14

50 4 4
                                    

"Umma, Fadhlan akad sekarang saja ya.."

"Umma.." Abi masih berusaha sekuat tenaga membangunkan umma.

Waktu menunjukkan pukul 02.45, Dimana setelah ini seluruh santri akan melaksanakan kegiatan sholat tahajjud dan ngaji Qur'an di masjid.

"Jangan bercanda ah bi.., Kan masih 3 hari lagi.." Lirih umma, Ia masih sangat mengantuk. Pasalnya ia baru menuju alam mimpi pada pukul 23.30.

"Abi udah bicara lho sama ust Zaid.."
"Nanti setelah subuh, Disaksikan sama seluruh santri" Sambungnya.

Abi masih setia duduk dipinggiran kasur, Memperhatikan umma yang masih berusaha mengumpulkan nyawa.

"Emang anaknya udah tau abi.." Hembus umma. Ia merapikan rambutnya yang terurai, Lalu mengikatnya dengan scrunchie.

"Udah siap, Tuh diruang tamu." Jawab Abi dengan santai.

"Maharnya?Terus yang lain nya?"Tanya umma, ia memasang hijab nya lalu beralih duduk dipinggiran kasur bersama suaminya.

"Aman istriku, Kalau belum siap juga abi ga keburu-buru" Jawab suaminya dengan lembut.

"Assalamu'alaikum good morning everyone" Salam Maisur dengan suaranya yang cukup kencang bak speaker masjid. Ia membuka pintu kamar abi umma nya perlahan lalu masuk kedalam nya.

"Lho umma ayo mandi" Rengek Maisur.

"Anak tengah umma mau M E N I K A H" Ucapnya dengan semangat 45, Sampai-sampai mengeja kata "menikah".

"Fadhlan, Ndak bisa siangan apa sore gitu.." Tawar umma, Pasalnya ia belum belanja untuk keperluan konsumsi. Dari awal memang konsepnya intimade wedding, Tetapi seluruh santri tetap mendapatkan hidangan yang lezat-lezat untuk hari ini.

"Ngga bisa umma hehehe" Cengengesnya.

"Ga sabar banget mau ngapain sih" Cibir umma, Ia meninggalkan suami dan anaknya begitu saja. Lebih tepatnya segera menuju ke kamar mandi agar putra nya itu tidak mengoceh saja.

"Ini juga disuruh abi.." Teriaknya agar umma mendengar dari dalam kamar mandi.

"Gitu-gitu seneng kan..." Balas umma yang juga ikut berteriak dari dalam kamar mandi.

"Ya iyalah, Siapa juga yang ga mau nikah" Gumam Maisur.

"Wes kunu latihan ijab kabul" Ejek Abi.

"Mboten usah latihan bi, Saestu lancar" Dengan pede nya.

Abi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan putra kedua nya itu. Tengil ntah turunan dari siapa.

"Fadhlan keluar dulu ya bi" Pamitnya.

"Ojok kabur!" Mengingat keduanya dijodohkan, Abi takut jika Maisur berpura-pura senang atas pernikahan nya setelah ini, Lalu kabur.

"Ya Allah Rabbi, Mboten bi.." Elaknya. Maisur melangkah menuju meja rias milik umma nya yang tentu terdapat cermin yang cukup besar disana. Ia melihat pantulan dirinya.

Memakai atasan baju koko yang baru saja dibelikan oleh kakaknya, Gus Azhar sebagai kado pernikahannya.

"Kok apik baju mu le?baru ta?"
Kok bagus baju mu nak?baru kah?
Tanya Abi yang memperhatikan penampilan putra nya dari atas sampai bawah.

"Iya bi, Ganteng ya?" Pede nya sambil merapikan comma hair nya.

"Iya ganteng kayak abi" Puji Abi, Ia beranjak dari duduknya lalu melangkah keluar kamar menuju ruang tamu. Meninggalkan putra nya yang masih sibuk bercermin.

"Aku gak nyangka bisa secepet ini" Lirihnya dengan tetap setia memandangi wajahnya sendiri dipantulan cermin.

"With Namira.." Sambungnya.

Mentioned U In My Prayer (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang