VII

24 3 6
                                        

Asahi yang dikenal berwajah datar, kini datang menghampiri Jaehyuk dengan wajah yang begitu ceria. Jaehyuk yang tidak percaya akan kata 'cinta', kini terlanjur jatuh pada sosok Asahi yang sempurna.

"Jae. Kemarin ada cafe baru buka. Ayo kesana. Mau nggak?"

Bagaimana bisa Jaehyuk mengucapkan kata 'tidak' pada orang yang begitu ia cintai? Ini kesempatan emas untuknya bisa berdua saja dengan Asahi.








*****

Sesuai janji mereka siang tadi, kini dua seatmate itu sedang berboncengan menuju cafe yang Asahi inginkan. Dengan tangan indah milik Asahi yang melingkar di pinggang Jaehyuk dan tangan Jaehyuk yang sesekali menggenggam tangan Asahi.

"Lo cari tempat duduk dulu aja Sa. Ini biar gw yang pesan, ntar nyusul"

Jaehyuk dan Asahi mulai memakan pesanan mereka masing-masing yang datang cukup lama karena ramainya pengunjung. Duduk berhadapan sembari memandang satu sama lain dan saling bercerita. Jaehyuk yang sesekali mengusap kepala Asahi.

Jaehyuk selalu berharap agar manusia di depannya akan menjadi miliknya suatu saat nanti. Asahi yang selalu melontarkan kalimat bahwa Jaehyuk tak boleh meninggalkannya.

"Sa. Besok libur kan? Mau ke pantai nggak? Refreshing gitu"

"Jam berapa?"

"Siang sampai sore. Biar bisa liat sunset"

Anggukan yang diberikan Asahi berhasil menghidupkan kembali taman bunga yang mati di hidup Jaehyuk. Melanjutkan perjalanan mereka menuju taman kota yang untungnya tidak terlalu ramai. Menghabiskan malam yang dingin bersama dengan tangan yang saling bertaut.

Menatap satu sama lain di bangku taman kota. Tak tau angin dari mana, Asahi yang tiba-tiba mempertemukan bibir mereka benar-benar bukan hal yang dapat diprediksi.

"Sayang banget sama Jae. Jangan tinggalin gw ya?"

Ini memang bukan ciuman pertamanya, tapi Jaehyuk merasa inilah ciuman pertamanya. Bayang-bayang orang di masa lalu benar-benar menghilang dan tergantikan sosok Asahi yang begitu sempurna.








*****

Deburan ombak menerpa kaki mereka yang berlarian bebas di sana. Saling mengejar tanpa lelah layaknya anak 5 tahun. Memberikan pelukan hangat satu sama lain dan menatap matahari yang kian menurun.

"JAE BASAH... SINI LO!"

"KEJAR SINI!"

Pakaian mereka benar-benar basah karena bermain air. Tapi untungnya mereka bawa baju ganti di tas. Pemandangan Asahi yang basah kuyup berhasil mempercepat detak jantung Jaehyuk.

[Perasaan apa ini? Gw nggak pernah gini]-batin Jaehyuk

Mereka yang berlalu lalang melewati pasti mengira keduanya sedang berpacaran. Bagaimana tidak? Tangan yang merengkuh pinggang satu sama lain saat berjalan, Jaehyuk yang selalu mengusap kepala Asahi, dan Asahi yang terkadang memberi kecupan singkat di wajah Jaehyuk walaupun harus selalu berjinjit.

[Sa. Kalo Lo suka sama Junkyu dan bukan gw, kenapa Lo lakuin ini ke gw Sa? Gw takut Lo pergi]-batin Jaehyuk.

"Sa. Kalo gw suka sama orang gimana?"

"Bagus dong. Jadi Lo bisa ngerasain apa itu cinta kan? Emang siapa sih?"

"Menurut Lo?"

"Yang pasti bukan gw"

"Kenapa yang pasti bukan Lo?"

"Gw bukan tipe Lo kan? Nggak tau, yang pasti bukan gw"

"Siapa sih? Jihoon ya? Kalian belakangan ini sering berdua tuh"

"Hah... Nggak tau lah Sa. Rasanya asing"

[Kenapa Lo nebak Jihoon Sa? Gw sukanya Lo dan bukan Jihoon. Effort gw kurang ya Sa?]










*****

Asahi mutusin buat nginep satu malam di rumah Jaehyuk karena besok masih hari libur. Sesuai yang diceritakan oleh Jaehyuk, rumahnya benar-benar kosong walaupun terlihat rapi dan bersih. Seperti rumah tak berpenghuni tanpa adanya cahaya lampu yang jelas.

"Bentar. Gw pesen makan dulu, belum sempet belanja buat dapur"

Seperti itulah kini mereka berdua di ruang TV menonton film dan menikmati makanan ringan yang dibelikan Jaehyuk. Jangan lupa lengan keduanya yang saling merangkul satu sama lain dan kepala Asahi yang diistirahatkan pada bahu yang lebih tinggi.

"Gw pingin beli baju ini deh Jae. Tapi tabungan gw habis gara-gara praktek kemarin"-ujar Asahi pada Jaehyuk sembari menunjukkan aplikasi belanja online miliknya.

"Hm? Kirim linknya ke gw"

"Mau beli juga?"

"Iya. Bagus kayaknya"

Seperti itulah mereka mengabaikan film di depan dan fokus pada keranjang milik Asahi yang begitu banyak jumlahnya. Berkali-kali Jaehyuk meminta link keranjang Asahi dengan alasan mau beli juga.

Tanpa sadar, jam di dinding telah menunjukkan pukul 2 malam. Keduanya memutuskan tidur di kamar Jaehyuk setelah membersihkan sampah makanan mereka.








*****

Setengah 6 pagi dengan dua orang yang memeluk satu sama lain di atas kasur yang sama dan selimut yang sama. Terlihat tidak terganggu dengan sinar matahari dan justru saling mengeratkan pelukan.

Alarm pagi yang berdering tanpa henti memaksa mereka untuk bangun. Kini mereka harus mandi bergantian untuk berangkat ke gereja.

"Jae. Gw nggak bawa baju ganti"

"Punya gw kayaknya ada yang kekecilan. Bentar"

Ya seperti itulah kini Asahi terbalut dalam pakaian Jaehyuk yang pas untuknya. Berjalan beriringan menuju gereja sembari menikmati hangatnya matahari pagi.










*****

"Jae? Serius lo beliin gw semua ini? Ini yang kemarin lo minta linknya kan? Mahal semua ini jae..."-Asahi

"Tanda persahabatan, gpp lah. Gw juga kerja sendiri kok, bukan duit ortu gw itu"

Tak tau apa yang dipikirkan oleh Asahi atas semua ini. Semua keranjang Asahi benar-benar dilunasi oleh pemuda Jumantara dengan uang hasil kerja lemburnya setiap hari.











*****
Your votes and comments mean a lot to the author.

Cerita ini saya persembahkan untukmu wahai orang asing yang mengetahui semua kisah dan rahasiaku.

Jaesahi - Two of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang