SC#5

817 31 1
                                    

~~~
S

etelah kejadian ia bertengkar hebat dengan reza, sampai malam ini reza tidak kembali lagi ke hotel. Alya memutuskan untuk mengambil penerbangan pagi menuju Jogja, saat ini ia tengah membereskan barang bawaannya. Hatinya masih amat sakit ketika mengingat pertengkaran dan ucapan reza tadi siang.

Reza yang gagal menyusul mobil nadya memutuskan untuk pulang ke rumah yang dulu ia tempati bersama nadya. Ia membuka pintu rumah itu, didalam rumah sangat gelap dan berdebu karena sudah lama ia tinggalkan. Reza menyalakan lampu dan mengamati setiap sudut dirumahnya, seketika kepingan memori rumah itu tergambar jelas dihadapan reza, dengan suasana hangat serta bahagia ia dan nadya tinggal dalam rumah itu yang kini ia hancurkan dengan kekecewaan.

Air mata menetes membasahi pipi reza, ia berjalan dan membuka pintu kamar yang dulu disinggahi olehnya dan nadya. Reza masuk kedalam kamar itu dan menyalakan lampunya, masih tersimpan rapih beberapa foto dirinya dan nadya didalam laci kamarnya. Reza mengambilnya ia duduk di sofa kamarnya yang tertutupi kain itu. ia memandang dan mengingat setiap kenangan yang ia lalui dengan nadya. Tangisnya pecah ia memeluk erat foto dirinya dan nadya yang dibalut dengan gaun pernikahan dan tersenyum bahagia.

"maafin mas sayang" lirihnya dengan tangis sendu nya.

°°°
N

adya tengah makan bersama amanda di ruang tamu sembari menikmati film bergenre thriller yang dipilih amanda "eh mand"

"hmm"

"tadi pas kita keluar dari parkiran hotel lo denger gak sih, kayak ada suara teriakan yang manggil nama gue" ucapnya, ketika ia keluar dari parkiran hotel, samar-samar kupingnya mendengar teriakan namanya, namun ketika ia melihat spion sama sekali tidak ada orang yang mengejar atau bahkan berteriak namanya.

"hah gak denger gue, salah denger kali lo"

"iyaya, mungkin gue salah denger aja"

"besok lo mau kemana nad?"

"mmm gak tau, tapi kayaknya ginar ngajak gue jalan deh"

Amanda mengehela nafasnya "jadi mau nge date ceritanya"

"hahah ngedate kayak anak muda aja"

"lah ya gak papa dong, biar pun lo janda, tapi lo berkualitas masih keliatan kayak anak gadis kok nad" ucap amanda yang tentu saja membuat keduanya tertawa

"bisa aja lo, dahlah apaan sih"

"hahha janda semakin didepan nad"

"iyaiya, besok lo mau kemana emang mand?"

"hmmm kerja, kerja, kerja"

"kerja mulu lo, entar duit lo kebanyakan pusing ngabisinnya"

"justru itu gue kerja supaya duit gue banyak sampe gue pusing ngabisinnya gimana nad"

"hahahha jangan kerja mulu lah, sekali-kali libur kek"

"besok gue kerja diluar kantor ada meeting, tadinya kalo lo gak ada acara gue mau ajak lo buat nemenin gue gitu"

"duhh sorry yah besok jadwalnya gue sama ginar" ucap nadya dengan tawanya

"dihh males dah kalo kayak gini, yaudah sana dehh puas-puasin sama ayanggg" kesal amanda yang membuat nadya tertawa.

°°°
Alya sudah membereskan semua barangnya, ia pun pergi meninggalkan hotel itu tanpa memberi tahu reza. Taxi yang ia pesan pun sudah sampai didepan hotel ia langsung masuk ke dalam taxi dan pergi menuju bandara. Sepanjang perjalanan menuju bandara anaknya tertidur lelap dan gendongannya.

SECOND PORT: Still TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang