Happy reading~
*
*
*
*
*Setelah makan siang bersama, mereka kembali keruangan sekitar jam tiga. Dengan situasi canggung, Jay berjalan didepan dan Jungwon yang mengekor dibelakangnya.
Pintu lift terbuka, Jay menekan tombol lantai 20. Kecanggungan semakin terasa saat lift itu hanya diisi oleh mereka berdua, untung saja beberapa karyawan masuk dan menyelamatkan Jungwon dari kecanggungan.
Namum itu membuat Lift yang mereka naiki mendadak penuh dan Jungwon harus mudur ke belakang, terhimpit diantara karyawan bertubuh besar. Sepertinya hal itu tidak lepas dari perhatian Jay, dengan sigap Jay menarik Jungwon ke sisinya, memasang badan untuk melindungi Jungwon.
Degh..
Itu bunyi suara jantung Jungwon. Sebisa mungkin ia menetralkan detak jantungnya, takut atasannya itu bisa mendengar detak jantungnya. Pasalnya jarak mereka sangat dekat, bahkan aroma parfum yang Jay gunakan menguar memenuhi indra penciumannya. Aroma maskulin bercampur mint, yang ajaibnya membuat Jungwon merasa nyaman.
"Sekretaris Yang"
"Iya pak?"
"Terima kasih untuk nasi gorengnya, saya sangat menikmatinya" Ucap Jay dengan senyum tampan.
Jungwon membalas senyuman Jay tak kalah manis, lesung pipinya yang sangat jarang ia perlihatkan kini dengan jelas dapat dilihat oleh Jay.
"Hum, sama-sama pak. Kalau begitu saya permisi keruangan saya. Jawabnya sopan.
"Silahkan"
"Astaga senyumnya tadi.. manis sekali"
Sekretarisnya itu dengan mudah membolak balikkan moodnya, baru beberapa jam yang lalu Jay memasang wajah kusut lantaran cemburu melihat Ni-ki bersama jungwon. Berbeda dengan sekarang, Jay bahkan tidak bisa berhenti tersenyum.
-----
Ni-ki sedang berada diparkiran. Sedari tadi sibuk menelpon seseorang, namun orang yang ditelpon tak kunjung mengangkat telpon darinya. Padahal pesannya sudah dibaca, tapi sepertinya penerima pesan tidak ada niatan untuk membalas.
"Ckk! Biasa juga jam segini anak itu sudah keluar" Gerutunya.
Sore ini Ni-ki dan Jay akan pergi ke lapangan basket, sudah direncanakan sejak beberapa hari yang lalu. Keduanya memang suka olahraga basket dan selalu menyempatkan diri untuk main jika sedang tidak sibuk.
Dulu sewaktu masih sekolah mereka hampir setiap hari bermain basket, sayangnya semenjak kuliah dan bekerja mereka sibuk dan hanya bisa bermain seminggu sekali atau saat keduanya sedang tidak ada urusan.
"Nah ini dia orangnya, kau lama sekali! Hei kenapa kau tidak mengangkat telpon dariku?"
Tanpa niat menjawab, Jay berjalan melewati Ni-ki, menyalakan mobilnya dan melaju pergi meninggalkan parkiran. Sebelumnya Jay sempat berhenti sebentar di depan Ni-ki dan mengatakan sesuatu dengan raut wajah kurang bersahabat.
"Sampai bertemu disana"
"Lah, kok perasaanku tidak enak ya? Apa ada masalah dikantor? Setauku tidak ada" Dengan cepat Ni-ki mendial nomor Jungwon, ia takut ada masalah kantor yang tidak ia ketahui. Ni-ki sangat mengenali Jay, jika Jay bersikap seperti tadi pasti ada sesuatu yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In_ 🦅🐈
FanfictionMy life was black and white before i met you ‼️Hanya karangan penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata.