Painful Distance

100 17 14
                                    

Yoon Jaehyuk tidak dapat lagi menyembunyikan kesedihannya. Ia sudah mencari sang pujaan hati, Hamada Asahi hingga ke Jepang sekalipun tidak ia temukan. Rumah milik keluarga Hamada juga telah kosong ditinggalkan.

Tidak terbesit bayangan apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Apakah ini ulah neneknya lagi? Kenapa nenek tua itu tidak bisa membiarkan keluarganya hidup damai?! 

Drrt drrtt

Ponsel mahal milik Jaehyuk bergetar menandakan adanya pesan masuk.

"Apakah sudah bertemu Asahi?"

Pesan singkat itu dikirim oleh Ibunya, Song Yoonhyeong yang ikut khawatir pada kondisi hubungan putranya. Tentu saja ia sudah mengetahui apa yang terjadi, karena ia sudah tau persis bagaimana sang ibu mertua.

"Aku akan berusaha mencarinya, Eomma~ Mungkin Asahi dan Okaasan sedang pergi menemui keluarganya, rumah mereka terlihat kosong. Aku akan menetap di Jepang dulu", balas Jaehyuk.

Setelahnya, ponsel ia masukkan kedalam jas yang masih melekat di tubuhnya. Ia bergegas menuju mobilnya, tanpa ia tahu akan menuju kemana sekarang~

Dukk

"Hah~", Jaehyuk hanya bisa menghembuskan nafas frustasinya.

Kriing Kriing

"Eomma"

Ponselnya berdering dan tercetak nama panggilan dari sang ibu. 

"Yeobseyo, eomma?", jawab Jaehyuk.

"Jaehyuk-ah~ Apa kau sudah makan? Suaramu terdengar sangat tidak baik", balas sang ibu ketika mendengar suara Jaehyuk yang sangat lemas.

Bagaimana tidak lemas, jika tidak salah ingat oleh otak cerdasnya, Jaehyuk terakhir makan itu 3 hari yang lalu. Itupun hanya gimbab yang disodorkan oleh Doyoung secara paksa ke ruangannya. Sisanya, hanya air atau kopi. Benar-benar menyiksa diri sendiri!

"Hn? Mungkin sebentar lagi, Eomma. Bagaimana dengan eomma? Eoh, appa sudah pulang?", tanya Jaehyuk mengalihkan perhatian sang ibu.

"Jangan menunda dan tidak makan, sayang~ Eomma sedang menunggu appa mu untuk makan malam, ia sedang mandi. Ingat pesan eomma~ Jangan lupa makan dan istirahat. Eomma mencintaimu~", tutup sang ibu.

"Eoh, aku juga mencintai kalian. Terima kasih, eomma", balas Jaehyuk dan mengakhiri panggilan mereka.

Benar kata ibunya. Ia harus makan, tubuhnya mulai menunjukkan pemberontakkan. Sudah terasa sangat lemas, energinya sangat terkuras.

Mobilnya ia arahkan menuju hotel miliknya untuk makan malam sekaligus mengistirahatkan tubuhnya. Belum beban pekerjaan yang terus berdatangan, masalah sang nenek yang terlalu ikut campur di urusan keluarganya juga membuat kepalanya semakin pusing.

 Belum beban pekerjaan yang terus berdatangan, masalah sang nenek yang terlalu ikut campur di urusan keluarganya juga membuat kepalanya semakin pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Osaka Train Station

Sriiiiing

Suara bising dari kereta api yang silih berganti melewati Stasiun Osaka, salah satu stasiun kereta api yang ada di Jepang. 

"Untunglah kita tidak terlambat sampai stasiun, Asahi-chan"

"Okaasan, kita akan transit lagi dari sini?"

Asahi dan ibunya ada di stasiun ini!!

"Ini adalah tempat terakhir kita transit, sayang. Kita akan ke Desa Hayakawa, kau ingat kan?", tanya sang ibu.

"Tentu, okaasan. Asahi merindukan onsen di dekat rumah", jawab Asahi pelan.

Desa Hayakawa terletak di barat Prefektur Yamanishi, yang terletak di timur Prefektur Osaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desa Hayakawa terletak di barat Prefektur Yamanishi, yang terletak di timur Prefektur Osaka. Waktu yang perlu ditempuh sekitar 5 jam perjalanan dari Osaka. Desa yang terkenal dengan onsen di tiap sudut desanya, dan desa yang tidak terlalu ramai akan penduduk. Tempat yang nyaman untuk menenangkan diri.

"Apakah kau sudah membuang semua yang diberikan oleh nenek dari Jaehyuk-kun, Sahi-chan?", sang ibu bertanya ketika mereka berdua sudah mendapatkan tiket keberangkatan yang tertulis 20.30, artinya masih harus menunggu sekitar 30 menit lagi.

"Ya, sudah okaasan. Seluruhnya aku sudah tinggalkan di rumah. Tempat yang diberi tahu oleh nya pun tidak aku ikuti. Itu terlalu jauh, aku tidak ingin kita sulit bertemu Otousan.", jelas Asahi.

Setelah itu keduanya terdiam, masing-masing sibuk dengan pikiran mereka. 

"Jaehyuk-ah, aku berdoa semoga kau selalu sehat dan bahagia. Jangan harapkan apapun dariku ini. Terimakasih atas cintamu", batin Asahi.

Tanpa Asahi ketahui, sang ibu melihat jika dirinya meneteskan air mata yang terjatuh melewati pipi mungilnya. Ibunya paham betul bagaimana perasaan Asahi saat ini, terpisah dari orang yang sangat dicintai amatlah menyakitkan.

Ding dong ding

"Pengumuman keberangkatan dari Stasiun Osaka menuju Stasiun Yamanashi akan segera dibuka"

Ding dong ding

"Ayo, Sahi-chan~ Kereta kita tiba lebih cepat", ajak sang ibu pada Asahi.

Asahi pun bangkit dan memegang bawaan mereka. Langkah kakinya terasa berat meninggalkan kota kelahirannya. Kota dimana tempat sang kekasih hati sedang mencarinya.

Sebentar lagi mereka akan terpisah demi kebaikan bersama. Asahi tidak ingin Jaehyuk terus menerus ditekan oleh neneknya, dan juga ia tidak ingin keluarga kecilnya terusik lagi. Cukup ia harus kehilangan sang ayah, jangan ibunya juga.

.

.

To Be Continued

Helo?

Apakah masih ada yang ingat sama cerita ini? Hehehe.. Maaf Apil baru dapet mood updatenya..

Terima kasih yang selalu setia komen, vote dan menunggu cerita ini ^^


See U Soon


Best Regards,

AFEELLOVE


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me Tight (Jaesahi GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang