Chapter 18 [🔞]

360 17 2
                                    

Akhirnya, Derrick membawa Rayan untuk pulang kembali ke apartemennya itu.

Kini mereka tengah berada dikamar apartemen.

"Turunin gue sialan". Rayan berusaha keras memberontak terhadap Derrick yang masih saja menggendong tubuhnya itu selayaknya karung beras.

Bayangkan, dari rumah Jessika hingga sampai ke apartemen miliknya itu Derrick terus-menerus menggendongnya, apa tidak menyala urat malu mereka.

"Ngomong apa barusan? 'Gue'? 'Sialan'? Mau aku banting?" Perkataan Derrick sukses membuat Rayan bergidik ngeri.

"Erik, turunin, aku mual". Rayan merubah nada bicaranya dengan sangat lembut dari sebelumnya. Selain itu, yang tadinya menggunakan 'gue-lo' seperti setelah pabrik, ia juga mengubahnya kembali menjadi 'aku-kamu'. Tak masalah sih, yang penting pacarnya itu tidak jadi untuk membantingnya...

Akhirnya, Derrick pun mengalah dan menurunkan Rayan dari pundaknya.

Baru saja turun, Rayan menggiring Derrick dengan tubuhnya secara perlahan, lalu berhasil memojokkannya ke dinding. Derrick melangkah mundur akan hal itu.

Jarak keduanya amat sangat dekat, Derrick meneguk ludahnya kasar.

Rayan meletakkan telapak tangannya pada leher Derrick, secara perlahan ia mengusapnya, semakin lama usapan itu semakin menurun. Dan, kini telah sampai ke titik sensitif Derrick.

Rayan menatapinya dengan tatapan sayu. "Tonight, i'm yours". Bisiknya tepat didekat telinga Derrick.

Mendengar hal itupun, Derrick tak ingin melewatkan kesempatannya itu. Derrick yang tadinya dipojokkan, kini berganti memojokkan. "Area mana aja yang dia sentuh?".

Bukannya menjawab, justru Rayan mendaratkan kecupan singkat pada jakun Derrick. "Kasih aku banyak pertanyaan sekarang".

Derrick menyeringai. "Bagian mana lagi?".

Rayan mendaratkan bibirnya hingga menyentuh bibir Derrick selama beberapa detik. Rayan yang ingin menyudahinya, Derrick malah mendorong kepala bagian belakang Rayan dengan tangan kanannya agar tetap melakukan ciuman itu lebih lama lagi.

Derrick melumat bibir Rayan dengan ganas, sesekali ia menggigit lalu menjilati bibir pacarnya itu. "Emhh--" Rayan meremas rambut dan juga leher dengan kedua tangannya itu di setiap sisi. Derrick semakin memperdalam ciumannya, ia menggigit bibir bawah Rayan. Setelah Rayan membuka mulutnya, ia memasukkan lidahnya ke rongga mulut sehingga lidah keduanya bertemu dan bertukar saliva. Derrick memainkan lidahnya dari dalam sana, lalu menariknya kembali, kini saliva dari keduanya tertarik keluar dan terulur.

Derrick meraih kedua paha belakang Rayan lalu menaikannya ke pinggang miliknya itu. Lantas, Rayan menaikkan kedua kakinya dan melingkarkan nya pada pinggang Derrick.

Derrick menghampiri kasur untuk merebahkan tubuh Rayan secara perlahan disana, lalu menindih tubuh Rayan.

Mereka mengakhiri ciuman panas itu sejenak, keduanya mencoba untuk menstabilkan nafas.

"Rayan, quiero hacer el amor contigo". Setelah mengatakannya, Derrick kembali melumat bibir Rayan tanpa celah sedikitpun untuk Rayan bernafas. "Hah---mhhh". Lirih Rayan.

Benar-benar sesak, Rayan ingin bernafas sekarang, namun Derrick tidak memberhentikan aktifitasnya itu. Rayan menjambak rambut Derrick kuat-kuat dengan tangan kanannya, tangan kirinya ia gunakan untuk mendorong tubuh Derrick. Nihil, Derrick tak berhenti juga.

Derrick yang merasa tubuh Rayan mulai melemas, baru ia melepaskannya. Nafas mereka terengah-engah.

"Erik, aku ... tegang". Gumamnya tiba-tiba, spontan Derrick melirik ke arah bawah.

"Buka". Perintah itu sukses membuat Rayan membulatkan kedua matanya. "Ga mau". Tolaknya.

"Buka sayang. Ga perlu malu, aku tutup badan kita pake selimut nantinya".

Akhirnya, Rayan mengangguk setuju.

Derrick beranjak untuk duduk tepat ditengah-tengah kasur. Ia menepuk-nepuk pahanya seraya memerintahkan Rayan untuk duduk ke pangkuannya. Rayan menurutinya.

Setelah duduk ke pangkuannya itu, Derrick menutupi setengah bagian dari tubuh Rayan, agar tidak terlihat katanya. "Buka, ga akan aku liat".

Rayan membukanya dari dalam sana, ada yang berdiri tegak, tapi bukan keadilan...

Tiba-tiba saja Derrick memasukkan dan melodokkan kedua jarinya pada rongga mulut Rayan secara paksa. "Jilat". Rayan mematuhinya.

Merasa tangannya sudah cukup basah akan saliva, Derrick meletakkan lalu mengepalkan telapak tangannya pada penis Rayan. Ia mulai menaik-turunkan kannya dengan tempo yang lambat. Akan hal itu, satu desahan berhasil Rayan lontarkan.

"Ashhh ... Erik ... ". Rayan mencoba merapatkan kedua pahanya. Namun, Derrick membukanya kembali lebar-lebar dengan tangannya. "Lemesin sayang". Sesekali ia menciumi leher Rayan.

"Shhh". Rayan terus-menerus menggeliat. Benar-benar sensasi yang aneh, sakit, geli.

Rayan menyampingkan kepalanya, ia menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Derrick. "Ngshh ... Cepethin".

Keringat membasahi pipi, dagu dan juga lehernya.

Derrick mulai mempercepat gerakan tangannya pada penis Rayan. Rayan kembali mendesah, itu menyakitkan.

Sial, Derrick yang melihatnya pun sontak ikut terbawa suasana, lihat saja, tunggu gilirannya untuk bermain.

Derrick kembali memperlambat gerakannya. "Sebut namaku terus, desah semau kamu".

"Akhh erikhh ... Cepethh hhaa". Rayan meletakkan telapak tangannya pada tangan Derrick seraya menyuruhnya untuk bergerak lebih cepat lagi.

Derrick kembali ke tempo yang cepat, ia merasakan kedutan didalamnya. "Enakhh ahh... ".

Jujur saja, padahal, yang dirinya rasakan tadi itu sakit, perih, geli, namun entah mengapa, sekarang ia malah menikmatinya...

Derrick menyampingkan kepalanya untuk menghadap Rayan, lalu melumatnya pelan. "Tahan, jangan tegang, nanti muncrat sayang".

Rayan hampir mencapai klimaksnya.

Derrick menggerakkannya dua kali lipat lebih cepat sekarang. "Nghhh ...".

Benar saja, Rayan memuncratkannya sehingga membuat tangan Derrick dipenuhi oleh sperma.

Untungnya sih tertutup oleh selimut, jika saja tidak, mungkin akan mengenai wajahnya.

Ketika ia membuka selimut yang menutupi bawahannya itu, yang ia keluarkan ternyata benar-benar begitu banyak. Setelahnya, ia melemaskan dan merebahkan tubuhnya ke tubuh Derrick.

"Sekarang, giliran aku, kan?" Derrick menyeringai. Ia menatapi Rayan dengan tatapan penuh nafsu sekarang, seperti ingin menerkamnya.











------------------















wleowleowleo in next chapt yaa😵‍💫🫵

SanWoo [BL] - On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang