13

77 10 4
                                    


"Tak ada bantal yang bisa membuat diri merasa aman dan nyaman selain paha dari ibu"
-Fadhlan Muhammad Maisur Adnan

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

"Mbak Beb, Sampe gitu loh dia" Keluh Maisur.

"Untuk sementara ini baiknya Ning Namira sendiri dulu dah gus, Kalo bisa ya jangan sampe ketemu sama gus Alvin" Saran Dzaky menenangkan.

"Iya tuh Lan, Jangan bilang siapa-siapa juga.., Tapi kalo kamu mau bilang ke kakakmu ya it's okay sih.." Sahut Beby dengan akhiran lirihan.

"Maafin kak Azhar ya mbak." Mohon nya dengan sedikit kekehan.

"Pulang ke ndalem kan ya?Jangan sampe tuh pulang ke Surabaya" Ledek Maisur.

Beby memutar bola matanya, Ia masih kesal dengan perlakuan suaminya tadi. Tapi hal itu bukan sepenuhnya salah Azhar, Karena memang Azhar tidak tahu apa apa.
Ia beranjak dari duduk nya lalu memasukkan jari jari kakinya kedalam sandal jepit fippernya itu.

"Dah, Makasih ya gaes, Mau balik dulu" Pamitnya singkat, Ia hendak melewati aula Tahfidz, Pengen lewat masjid aja sih biar ga lewat asrama putra.

"Lewat mana mbak Beb?" Tanya Maisur. Pasalnya kalau dari pinggir lapangan yang mereka duduki, Lebih dekat jika lewat Asrama putra.

"Lewat Masjid" Teriak Beby yang sudah berada diperbatasan putri dan putra. Ia melanjutkan langkahnya hingga sampai ke ndalem.

Sedangkan Maisur dan Dzaky, Mereka masih setia duduk dipinggiran lapangan. Maisur menghidupkan batang rokoknya, Lalu menghisap rokok tersebut. Sedangkan Dzaky, Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Keren sisan saiki isok ngerokok gus" Ledek Dzaky. Pasalnya satu tahun yang lalu Maisur janji tidak akan mencoba merokok. Karena saat pertama kali mencoba benda tersebut, Maisur langsung batuk-batuk dibuatnya.

"Isok seh, Tapi gak sering" Sahutnya dengan sedikit kekehan, Ia membuang rokoknya yang tersisa separuh lalu menginjaknya. Setelah itu membuang batang rokok tersebut ke tong sampah pinggir lapangan.

❗Fyi disekeliling area lapangan terdapat dinding yang menjulang tinggi mengelilinginya. Untuk masuk ke area lapangan, Terdapat 2 pintu. Yaitu pintu dari sisi utara milik Darussalam Induk, Sedangkan pintu selatan milik Darussalam Tahfidz.

Saat hari Senin-Kamis, Lapangan akan dipakai oleh santri putra. Sedangkan dihari-hari selanjutnya seperti Jumat, Sabtu dan Minggu, Lapangan tersebut akan dipakai oleh santri putri.

Pintu lapangan juga dijaga ketat oleh bagian keamanan, Sama seperti pintu perbatasan.❗

Maka dari itu Maisur dengan santainya menghidupkan rokok, Karena memang saat ini seluruh santri sedang sibuk mengaji kitab.

"Wes ayo balik" Ajak Maisur.

"Kulo balik ten asrama gus"

"Walah Ky, Yowes kunu" Usir Maisur.

"Weh porek guse, Assalamu'alaikum" Pamitnya. Ia meninggalkan Maisur menuju asrama putra 1. Waktu menunjukkan pukul 9.15, Dimana seluruh abdi ndalem harus sudah kembali ke asramanya masing-masing.

Maisur juga beranjak dari duduknya, Memasukkan kotak rokok kedalam saku baju kokonya, Lalu memakai sandalnya dan kembali menuju ndalem.

Ia bersenandung ria sepanjang jalan menuju ndalem, Menyanyikan lagu weeding nasheed yang trend saat ini.

"Oooarusa tunnuritadjul badri yubrizuha
Najman ya syaubiha anwarin wa anwarin
Mubarokun zaujaha, Ja'ats 'ala durorin
Zaujunna qoibitats wijin wa ibhari"

"Dari mana le?" Tanya abi yang berada diruang tamu, Beliau sedang meminum kopi yang pastinya buatan umma.

"Assalamu'alaikum abi.." Salamnya dengan sedikit cengengesan.

"Wa'alaikumussalam ya gitu masuk rumah salam, Bukan nyanyi nyanyi" Cibir abi.

"Alvin balik ke Bandung selama seminggu kedepan" Kabar baik dari abi! Maisur tidak perlu susah-susah untuk melindungi Namira dari adik tirinya itu.

"Bagus deh abi" Syukurnya.

Abi menyerngitkan dahi nya. Apa maksud dari putra keduanya itu?Ia tau bahwa putranya Maisur tidak terlalu dekat dengan putra ketiga nya Alvin, Tapi mengapa sekarang Maisur terlihat sangat tidak suka dengan Alvin?

"Berantem kamu Fadhlan sama Alvin?" Intrograsi Abi, Beliau melepas kacamata yang bertengger di matanya sedari tadi, Lalu meletakkan nya di meja.

Maisur menghembuskan nafas kasar, Lalu mengambil posisi duduk didepan abi nya.

"Ngga berantem bi.." Jawabnya santai.

"Iya tadi umma lihat waktu Alvin ikut nimrung ke gazebo, Tiba-tiba Namira sama Beby pergi gitu aja lho.., Trus kakakmu Azhar, Kaya marahan sama istrinya." Sahut umma, Beliau join mengintrograsi Maisur. Umma penasaran apa yang terjadi diantara anak-anaknya itu.

"Waduh kalo itu Fadhlan ga ikutan umma, Kalo Namira aman aja kayanya?Mungkin dia kangen ndalem ummi Fitria, Makanya langsung kesana. Kali aja dia minta anter mbak Beby, Makanya mbak Beby juga langsung pergi." Alasannya, Untung saja Maisur pintar mencari alasan.., Ya gapapa lah sekali-sekali demi kebaikan.

"Alvin sedari kecil dirawat mendiang neneknya. Bukan seperti anak abi yang lain.., Dilingkungan pondok. Pastinya sudah terjamin langsung sama abi, InsyaAllah anak-anak abi terdidik. Alvin juga dulu abi sekolahkan MI dan MTS di Bandung. Tapi kalau soal pergaulannya, Abi ndak terlalu memperhatikan. Jadi kalau ada yang kurang pantas, Dinasehatin adeknya." Pinta abi, Beliau beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan istri dan anaknya menuju kamar.

Setelah dipastikan abinya benar-benar masuk kekamar, Maisur berpindah posisi disebelah umma nya. Ia merebahkan tubuhnya, Menjadikan paha umma nya sebagai tumpuan kepalanya.

"Tak ada bantal yang bisa membuat diri merasa aman dan nyaman selain paha dari ibu" Celetuk Maisur, Ia memejamkan matanya. Merenggangkan otot-otot punggungnya yang kaku, Pasalnya seharian ini ia tidak merebahkan diri sama sekali. Malahan mengemudi dari Jakarta-Surabaya-Jakarta.

"Bisa aja anak ganteng" Kekeh umma, Beliau mengelus-ngelus rambut sang putra. Maisur ini putra kesayangan umma, Yang paling manja.

"Mau cerita umma, Tapi dikamar Fadhlan ya?Takut kedenger Abi" Pinta Maisur, Ia membuka matanya, Menghentikan tangan ummanya lalu beralih ke posisi duduk menghadap ummanya.

"Yaudah yuk" Antusias umma. Paling suka kalau jadi tempat menampung cerita anak-anaknya.

Ibu dan anak tersebut menaiki satu-persatu anak tangga dengan perlahan agar tidak mengganggu yang lainnya. Mereka masuk kedalam kamar yang berada disebelah kanan tangga.
Maisur tak lupa untuk menutup pintu tersebut, Ia mendekati kasurnya lalu menaikinya dengan perlahan. Sedangkan umma menata bantal dan guling untuk putranya, Aish seperti anak kecil.

Setelah selesai, Umma menyuruh Maisur untuk merebahkan dirinya. Pastinya langsung dituruti oleh sang putra. Umma duduk disebelah Maisur yang sedang rebahan, Putranya sibuk mencari sesuatu diponselnya.

Ya, Maisur sedang mencari rekaman suara saat Beby menjelaskan kelakuan Alvin saat sekolah dulu. Setelah ketemu Maisur langsung mengklik tombol play.

"Ceritanya disini umma, Dengerin ya.." Ungkap Maisur, Umma langsung mengangguk-nganggukkan kepala. Beliau mendengarkan sambil mengelus-ngelus kembali putranya. Sepanjang cerita Maisur tertidur lelap, Sedangkan ummanya tak menyangka anak seumuran alvin pada saat itu sudah berani-berani nya bermain perempuan.

"Kalau abinya tau, Marah pasti.., Sebenernya sepele kalau menurut orang lain. Tapi fatal menurut abi." Lirihnya. Ia menghentikan aktivitas mengelus kepala putranya, Lalu mematikan ponsel putranya dan meletakkan benda pipih itu dinakas sebelah kasur.

Umma menyelimuti Maisur dan meninggalkan sang putra untuk ikut beristirahat dikamarnya bersama sang suami.

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

Mentioned U In My Prayer (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang