusaha memberi kalimat penyemangat seperti

"No... You are the most perfect person in this world. Kalo dia nganggep Lo barang, masih ada gw yang nganggep Lo segalanya di dunia ini Sa"

"Dia bangsat banget Jae... Tapi gw nggak tau caranya move on dari si bangsat itu"

"Sa It's okay. Biarkan waktu yang kerja ya. Jangan nangis lagi ya? Cantiknya ilang nanti"

Setelah dilihatnya Asahi tak menangis lagi, Jaehyuk memberikan coklat yang sudah ia beli sebelum ke rumah Asahi.

"Sa. Katanya kalo orang lagi sedih itu obatnya coklat. Here, I bought this for U"

Jaehyuk memandangi wajah indah Asahi tanpa sang empu sadari. Dalam hatinya memuja sosok yang ada di hadapannya.

[I'm perfect for you Sa. I can make you be the queen of my life]

Awalnya Jaehyuk kira bahwa Junkyu yang memutuskan hubungan mereka. Namun ternyata keduanya berakhir karena Asahi yang sudah terlampau lelah menghadapi hubungan mereka.

Jaehyuk berusaha sekuat mungkin untuk membantu Asahi melupakan rasa sakitnya setelah putus dengan Junkyu yang juga sahabatnya. Ia tau bahwa ini akan sangat susah mengingat sehebat apa Asahi mencintai 'mantan' kekasihnya itu.

Setelah malam itu, Asahi dan Junkyu benar-benar putus dengan Jaehyuk yang tak pernah membiarkan sisi Asahi kosong.

"Eh Sa. Nenek Lo tinggal di sini juga ya? Kok gw baru nyadar"-Jaehyuk kali bertanya pada Asahi yang sedang dengan tenang memakan coklat pemberiannya.

"She's already dead. Nenek gw yang satunya nggak di kota ini. Kenapa?"

"Serius Lo? Terus tadi yang ngeliatin gw di bawah pohon jambu Lo waktu markir motor itu siapa?"

Sial. Tak tau sudah beberapa kalinya Jaehyuk bertemu setan-setan itu. Ia terkadang merutuki nasibnya yang dapat melihat 'mereka' walaupun jarang.








*****

Belakangan ini Asahi sering mengikuti Jaehyuk untuk pergi ke gym atau jogging setelah putus dengan Junkyu. Seperti saat ini, Asahi berusaha sekuat mungkin menahan rasa lelahnya untuk mengimbangi Jaehyuk.

Keduanya pergi ke lapangan olahraga kota untuk jogging pagi. Benar-benar pagi bahkan langit masih gelap karena baru pukul 5 pagi.

Karena merasa kasihan dengan sahabatnya yang anti olahraga itu, Jaehyuk menghentikan larinya dan menunggu Asahi yang tertinggal jauh di belakangnya. Mereka memutuskan untuk beristirahat karena tenaga Asahi yang sudah habis.

"Lo kenapa suka jogging sih Jae? It's better to sleep you know"

"Jogging tuh bisa bantu orang ngelampiasin emosinya Sa. Yah, this is my way of venting my emotions. Lagian kenapa Lo ikut gw kalo mending tidur?"

"Hehe. Dimarahin bunda karena nggak pernah gerak"

Wajah Asahi memerah kelelahan dan nafasnya yang terdengar begitu berat. Ia meraup oksigen sebanyak mungkin untuk mengisi paru-parunya yang ntah bagaimana terasa begitu kering.

Sembari mengistirahatkan diri, Asahi meminjam handphone Jaehyuk untuk bermain game karena ia lupa membawa handphone.

Bahkan Asahi tak perlu repot-repot menanyakan password handphone milik Jaehyuk karena password handphone itu telah diganti pemiliknya menjadi tanggal ulang tahun Asahi. Bukankah dia begitu spesial?

Jaehyuk adalah orang yang dikenal tak suka jika handphone-nya disentuh atau dibuka oleh orang lain. Alasannya hanya satu, dia trust issue. Namun ntah bagaimana bisa ia dengan santai memberikan handphone-nya pada Asahi dan bahkan menggunakan ulang tahun Asahi sebagai password.

Setelah mengumpulkan tenaga masing-masing, keduanya pergi mencari warung makan terdekat untuk sarapan. Perut mereka keroncongan setelah jogging 5km.

"Nah warung nasi di sini nih enak Sa dan yang paling penting itu murah. Have you ever been here or not?"-ujar Jaehyuk pada Asahi sembari memarkiran motornya di warung nasi langganannya.

"Never. Gw lebih sering sarapan bubur kalo di luar"

"Kok ada ya orang yang doyan makan bubur padahal lembek gitu bikin mual"-Jaehyuk berujar dengan muka yang menunjukkan sebarapa benci ia dengan bubur.

"Lah? Emang ada orang yang nggak suka bubur? Lo doang jamet"-ucap Asahi dengan ekspresi yang begitu menghina Jaehyuk hanya karena tidak suka makan bubur.

Setelah perdebatan kecil itu, mereka menikmati sarapan masing-masing dengan tenang dan nyaman. Jaehyuk tak suka jika sedang makan lalu diajak berbicara dan Asahi memahami itu.

Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan menuju rumah menggunakan motor kesayangan Jaehyuk setelah ia membayar makanan keduanya. Asahi sungkan dengan Jaehyuk yang selalu membayarkannya makan atau barang dengan alasan Jaehyuk memiliki pekerjaan.

Ketika masih di perjalanan menuju rumah, Asahi melontarkan pertanyaan kepada Jaehyuk mengenai jurusan yang akan diambilnya ketika kelas 11 nanti. Di sekolah mereka penentuan jurusan dilakukan ketika kelas 11.

"Gw ngambil ilmu ekonomi Sa"

"Well, that's a shame. So, kita nggak bisa satu kelas lagi. Gw mau ngambil teknik kimia"

"Ya gpp kan kita masih bisa ketemu waktu istirahat. I'll be going to your class often, that's okay. Lagian Lo ngambil kok kimia. Pelajaran bikin otak meledak kok dipilih"

"Lah Lo juga pelajaran ekonomi seribet itu kenapa dipilih. Tapi janji ya sering-sering nyamperin ke kelas gw"

"Hm... Promise"

Jaehyuk memecahkan keheningan itu dengan melontarkan kalimat yang mengingatkan mereka betapa cepatnya waktu berlalu.

"Kita sekarang naik kelas 11 ya? It feels like just yesterday I was going back and forth to school to take care of my registration letter"

"Iya. Padahal baru kemari kayaknya kita kenalan pertama kali. Why does time go by so fast? Tanda kiamat nggak sih Jae?"

"Ngawur. Don't say that. Dosa gw masih banyak"

Di perjalanan menuju arah pulang itu mereka saling melontarkan pertanyaan dan candaan. Momen sederhana seperti inilah yang menjadi impian Jaehyuk jika ia bisa memiliki Asahi sepenuhnya.

Namun apa daya? Asahi nampak benar-benar hanya menganggapnya sebagai sahabat saja. Munafik jika Jaehyuk berkata tak menginginkan hubungan lebih dari sekedar sahabat dengan Asahi. Tapi prinsipnya adalah kebahagiaan dan kenyamanan Asahi yang paling utama.




*****

Your votes and comments mean a lot to the author.

Cerita ini saya persembahkan untukmu wahai orang asing yang mengetahui semua kisah dan rahasiaku.

Jaesahi - Two of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang