BAB 14

40 2 0
                                    

                  HAPPY READING

NOTE: TANDAI TYPO!!!
            JANGAN LILA VOTE!!!

.

.

.

.

Drttttttt.......

Drttttt.........

Drtttttt.........

"Hmm?" dehem mora menjawab telpon Diva

"Halo mor. Lo dimana? Gue ama Agnes cariin di rumah kok gak ada?" ucap Diva mengutarakan tujuannya menelpon

"Mobil" singkat mora tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut

"Hah? Kok bisa? Emang lo mau kemana mor?" tanya Diva heran. Gadis itu sudah biasa menghadapi mora yg irit bicara

"Ada urusan" jawab mora

"Ck yaudah lah. Lama lagi gak? Soalnya gue ama Agnes mau ajak lo ke pasar malam yg di jalan sss itu" jelas Diva

"Lama" jawab mora

"Hah yaudah la kalo gitu. Gue sam Agnes aja yg pigi ya" ucap Diva lagi

"Hmm"

TUT.....

    Mora mematikan sambungan telponnya lalu kembali fokus pada kertas yg telah coret coret namun  memiliki hasil yg wow. Sembari menikmati malam di salah satu taman yg sering ia kunjungi. Ia bohong saat mengatakan ada di dalam mobil tadi, karna mora hanya tak ingin membuat Diva khawatir dang mengganggu waktu tenangnya

Mora, gadis itu duduk disana agak lama sembari di temani oleh alunan musik musik favorit nya. Keadaan taman yg sunyi karena malam hari semakin menambah ketenangan yg ada di sekitar mora

"Ngapain di sinj?" sepasang kaki tinggi nan kokoh khas seorang laki laki berdiri tepat di hadapan mora

Mora mendongak, melihat siapa si pemilik kaki yg ternyata adalah bara. Pria tampan itu terlihat masih lengkap dengan pakaian formalnya

"Ngapain di sini sendirian malam malam hm?" tanya bara lagi menatap langsung ada bola mata sangat gadis

Sedangkan mora memiringkan kepalanya heran
'Ada apa dengan orang ini' batin mora heran

Tak kunjung mendapat jawaban dari sang empu, bara berbalik menarik tangan gadis itu lembut untuk pergi dan beranjak dari taman yg agak gelap dan sepi itu menuju mobilnya

"Ayo pulang. Gak baik di tempat gelap malam malam" ajak bara sembari masih menarik lembut tangan gadis itu

Sedangkan  mora hanya menurut, ia malas jika harus protes. Jadi gadis itu memilih untuk menurut saja walau tak tau akan di bawa kemana oleh pria yg ada di hadapannya itu

Sesampainya di depan mobil, bara segera menuntun mora untuk masuk ke dalam mobil serta dengan telaten memasangkan selebet pada si gadis.

Lalu setelahnya melakukan mobil ke arah tujuan yg telah tercantum di otaknya

.

.

.

.

Mobil bara memasuki kawasan rumah mora, eh atau si sebut mansion ya karna ukurannya yg amat besar dari rumah rumah pada umumnya?

Setelah mobil bara terparkir tepat di tempat yg seharusnya, pria itu melirik mora yg duduk di sampingnya, ternyata gadis itu  telah tertidur selama perjalanan pulang tadi

TOK

TOK

TOK

"Ia sebentar!!"

CKLEK

"iya ada ap-  loh mora sayang?! Ada apa ini?" panik ayu kala melihat putri kesayangannya pulang dengan keadaan tak sadar dan berada di da lam gendongan seorang pria tak di kenal

"Ada apa ma?" tanya Arya yg penasaran saat mendengar pekikan sangat mama

"Mora?" monolog Arya yg langsung merebut sangat adik dari gendong ngan pria tak di kenal itu

"Jelaskan!!" ucap Arya menatap dingin bara yg di balas dengan tataan tak kalah dingin oleh bara.

Arya menatap tajam ke arah bara meminta penjelasan yg sejelas jelasnya tanpa membiarkan sangat empu masuk terlebih dahulu. Sedang kan ayu sibuk mengusap kepala putrinya yg teihat tertidur sangat pulas si gendongan Arya hingga tak terusik sama sekali oleh keadaan.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMORA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang