1

306 20 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu'alaikum temen-temen👋👋.
Cerita ini dibuat dari AU tiktok yang sempat booming akhir-akhir ini. Buat yang belum tau dan mau lihat sekilas versi AU nya, bisa mampir di tiktok aku (matchatarow)💟.
Cerita ini dibuat bertujuan agar teman-teman semua bisa memulai tirakat sejak dini untuk masa depan. Tidak hanya soal jodoh, Melainkan soal karir, Pendidikan, Keturunan, Dan lain sebagainya.
Semoga bermanfaat yaa😻‼️.
Happy Reading Guys!

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

Sore hari diselimuti dengan cahaya matahari yang lebih lembut dan lebih merah dari cahaya terik siang. Sore ini Namira dan Kak Maisur berada di gazebo ndalem, Mereka menemani Abi Kak Maisur yang sedang menyimak setoran hafalan santri di Langgar (musholla) ndalem yang tidak jauh dari gazebo tempat mereka bermain.

"Kak Mai" panggil Anak kecil berumur 5 tahun yang tak lain adalah Namira, Ia memperhatikan Kakak sepupunya(Maisur) yang sedang memasukkan satu persatu kecik sawo kedalam cekungan sawah. Yap, mainan mereka sore hari ini adalah congklak.

Setelah berhasil memasukkan semua kecik sawo yang ada di tangannya, Ia menatap wajah Namira.
"Nih udah, sekarang giliran kamu"

"Dengerin dulu adek ngomong" rengek Namira.

"Kenapa?" Ucapnya dengan lembut sambil mengelus-elus rambut Namira.
Fyi, mereka beda 4 tahun guys, Jadi sekarang umur Maisur adalah 9 tahun.

"Tadi adek ke ndalem, terus ketemu sama Mbah Kyai" Mbah Kyai adalah buyut mereka, Pemilik Pondok Pesantren Darussalam.

Maisur mengangguk-nganggukkan kepala.
"Terus?"

"Katanya aku nanti kalau sudah besar di nikahkan sama Kakak Maisur" Ucap anak kecil itu dengan ekspresi yang pastinya sangat lucu. Namira merupakan anak yang gemar bercerita kepada siapapun, Dan hal sekecil apapun itu. Termasuk ke Kakak sepupu kesayangan nya ini.

Perkataan tersebut hanya dibalas kekehan oleh Maisur.

"Kakak mau ndak kalo nikah sama Namira?Nanti kita sholat jamaah kaya bunda dan ayah" Katanya dengan semangat 45.

Dan lagi lagi Maisur tidak bersuara, Ia hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.

Lagi lagi anak kecil itu bersuara, Ada saja hal-hal kecil yang selalu ingin ditanyakan.

"Kenapa kakak mau?" Tanyanya dengan sedikit mencondongkan kepala ke arah muka Maisur dan mengangkat satu alisnya.

"Karena kata Abi Kak Mai, Apapun yang disuruh sama Abah Kyai itu harus dilaksanakan selagi itu baik. Insyallah berkah dan membawa kebahagiaan jika di ridhoi oleh orang tua". Jawabnya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh Namira.

"Terus kenapa Adek mau?" Tanya Maisur balik.

"Tidak tau" Jawab Namira sambil mengangkat bahu dan dibalas gelengan kecil dari Maisur.

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

Sang mentari menyapa pagi hari dengan senyumannya yang sangat mengagumkan hati. Senyumannya memancarkan kehangatan teriknya kala pagi hari yang sangat dingin. Pagi ini Namira akan berangkat ke sekolah. Tahun ini adalah tahun terakhir Ia bersekolah di SMAN favorit di kota Surabaya. Yap, Namira duduk dibangku kelas 12. Hari ini Ia akan menjalani ujian praktek Pjok.

Satu persatu tangga Ia turuni dengan semangat dan segera menuju ke ruang makan. Disana terdapat bunda yang sudah siap dengan pakaian kantornya, Beliau sedang menyiapkan sarapan roti panggang untuk keluarga kecilnya, Segera Namira mengambil posisi duduk disebelah Adiknya, Kamila. Namira adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Kamila adalah adik bungsunya. Namira juga mempunyai adik laki-laki, bernama Zidan. Zidan sedang menimba ilmu di suatu Pondok Pesantren Internasional di Indonesia. 

Mentioned U In My Prayer (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang