Chapter 11

387 85 42
                                    

°E

Shienna terlena mengamati Jianne sedang memasukkan beberapa buku pembelajarannya kedalam tas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shienna terlena mengamati Jianne sedang memasukkan beberapa
buku pembelajarannya kedalam tas. Rambut Jian usai keramas telah kering di ikat tinggi, poni Jian dijepit keatas menampilkan wajah utuh beserta keseriusan Jian
enutup tempat peralatan tulis sebelum ia menoleh pada Shienna. Seketika Shienna mengulas senyum duduk dihadapan Jian.

Meletakkan buku sempat Shienna baca, lantas ia mengatakan. "Tidak ada yang tertinggal lagi kan?"

Jian mengangguk. "Jian sudah memasukan semua keperluan untuk dibawa besok. Omong-omong, besok mama pulang pukul berapa?— Jian tidak bermaksud akan pergi kemana-mana sendirian, kok." kalimat putrinya terlontar cepat ketika Shienna telah memicingkan mata mendengar pertanyaan Jian.

"Mama harus percaya pada Jianne." kata Jian menepuk dadanya pelan.

"Mama sangat percaya pada Jian." ucap Shienna lembut ditengah Jian tengah berusaha menjelaskan ia hanya ingin mengetahui Shienna akan kembali pukul berapa, kapan Jian dijemput dari kedai bibi Kwon dan apakah... um, apakah memungkinkan Jian bertemu Kim Taehyung untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi Jianne pikir.

"Mama belum bisa pastikan akan pulang dari perusahaan mister Rodriguez pukul berapa, tapi yang pasti, Jianne dengar mama." Shienna melipat bibir sesaat sebelum menggenggam kedua tangan Jian. "Selama yang menjemput Jianne disekolah bukan seseorang yang telah mama minta tolong dan mama percayai, Jian tidak boleh pergi sendiri ke kedai bibi Kwon atau pergi dengan orang lain yang mama tidak izinkan, mengerti?"

Jian terdiam, kelopak matanya mengedip lambat membuat Shienna terenyuh. Ini mama yang dulu, mama yang mengkhawatirkan Jianne setelah mereka kerap mendatangi Psikolog. Kemudian sekon berikutnya Jian mengangguk bersemangat dengan senyuman lebar. Mama Shienna tidak ingin kehilangan Jian seperti Jian dan mama telah kehilangan papa. Tentu saja Jian juga begitu!

Meski Kim Taehyung Sajangnim itu sudah setengah baik, tapi Jianne memang harus waspada bepergian dengan orang lain. Ya, begitu!.

"Bukan masalah besar. Jian akan akrab dengan bibi-bibi itu." kata Jian mengarah pada ridesharing sempat Shienna bicarakan. Bahwa Shienna tidak dapat memastikan ia bisa menjemput Jianne atau tidak, berjaga-jaga memakai jasa menjemput Jianne ke sekolah dan mengantarkannya ke kedai bibi Kwon. Jianne akan dititipkan sehari disana. Shienna telah meminta izin pada bibi Kwon.

"Kalau Jianne ingin membeli cookies atau susu, bagaimana? boleh pergi ke kedai dekat-dekat kedai bibi Kwon?" Shienna menggulum senyum— Jianne sedang bernegosiasi.

"Mama akan memesan lebih awal, sesampainya Jian di kedai bibi Kwon Jian sudah bisa menikmati jajanan yang Jian sukai."

"Oke, baiklah. Sepertinya akan menyenangkan kalau melukis di kedai bibi Kwon."

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang