VIII

25 4 5
                                        

Junkyu dan Asahi berpacaran. Kabar pagi yang benar-benar berhasil meruntuhkan mood Jaehyuk.

Melihat keduanya yang masuk ke kelas dengan tangan yang saling bertaut. Tawa Asahi yang sama sekali tidak pernah luntur dari wajahnya berhasil membuat pemuda Jumantara itu tersenyum miris.

"Ayo"
Ajak Jihoon pada Jaehyuk yang langsung menyeretnya keluar dengan melewati Asahi dan Jaehyuk yang masih berada di pintu kelas.

Keduanya pergi ke perpustakaan sekolah untuk menenangkan diri. Jaehyuk yang menyandarkan kepalanya pada pundak Jihoon menjadi tanda bahwa pemuda Jumantara itu benar-benar sakit hati.

"Lo suka sama Asahi dan gw suka sama Junkyu. Gw nggak akan nyuruh Lo buat bikin mereka putus. Tapi cara terbaik mencintai seseorang itu memberikannya bahagia. Lo cukup nemenin Asahi kapanpun dia butuh sampe Lo capek, begitupun gw ke Junkyu"

Jaehyuk hanya menutup mata dan menghela nafas dalam. Karena tak dijawab oleh temannya itu, Jihoon kembali melontarkan kalimat yang menurut Jaehyuk begitu menyakitkan.

"Jae. Walaupun kalian nggak pacaran, tapi dengan Lo masih bisa dekat sama Asahi itu harusnya udah bikin Lo tenang. Seenggaknya Lo tau dia baik-baik aja"










*****

"Bentar lagi ultahnya Asahi nggak si? Lo nggak beli hadiah gitu?"

"Oh iya ya. Ya udah ayo temenin ntar malem. Tenang, Lo kalo mau apa tinggal ambil gw yang bayar"

Sesuai janji mereka di sekolah tadi, Jaehyuk sama Jihoon pergi keluar mencari kado untuk Asahi. Tangan Jaehyuk tak pernah lepas dari pundak Jihoon, itu memang kebiasaannya jika berjalan dengan seseorang. Pemandangan itu tak terlepas dari pengawasan pasangan Jeongharu dan Hwanbby yang ikut mereka.

"Jae. Beli ini ya?"-Jihoon

"Ambil"

"Jae. Beli ini ya?"

"Ngotak dikit sialan. Ya kalik gw beliin Lo kasur"

Sesi belanja mereka benar-benar seru bagi Jaehyuk yang tidak terbiasa belanja dan Jihoon yang hobi belanja. Sebenernya Jaehyuk cukup jengah melihat Jeongharu dan Hwanbby yang berpacaran mesra di depannya.

Jaehyuk memutuskan membeli boneka kucing dan alat lukis untuk Asahi. Ia jelas tau bahwa Asahi terbiasa memeluk sesuatu saat tidur. Ia ingin Asahi tetap mengingatnya melalui boneka kucing itu.

Kini keenam orang tersebut pindah tempat menuju restoran terdekat untuk makan malam dan sedikit mengobrol.

"Ji. Kalo gw obsess sama Asahi gimana?"-tanya Jaehyuk pada Jihoon sembari berbisik takut didengar oleh empat manusia di depannya.

"Jangan bego. Udah sakit hati masak sakit jiwa juga?. Udahlah ikhlas aja dulu"

"Kalian pacaran?"

"PALA LO"-protes Jaehyuk dan Jihoon bersamaan atas pertanyaan konyol yang dilontarkan oleh Doyoung dan jangan lupakan tatapan mematikan Junghwan karena kekasihnya dibentak.









*****

Malam selanjutnya, Jaehyuk sudah menunggu Asahi di depan pagarnya dan meminta pemuda itu keluar menemuinya.

"Selamat ulang tahun Asahi... Ini kue dan kado dari gw tolong diterima ya. Oh iya itu gw bikin puisi buat Lo tolong nanti dibaca ya"

Hal tiba-tiba dari Jaehyuk berhasil membuat Asahi meneteskan air matanya karena terharu.

"Kenapa Lo tiba-tiba banget??? Si Junkyu aja cuma ngucapin dari chat"

"Hah? Wah awas aja tuh koala besok. Udah gpp kan ada gw"

Keduanya berpindah ke kamar Asahi untuk merayakan ulang tahun Asahi dengan sederhana. Jaehyuk berhasil mengembalikan senyum indah 'sahabat' kesayangannya itu.

Menghabiskan kue berdua dan membuka kado dari Jaehyuk satu persatu menjadi pemandangan indah bagi pemuda Jumantara itu. Rasa sakit hatinya mulai diterima asal ia masih tetap bisa bersama dengan Asahi. Selama Asahi bahagia, maka Jaehyuk tentu ikut bahagia.

Malam itu, Asahi kembali mempertemukan bibir mereka untuk yang kedua kalinya. Jantung Jaehyuk berdetak dengan begitu kencang akan hal tersebut.

"Kamu itu sahabat aku Jae. Wajar kalo sahabat ciuman kan?"

"Hah? Aku kamu?"

Itu merupakan momen terindah Jaehyuk selama 17 tahun ia hidup. Abaikan dua 'sahabat' itu menikmati malam mereka dengan wajah yang penuh tawa dan saling bercerita. 











*****

Malam berikutnya Jaehyuk dan Asahi pergi berdua untuk menikmati tenangnya angin malam dan memperbaiki mood yang belakangan ini sering rusak.

Ketika Jaehyuk menarik pergelangan tangan Asahi menuju sebuah kursi panjang di bawah pohon taman kota tiba-tiba Asahi mengaduh kesakitan. Karena merasa ada yang tidak beres, Jaehyuk segera memutar badannya dan membuka kain hoodie yang menutupi pergelangan tangan Asahi.

Betapa terkejutnya ia ketika mendapati banyak luka sayatan baru pada pergelangan tangan sahabatnya itu untuk yang kesekian kalinya.

Jaehyuk tau Asahi sering melakukan self harm ketika menemui banyak batu pada jalannya. Jaehyuk berusaha sehebat mungkin untuk menghentikan kebiasaan buruk sahabatnya itu. Namun ketika ia merasa sudah berhasil, kini luka itu kembali setelah 4 bulan lamanya.

Tak seperti pada mantannya dulu, Jaehyuk tak pernah menghakimi perilaku Asahi ini dan berusaha untuk memahami kondisi sahabatnya.

"Sa? Lo duduk dulu aja. Gw ke apotek sebrang bentar"

Jaehyuk lari tunggang langgang menuju apotek sebrang membeli perban dan obat merah untuk luka sahabatnya itu. Ia takut Asahi terinfeksi jika lukanya dibuka terlalu lama.

Kini Jaehyuk membalut luka Asahi menggunakan perban yang ia beli dengan begitu hati-hati dan telaten. Asahi yang melihatnya justru merasa bersalah karena telah membuat Jaehyuk begitu khawatir padanya.

"Udah gpp Sa. Gw paham Lo ada masalah. Lain kali cerita ya? Kurangin kebiasaan Lo yang ini. Liat tangan cantik Lo jadi banyak lukanya kan sayang banget"-ujar Jaehyuk sembari masih membalut luka Asahi dengan perban.

"Sa. Please try to reduce this habit of yours. Gw sayang sama Lo Sa and I know you know that"-Jaehyuk








*****
Your votes and comments mean a lot to the author.

Cerita ini saya persembahkan untukmu wahai orang asing yang mengetahui semua kisah dan rahasiaku.

Jaesahi - Two of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang