"Ga jadi kak, Aku mau makan diruang tamu sama bunda" Pamitnya, Ia menunjuk kearah pintu rumah yang terlihat bunda sedang berbincang-bincang bersama umma didapur. Lalu Namira beranjak dari duduknya, Meninggalkan semua orang yang berada di gazebo, Termasuk laki-laki yang bernama Alvin itu.
"Loh ayo dek, Aku udah siap jawab. Udah siap mode cool nih" Goda Maisur saat melihat Namira tiba-tiba berperilaku aneh. Tapi tak digubris sedikitpun oleh sang calon istri.
"Ngapain lo disini vin?Udah puas lo?" Sahut Ning Beby, Ia juga beranjak dari duduknya lalu menghampiri laki-laki itu.
Gus Azhar, Gus Maisur, Ning Jihan pun terkejut atas perlakuan Ning Beby kepada Alvin.
"Kok gitu sih sayang ngomongnya?" Tanya Gus Azhar dengan lembut, Ia mengelus pundak istrinya yang sepertinya emosi, Ntah mengapa.
"Beby, Gua minta maaf.." Lirih Alvin.
"Basi tau ga!" teriak Ning Beby.
"Beby!" Bentak Gus Azhar.
Seketika semua terdiam, Gus Azhar memang tegas tapi Maisur dan Ning Jihan belum pernah melihat kakaknya membentak istrinya.
"Kamu bakal tau kelakuan busuk cowo ini mas" Batin nya. Ning Beby melirik ke seluruh orang yang ada di halaman belakang. Lalu masuk kedalam rumah menghampiri Namira.
"Nak, Berantem?" Tanya umma panik, Melihat wajah sang menantu yang sepertinya menahan emosi, Begitupun wajah sang anak.
Ning Beby spontan menetralkan ekspresinya, Memberikan senyuman hangat kepada mertuanya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, Menandakan bahwa dirinya dan suaminya baik-baik saja.
"Kak, Mau ga ke ndalem ummi?" Ajak Namira, Sepertinya ia ingin membicarakan sesuatu dengan Ning Beby.
"Umma, Nanti kalo dicariin mas, Tolong sampaikan ya.." Pamit Ning Beby.
"Jangan malem-malem nduk ya pulangnya.., Minta tolong anterin mbak-mbak ndalem diperbatasan" Ujar umma.
"Siap umma, Assalamu'alaikum" Ia mencium tangan sang mertua lalu diikuti oleh Namira yang juga mencium tangan umma.
"Mas Dzaky, Tolong antarkan ningmu sampai perbatasan ya" Pinta Umma kepada kang-kang ndalem yang tadi sore membukakan gerbang pondok untuk mobil gus Maisur. Iya! Namira ingat!
"Nggih Umma" Sahut Mas Dzaky yang sudah menunggu dipintu utama rumah.
"Monggo ning" Ucap Mas Dzaky mempersilahkan.
Untuk menuju ndalem Darussalam Tahfidz, Mereka harus melewati lorong MTS, MA, Asrama Putra 1-2. Lalu mereka akan bertemu dengan perbatasan antara wilayah santri putra dan santri putri (garis merah).
"Kang-kang" Panggil Beby yang berjalan sejajar dengan Namira namun berada didepan Mas Dzaky, Memang harusnya dipanggil "kang" bukan "mas", Tapi biarlah suka-suka Namira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentioned U In My Prayer (On Going)
Teen FictionDaneen Namira Afsheen, Seorang gadis yang saat ini tengah sibuk berikhtiar untuk lolos seleksi snbt di universitas dan jurusan impiannya. Namun Ia harus dijodohkan dengan teman masa kecilnya yang tak lain adalah Sepupu jauhnya sendiri. Mereka berdua...