SC2#17

136 7 5
                                    

~~~

Semalaman nadya menangis bahkan semalaman juga ia berusaha membujuk papahnya untuk melakukan donor. Ginar menginap di rumah nadya, mamah dan nadya sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak, bahkan nadya terjaga semalaman, ia terus berusaha mencari jalan lain untuk kesembuhan papahnya, puluhan jurnal kesehatan ia baca bahkan ia meminta saran dari beberapa dokter yang ia kenal, dan rata-rata semua dokter menyarankan untuk melakukan donor.

"sarapan dulu ya, aku udah beliin sarapan" ucap ginar, ia membeli sarapan untuk nadya, mamah dan papah

"kamu bangunin mamah sama papah ya, biar aku siapin sarapannya" ucap ginar lalu nadya mengangguk dan menuju kamar mamah.

"sarapan dulu ya mah" ucap ginar yang melihat mamah sudah datang dan duduk di meja makan

"papah mana?" tanya nadya

"katanya nanti papah nyusul" ucap mamah

"papah dikamar?"

"diruang kerjanya" jawab mamah

"biar nadya anterin"

"jangan nad, nanti aja mamah yang anter" ucap mamah tanpa membantah nadya akhirnya duduk dan memakan sarapannya tanpa berselera, begitu juga dengan mamahnya.

"ginar ijin anter sarapan buat papah ya mah, ginar coba bicarakan juga baiknya mau gimana sama papah" ucap ginar meminta ijin untuk mengantarkan sarapan untuk papah, mamah menganggukinya dan mengijinkan ginar, setelah mendapat ijin ginar pun bergegas mengantar sarapan kepada papah.

Terlihat papah yang tengah duduk di ruang kerjanya sambil melihat album foto keluarganya, senyuman tipis papah pancarkan ketika melihat foto nadya kecil yang tengah bermain air di taman, terlihat rona wajah merah dan penuh senyuman dalam foto itu. Ginar menjeda langkahnya ketika melihat papah yang tersenyum, ia menarik nafas dan mengentuk pintunya.

"pah, ginar ijin masuk" ucap ginar lalu papah megangguk mengijinkan ginar untuk masuk.

"sarapan dulu ya pah" ginar menaruh nampan yang ia bawa di meja kerja papah

"ginar, liat ini, dia gadis kecil papah yang sekarang sudah tumbuh dewasa, lucu bukan" ucap papah dengan senyumannya

Ginar tersenyum ketika melihat foto nadya sewaktu kecil "gadis kecil papah tumbuh hebat, nadya hebat juga karena papah dan mamahnya juga hebat" puji ginar

"waktu berlalu bergitu cepat ginar, papah rasanya kemarin masih melihat nadya main air, berlari kesana kemari, berada dalam pangkuan papah, tapi kini dia beranjak semakin dewasa, dan papah semakin tua, entah umur papah berhenti dimana, tetapi rasa kasih sayang dan cinta papah pada nadya tidak akan tergantikan oleh apapun" ucap papah dengan nada lembut yang membuatnya ingin meneteskan air mata.

"pah, secepatnya ginar ingin membawa nadya pada jenjang lebih serius, ginar memohon ijin papah untuk merestuinya, nadya wanita yang hebat, dia hebat karena papah selalu berada di sisinya dalam keadaan apapun, ginar bisa tau dari binar mata nadya kalo dia sangat menyayangi dan mencintai papah, semalam ginar melihat usaha dan air mata nadya untuk papah, nadya berusaha untuk mencari alternatif lain supaya papah sembuh, ginar tau keputusan ada di tangan papah, tapi pah jika masih ada kesempatan dan masih ada cara untuk dilakukan, ginar mohon pah, ayo kita coba, kita ikhtiar pah, nadya gak bakal putus asa untuk mencari cara agar papah sembuh" ucap ginar membuat papah termenung sesaat

"ayo pah kita sama-sama berusaha membuat semuanya lebih baik, papah sehat, kita semua bahagia, papah sakit bukan cuma nadya yang sedih tetapi mamah juga pasti sangat sedih pah" sambung ginar

"makasih ginar untuk semuanya, papah percaya kelak kamu bisa menjaga nadya dan jangan pernah menyakitinya ginar, papah tau keputusan papah pasti membuat nadya dan mamahnya kecewa, papah berikhtiar dan berdoa dengan keputusan papah, saat ini papah tidak mau menjalankan pengobatan apapun, biarkan papah dengan kondisi papah saat ini, papah pesan kepada kamu, jaga gadis kecil papah jangan sampai dia terluka" ucap papah

SECOND PORT: Still TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang