Happy reading~
*
*
*
*
*Drtt.. drtt..
Jay menggeliat, terganggu oleh suara deringan ponselnya. Ia mencoba mengabaikannya namun sepertinya si penelpon sangat ingin berbicara dengannya.
Drtt.. drtt..
"Ck!"
Masih dengan mata tertutup, ia meraba-raba permukaan nakas disamping tempat tidur, mencoba meraih ponselnya.
"Hmm" Jay menerima panggilan telepon itu tanpa melihat siapa penelponnya.
"Jay! Astaga kau dari mana saja?" Terdengar suara wakilnya dari sebarang sana.
"Ada apa?"
"Jungwon masih disana kan? Sunoo khawatir, katanya nomor Jungwon tidak bisa dihubungi"
"Jungwon?" Mendengar nama sekretarisnya disebut ia langsung membuka matanya.
"Iya, tadi malam kau mabuk, dia yang mengantarmu pulang"
"Apa?! Akh.. " Jay refleks duduk dan itu membuat kepalanya sakit, mungkin karena efek dari sisa-sisa mabuknya semalam.
"Kau tidak ingat? Dimana sekretarismu? Semuanya baik-baik saja kan?" Tanya Ni-ki bertubi-tubi.
"Aku matikan telponnya, nanti aku kabari lagi"
"Hei tunggu du- "
Tut.. tut..
Panggilan telepon itu berakhir. Jay memalingkan wajahnya ke samping dan mendapati sekretarisnya tertidur nyenyak ditempat tidurnya.
Selimut yang Jungwon pakai tersingkap, memperlihatkan hampir seluruh tubuh bagian atasnya, akibat dari kancing kemejanya yang terbuka.
Jay menelan ludahnya kasar, pemandangan Jungwon yang berada ditempat tidurnya dengan keadaan sedemikan rupa membuat jantungnya berdebar. Tidak pernah terbayangkan olehnya bisa bangun tidur dan langsung disuguhkan pemandangan seperti ini.
Pelan-pelan Jay mengaitkan kembali kancing kemeja Jungwon dan memakaikannya selimut. Ia tidak ingat sama sekali, tidak sadar kalau kancing itu terlepas karena ulahnya.
"Bagaimana mungkin tubuh sekecil ini bisa membawaku pulang? Dia pasti sangat kelelahan" Ucapnya lirih.
Jay menyugar surai hitam itu ke belakang, mengusap-usap penuh kelembutan. Jari telunjuknya terangkat menelusuri garis wajah dari sekretaris cantiknya.
"Eh! Bibirnya kenapa?" Matanya terbelalak. Ada luka sobekan kecil dan sedikit darah yang sudah mengering disana.
Jay mendekatkan wajahnya, disaat itu pula ia merasakan hembusan napas hangat menerpa wajahnya. Merasa ada yang aneh, ia menempelkan tangannya di kening dan pipi sekretarisnya, dan benar saja dugaannya. Sekretarisnya sakit.
"Umm.. " Jungwon menggeliat, bulir-bulir keringat mulai membasahi keningnya.
"Sekretaris Yang" Perlahan Jungwon membuka matanya. Mata itu tampak sayu dan lemah.
"Pak" panggilnya dengan suara lemah.
"Iya, saya disini" Jawab Jay mengelus punggung tangan Jungwon.
"Sakit.. "
"Sakit? Dimana yang sakit?" Jay panik. Dengan gerakan cepat ia menyambar ponselnya, hendak menelpon seseorang.
"Tunggu ya, sebentar lagi dokternya datang. Kau butuh sesuatu? Katakan padaku" Jungwon menggeleng pelan, wajahnya semakin memucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In_ 🦅🐈
FanfictionMy life was black and white before i met you ‼️Hanya karangan penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata.