~03~

118 21 0
                                    

-
-
-
Happy reading
-
-
-

Disisi lain

"Lohh, dimana ini?" Ucap Elio melihat didepan nya ada lapangan rumput luas, seingatnya ia sedang tidur Kenapa ada di sini.

"Ada ayunan" Sebenarnya ini dimana.

Elio pun berjalan ke ayunan itu ada dua ayunan yang biasanya ada di taman.

Tidak ada pohon tidak ada orang, itu lah pikiran Elio saat menduduki ayunan dan melihat ke sekitar.

Tiba-tiba Elio merasa ada yang duduk di sebelahnya, Elio pun menengok

Siapa pemuda ini, terlihat sangat familiar. Tapi siapa

"Hai Elio" Ucap pemuda itu sambil tersenyum tipis.

"Eh kamu kok?" Ucap Elio kaget, bagaimana bisa pemuda itu tau namanya.

"Yaa, aku yang membawa mu" Ucap pemuda itu

"Aku Elio, pemilik tubuh yang kamu tempati sekarang" Ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya.

"Hah?" Elio kaget, ia baru menyadari nya sekarang.

"Haha, tidak usah kaget" Ucap Lio

( Elio nya dipanggil Lio aja yaa, supaya bisa bedain)

Skip

Bagaimana Elio tidak kaget, ia bertemu dengan pemilik tubuh yang sekarang ia tempati.

"Kamu pasti bingung kan, maaf karena aku kamu tidak bisa bertemu dengan orang tua mu" Ucap lirih Lio, ia merasa bersalah karena membawa Elio ke masalah hidup nya.

"Hah.. ohh, tidak kok tidak apa-apa sungguh" Ucap Elio panik saat melihat muka Lio, ada pancaran bersalah dimatanya.

"Aku sebenarnya tidak ingin kamu memasuki tubuh ku dan harus menghadapi masalah yang akan terjadi di masa depan..."

"aku.. sudah menyerah, aku sudah mengulangi waktu berkali-kali tapi tetap saja tidak ada yang berubah" Ucap Lio sambil melihat lapangan rumput luas di depan nya.

Hatinya begitu sakit saat mengingat apa yang telah ia lakukan untuk mencegah tapi itu hanya sia-sia.

"Mungkin dengan kamu yang berada di tubuhku sekarang, kamu bisa mengubah takdir ini dan mencegah kehancuran keluarga ku"

"Aku mohon, ubah semuanya.." lirih Lio

"Cegah kak asa jatuh cinta ke perempuan ular itu" Ucap Lio menatap Elio.

"Aku tidak yakin aku bisa" Ucap Elio menatap balik Lio.

"Tapi aku yakin, jadikan kesempatan hidup ini untuk kebahagiaan yang tidak pernah kamu miliki" Lio tersenyum tipis, berusaha meyakinkan Elio.

"Umm.. akan ku usahkan" Ucap Elio

Setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga ini kesempatan untuk nya. Memiliki keluarga, teman, dan bisa sekolah tanpa harus memikirkan biaya.

"Aku hanya bisa berbicara sampai disini, waktu ku sudah habis" Ucap Lio, Lio pun berdiri dari ayunan dan mengulurkan tangannya ke Elio.

"Ayo aku antar pulang, jangan berlama-lama disini"

Elio pun menerima uluran tangan Lio dan berdiri dari ayunan nya.

"Apa kamu tidak sedih jika ada yang menggantikan posisi mu?" Ucap Elio, ia takut Lio akan meminta posisinya lagi saat ia menyelesaikan masalah itu.

"Haha, tidak kok. Aku senang berada di sini" Lio tidak menyangka jika Elio akan bertanya seperti itu, ia tidak akan sejahat itu untuk melakukan nya.

"Aku di sini bersama bunda, Tapi sekarang bunda tidak ada, karena aku ingin berbicara berdua dengan mu" Ucap Lio.

"Ayo cepat sana pergi, tidak baik berlama-lama disini" Lio pun menarik Elio ke pusaran cahaya yang tiba-tiba muncul.

"Apa sungguh tidak apa?" Elio seperti masih tidak percaya.

"Iyaa, apa aku terlihat berbohong?" Tanya Lio.

"Tidak.." Ucap Elio

"Nah, sana pergi.. aku titip Daddy dan Abang pada mu Elio. Jaga mereka" Ucap Lio, dengan menatap teduh kearah Elio.

Ia harap dengan adanya Elio Daddy dan Abang bisa terhindar dari masalah itu.

"Baik" Ucap Elio sambil berjalan ke pusaran cahaya itu dan ia menengok ke arah Lio dan melambai kan tangan nya, Lio pun melakukan hal yang sama.
























































































-
-
-
-
Hi, gimana? Bagus ga cerita nya?
Maaf ya klo ga nyambung.
Jangan lupa vote dan komen
Saran dan kritik dipersilahkan
-
-
-
Terimakasihh 💗

Elio's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang