4

86 11 1
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman, Gimana nih sama ceritanya?Maaf ya sedikit aneh, Matcha harus banyak belajar dulu hehe. Bantu support matcha dengan cara vote&&komen ya!
Di part 5 isinya bukan cerita, Tapi aku jeda dulu guys!
Di part 5 bakal ada visual dari masing-masing tokoh dan aku bakal memperjelas latar belakang nya juga.
Buat part ini, Kita lanjutin dulu cerita di part sebelumnya.
Happy reading💌💌

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, Maisur masih berada di rumah Namira. Kondisi Namira sedikit memburuk, Ia mulai demam setelah kejadian tadi. Untungnya bunda langsung menyuapi sepiring berisi bubur dan memberi obat pereda panas kepada Namira, Jadi panasnya tidak akan semakin buruk.

Bunda dan Maisur memberi waktu untuk Namira beristirahat, Sepertinya Ia juga kelelahan dan telat makan. Setelah melaksanakan sholat maghrib, Maisur dan Bunda melanjutkan kegiatan dengan makan malam. Hari ini bunda memasak Capcay dan Perkedel, Menu kesukaan Maisur. Walaupun sederhana, Maisur sangat menikmati menu buka malamnya hari ini.

"Gimana Fadh?" Tanya bunda.

Sedangkan Maisur bingung apa yang dimaksud bunda.

"Namira" Jelas bunda.
"Dia baru minggu depan lulus SMA" Sambungnya.

Maisur menuangkan sedikit air ke gelasnya lalu meneguknya perlahan, Lalu meletakkannya kembali di atas meja.
"Bingung bunda"

"Kamu mau nya gimana Fadh?Bunda dan umma ga memaksa kamu, Kalo di mesir udah ada pandangan..,, Ya silahkan. Pasti Almarhum buyutmu paham kalau emang kamu menolak perjodohan ini" Jelas bunda.

"Ngga usah dibawa pusing" Imbuhnya sambil menggengam tangan laki-laki dihadapannya yang sudah berusia kepala dua.

"Izinkan Fadh untuk istikharah dulu ya bunda, Biar lebih mantep" jawab Maisur dengan sedikit senyuman dan mengelus pelan tangan yang menggenggamnya.

"Jadi omongan buyut waktu aku kecil beneran?" Batin Namira yang sedari tadi berada di lorong lantai atas dan mendengar semua percakapan antara bunda dan Maisur.

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

"Namira, Kakakmu mau pulang nak" Teriak bunda dari lantai bawah, Tepatnya di ruang tamu.

"Boleh ga bunda kalo Fadh ke atas sama bunda?biar Fadhlan aja yang keatas, Takutnya Namira gabisa turun, Kayanya masi lemes banget" Izin Maisur yang masih tetap setia duduk sedari tadi.

"Yaudah ayo" Bunda segera beranjak dari tempat duduknya, Begitupun Maisur. Mereka menaiki satu persatu tangga untuk menuju ke kamar Namira, Lebih tepatnya di lantai 2.

8 langkah langkah dari tangga, Terdapat beberapa kamar. Masing-masing kamar terdapat tulisan nama sang pemilik kamar. Tanpa berpikir panjang, Bunda langsung menggeser pintu kamar yang bertulisan Namira.

Fyi pintu kamar nya tu yang geseran guys.

"Yah tidur bunda" Cicit Maisur.

"Yaudah gak papa kamu pulang aja, Nanti bunda sampaikan salam mu ya" Kekeh bunda yang melihat wajah melas Maisur.

"Yaudah Fadhlan pulang ya bunda" Pamit Maisur sambil mencium tangan sang tante yang sudah biasa Ia panggil dengan sebutan bunda.

"Iya le, hati hati ya" Jawab bunda sambil menepuk-nepuk pelan pundak sang ponakan.

Maisur menatap sejenak sekeliling isi kamar Namira sebelum meninggalkan nya, Ini adalah kali pertama Maisur mengunjungi rumah Namira. Bernuansa putih dan pink, Sangat bersih. Penataan barang-barang di kamar ini terlihat begitu rapih. Terdapat beberapa foto yang terpajang di dinding kamar ini. Mulai dari foto Namira saat lulus TK, SD, SMP. Bahkan foto Namira saat SD ketika mengikuti eskul pencak silat pun ada.

Di nakas tepat sebelah kasurnya juga terdapat pigura kecil berisi foto Namira dan Maisur saat mereka berdua masih kecil. Tepatnya saat mereka masih tinggal di ndalem pondok Mbah Yai.
Namira yang rambutnya terurai panjang sebahu, Mengenakan baju pink dipadukan dengan rok putih, Serta jepit rambut pink yang terpasang di rambut nya membuat Ia terlihat semakin menggemaskan. Sedangkan Maisur mengenakan baju koko putih beserta sarungnya. Terlihat tampan. Maisur terkekeh melihat foto tersebut, Ia tidak menyangka bahwa kenangan tentang dirinya dan Namira, Masih disimpan rapih oleh sang empu.

"Lucu ya le" Sahut Bunda yang cukup mengagetkan Maisur yang tengah sibuk memperhatikan satu persatu barang-barang yang ada di kamar Namira.

"Iya bunda" Jawab Maisur dengan senyum tipis nya.

"Yaudah bunda, Turun yuk. Keburu malem" Usul Maisur yang langsung di turuti oleh sang Tante.

Bunda segera menghantarkan Maisur menuju gerbang. Saat Maisur memasuki mobil nya, Zidan datang dengan motor vespa nya, Kemudian Ia membukakan gerbang untuk mempersilahkan mobil kakak sepupunya itu keluar.

Tin-tin..

Maisur membunyikan klakson guna menyapa sang adik sepupu. Sedangkan Zidan segera masuk dengan sepeda vespa nya lalu mendekati mobil Maisur.

"Pulang kemana kak?" Tanya lelaki berpakaian kaos dan celana cargo dengan suara kerasnya.

"Pulang ke ndalem" Jawab Maisur dengan suara keras juga.

Bunda yang tadinya berada di ambang pintu segera menghampiri sang anak dan sang ponakan ketika mendengar jawaban tersebut.

"Loh le, udah malem loh ini" Putus bunda dengan nada khawatir nya.

"Iya loh kak, Pasti nyampe nya malem" Sahut Zidan.

"Gapapa bunda, Fadhlan ga sendirian. Ada alumni darussalam yang rumahnya dekat sini, Kakak kelas Fadhlan dulu waktu MI. Katanya mau nemenin Fadhlan balik ke ndalem, Sekalian sowan ke Abi" Jelas Fadhlan.

"Yaudah, Hati-hati ya" Bunda merasa lega seketika.

Bunda berpindah posisi untuk memberi jalan mobil yang di kendarai Maisur lewat, Begitupun Zidan.

Tin-tin..

Pamit Maisur, Lalu Ia melambaikan tangan melalui kaca mobil yang Ia turunkan dan dibalas sedemikian oleh Bunda dan Zidan.

Mobil Crv putih itu pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan komplek perumahan Namira.

Dan tanpa di sadari, Sedari tadi Namira memperhatikan interaksi 3 Manusia yang ada di gerbang melalui balkon kamarnya. Ia masih tak menyangka bahwa nantinya akan menikah dengan sang kakak sepupu yang tak lain adalah Maisur.

ᶻ 𝗓 𐰁 .ᐟ

Mentioned U In My Prayer (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang