Happy reading~
*
*
*
*
*
Dinginnya air sungai membuat pemuda yang semula pingsan perlahan membuka matanya. Rasanya seperti ia sedang tercebeur ke dalam air es, ini masih jam 04:00 subuh tentu saja suhu air sedang dingin-dinginnya."Dingin sekali" Ucapnya dalam hati.
Jungwon yang niat awalnya ingin mengakhiri hidupnya seketika berubah pikiran untuk tetap bertahan hidup, saking dinginnya air sungai yang menusuk kulitnya hingga ke tulang.
Didalam sana tidak ada cahaya, sangat gelap. Mungkin ia sudah tenggelam terlalu dalam.
Dengan kemampuan berenang yang ia miliki, Jungwon berusaha naik ke permukaan sungai dengan sisa tenaganya. Kebiasaannya berenang disungai sehabis pulang sekolah ternyata ada gunanya juga.
Kita pasti tau apa yang akan terjadi jika pemuda persurai hitam itu tidak pandai berenang.
Ia tidak ingin mati konyol dengan tubuhnya yang mengapung diatas air dipagi hari, atau menghilang dari muka bumi begitu saja karena tubuhnya yang habis dimakan ikan.
Jungwon merutuki keputusannya untuk bunuh diri, ia merasa sangat bodoh telah menempatkan dirinya dalam situasi seperti ini.Sangat tidak keren jika besok fotonya muncul diberbagai media dengan judul: 'Seorang mahasiswa nekad bunuh diri diduga karena frustasi diputuskan pacar'
Ya meskipun salah satu alasannya karena putus cinta, namum bukan berati ia bunuh diri semata-mata karena cinta. Hanya saja ia terlalu lelah dengan segala penderitaan yang selama ini ia alami.
Saat sedang berusaha naik kepermukaan sungai, Jungwon sempat mengucapkan sesuatu didalam hatinya. "Aku tidak ingin terlahir kembali. Tidak perlu reinkarnasi, aku hanya ingin melanjutkan hidupku yang sekarang dan menemukan bahagiaku"
"Hah..hah..hahh" Jungwon meraup udara sebanyak yang ia bisa, mengisi ulang udara diparu-parunya lalu membaringkan tubuhnya yang basah kuyup dipinggiran sungai yang berbatu. Tatapan matanya mengadah ke langit, tidak ada arti dari tatapannya, hanya sebuah tatapan kosong.
Semesta memang sedang memporak porandakan hidupnya, rasanya seperti semesta tidak akan berhenti memberinya cobaan hidup selama ia masih berpijak dimuka bumi ini. Namun berbeda dengan 'Yang maha kuasa' yang ternyata masih mengijinkannya untuk melanjutkan hidup. Ia sangat berterima kasih dan akan menggunakan kesemapatan ini untuk hidup lebih baik.
Mata yang tadi menatap lurus kelangit, kini sayup-sayup perlahan menutup. Mengeluarkan butiran bening dari sudut matanya, ia menangis dalam tidurnya.
-----
Udara yang dingin kini berganti dengan kehangantan matahari pagi. Rambut dan baju yang ia kenakan perlahan mengering terkena sinar matahari.
Cahaya yang begitu terang menerpa wajah pemuda cantik itu, menebus kelopak matanya. Mau tak mau Jungwon harus mengakhiri acara tidurnya.
Ia bangkit dari tidurnya, mendudukkan dirinya yang masih setengah sadar sambil mengedarkan pandangannya kesekeliling. Ingatan-ingatan tetang kejadian sedih yang ia alami, hingga harus berakhir ditepi sungai terus berputar dikepalanya layaknya potongan film dokumenter.
"Arghh.." Rintihnya sambil memegangi kepalanya yang sakit. Bukan hanya kepalanya saja yang sakit, badannya pun serasa remuk akibat tiduran dibatu.
Merasa kepalanya sudah lebih baik, ia bangkit berdiri dan memutuskan untuk pulang ke kostnya.
Sesampainya didepan pintu kost Jungwon merogogoh saku celananya, mengambil kunci kamar kostnya. Berharap benda kecil itu masih ada disana. "Huft~ untung saja kunci ini tidak jatuh ke dasar sungai"
Setelah berhasil masuk jungwon langsung melenggang ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Krukk krukk..
Itu suara perutnya, Jungwon mengusap perutnya yang terasa sangat lapar seperti tidak makan selama 2 hari, didalam sana cacingnya meronta-ronta minta dikasih makan.
"Coba kulihat, aku punya makanan apa" Membuka lemari kecil tempat ia biasa menyimpan bahan makanan, dan ternyata ia tidak punya stok persedian makanan kecuali 2 bungkus mi instan rasa soto favoritnya.
Sangat menggambarkan kehidupan anak kost.
Jika ada istilah makan mi istan 1 bungkus kurang dan 2 bungkus lebih, itu tidak berlaku untuk Jungwon. Alih-alih lebih, justru ia merasa kurang. Tenggelam di dalam air sungai yang dingin membuatnya kelaparan.
Untung Jungwon tidak ada kelas hari ini, jadi ia bisa istirahat penuh ditempat tidur, waktu yang pas untuk mewaraskan pikiran.
"Aku harus cari pekerjaan baru, setidaknya sampai lulus kuliah" Jungwon melirik ke meja nakas dan meraih ponselnya, ingin memeriksa sisa tabungan yang ia punya.
Secara otomatis matanya melihat tampilan ponselnya yang masih menggunakan foto bersama mantan kekasih. Hatinya kembali mencelos, matanya mulai berair. Hampir saja butiran bening menyerupai air itu jatuh, namun buru-buru ia tahan.
"Sudah cukup nangis-nangisnya" Ucapnya sambil membuka menu galeri lalu menghapus semua foto-foto kenangannya bersama Sunghoon.
Cukup banyak, tentu saja, 2 tahun bukan lah waktu yang singkat. Banyak kenangan yang telah mereka lewati bersama, sebagian diantaranya terjepret dikamera ponsel miliknya.
Jungwon yang sangat mengagumi mantan kekasihnya itu tidak jarang mengabadikan wajah tampan Sunghoon lewat rekaman video. Didalam video tersebut Sunghoon dan Jungwon terlihat sangat bahagia.
"Kita pernah sebahagia ini kak" Gumamnya, melihat deretan video digalerinya.
"Aku sudah memaafkan kakak, tapi maaf aku mungkin tidak akan bisa melupakan tatapan tajam dan kata-kata hinaan yang kakak ucapkan padaku, sampai kapan pun"
Ia menarik napas panjang lalu menekan pilihan hapus dilayar ponselnya, tidak perlu waktu lama semua video yang berisikan kenangan indah mereka terhapus secara permanen.
Ada rasa sedih dan lega, namun rasa lega lebih mendominasi. Duri yang menancap dihatinya kini tercabut sedikit demi sedikit, mencoba berdamai dengan keadaan.
Tidak bisa dipungkiri Sunghoon pernah jadi sosok yang berharga baginya, wajah Sunghoon mengisi hari-harinya 2 tahun belakangan ini. Kebaikan serta ketulusan Sunghoon pernah membuatnya menjadi manusia paling bahagia, meski hanya sesaat.
Walaupun cerita indah itu berakhir sedih, Jungwon tidak pernah menyesali adanya Sunghoon diperjalanan hidupnya. Setiap orang ada masanya. People come and go, sementara hidup akan terus berjalan.
Sekarang pemuda bermata kucing itu siap melanjutkan kembali hidupnya, tentu saja dengan versi dirinya yang jauh lebih kuat. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu dan pindah untuk mencari kehidupan baru ditempat lain. Jujur saja, ia sangat ingin pergi dari tempat ini secepatnya.
"Ayo Jungwon kamu pasti bisa!" Ucapnya memberi semangat pada dirinya sendiri, kemudian merebahkan tubuh kurusnya ke tempat tidur lalu menarik selimut miliknya sampai ke leher.
"Ayah ibu maaf ya aku belom bisa ketemu kalian sekarang, aku janji akan sering-sering datang ke rumah baru kalian. Untuk sekarang mari kita bertemu didalam mimpi"
Tbc
Maaf jika ada typo🙏
Vote dan kasih komentar kalian ya, thank you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In_ 🦅🐈
FanfictionMy life was black and white before i met you ‼️Hanya karangan penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata.