Part 11

2.5K 127 0
                                    

Sebelum baca vote dulu atuh jangan jadi sider. Aku capek loh bikin cerita masa vote aja gak mau

Happy reading

***

Seline dan Adelio berjalan ke kantin bersama disepanjang jalan menuju kantin banyak bisikan dari para murid melihat yang mereka berdua.


'Kemarin ngejar-ngejar Samuel sekarang sama Adelio maruk amat mbak'

'Sok cantik banget'

'Adelio jangan mau sama Seline'

'Paling nanti balik lagi ngejar Samuel'

'Adelio ganteng banget njir'

'Kalau dilihat-lihat mereka cocok juga'

'Selama ini kan Adelio suka sama Seline'

'Gue dukung mereka sih'

'Seline sama Samuel masih tunangan ga sih'

'Murahan'

Seline memilih mengabaikannya tapi Adelio langsung menghampiri cewek yang bicara tadi.

Cewek itu pun melihat Adelio yang menghampirinya dengan takut.Siapa sih yang gak takut sama Adelio dia itu meskipun ganteng kalau marah gak pandang bulu mau cewek atau cowok.

"Lo! Sekali lagi gue denger Lo ngomong yang enggak-enggak tentang Seline gue habisin Lo, punya mulut dijaga jangan sampai gue robek tuh mulut "tekan Adelio sambil memandang tajam ke arah cewek itu.

Cewek itu ketakutan melihat mata Adelio ia hanya mengangguk dengan kaku dan segera menjauh.

"Lio ayo" ucap Seline sambil menggandeng lengan Adelio. Cewek itu senang Adelio membelanya. Seline jadi semakin menyukai Adelio.

'argh gue baper' batin Seline menjerit

Merasakan ada tangan yang menggandeng lengannya. Cowok itu terkejut masih belum terbiasa dengan sikap Seline yang berubah. Tapi tak dapat dipungkiri hatinya senang. Seketika Wajah Adelio yang tadinya marah berubah ia menatap Seline dengan lembut.

"Iya" kata Adelio. Cowok itu berjalan sambil menggenggam tangan Seline yang berjalan disampingnya.

Seline yang merasa tangannya digenggam Adelio, senang bukan main.

Mereka akhirnya sampai dikantin.

"Mau pesen apa" ucap Adelio saat melihat Seline telah duduk disalah satu kursi.

"Gue nasi goreng sama es teh aja" jawab Seline

Adelio mengangguk dan segera pergi memesan. Seline menunggu sembari memainkan ponselnya. Sampai pekikan heboh dari pintu masuk kantin mengusiknya.

'Aaa Aland jangan dingin-dingin'

'Bagas manis banget sih'

'Bian sini gue pasangin dasinya'

'Samuel ganteng banget oy'

'Aksa Love you'

"Felix senyum dong'

"Apasih lebay banget" celutuk Seline telinganya sakit mendengar pekikan heboh itu.

Keenam cowok itu memilih duduk diujung kantin tempat mereka biasa makan.

"Seline beneran beda" ucap Bagas saat melihat Seline yang tidak menatap Samuel saat mereka lewat.

"Iya, tapi ini baguskan Samuel sama Annie, Seline sama Adelio jadi gak ada lagi yang tersakiti, mungkin dia udah sadar ada yang selalu ada buat dia tapi gak pernah dia liat" kata Aksa

"Yakin bisa aja ini dia sengaja manfaatin Adelio buat dapetin Samuel" kata Felix dengan julid.

Diam-diam Samuel setuju dengan ucapan Felix.

"Seline emang beneran berubah Lix" bantah Bian ia tak terima jika adiknya dihina Felix.

"Tumben Lo belain dia, kenapa nih" ujar Felix

"Dia yang Lo maksud itu adek gue" sahut Bian ia harus segera berbicara dengan Samuel. Cowok itu teringat ucapan Seline yang bilang bahwa Samuel yang mendorong nya dari tangga ia masih belum percaya.

"Bagus kalo lo sadar Bian"celutuk Aland cowok itu sedari tadi hanya menyimak pembicaraan temannya.

"Bagas pesen sana" titah Samuel sambil memberika uang berwarna biru beberapa lembar.

Bagas pun segera memesan.

Sementara itu Adelio berjalan sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman.

Cowok itu meletakkan nampannya dimeja dan duduk disamping Seline.

"Nih" ujar Adelio sambil menyerahkan sepiring nasi goreng dan secangkir es teh kepada Seline.

"Makasih Lio" ucap Seline

Adelio mengangguk dan mulai memakan makannya.

***

Transmigrasi Seline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang