Chapter 10 [Official]

169 20 0
                                    

Baru saja Rayan sampai, tiba-tiba saja Derrick menarik paksa tangannya untuk memasuki salah satu toilet yang ada disana.

Lalu, Derrick mengunci pintu toilet yang kini sedang mereka masuki.

"kaget bangsat". Umpat Rayan dengan spontan.

"Ngapain sih? Tiba-tiba ngilang, tiba-tiba muncul, seenaknya banget lo sialan". Lanjutnya.

"Apa? Ngapain lo manggil gue kesini? Kaya ga ada tempat lain aja". Rayan mencoba untuk tidak melampiaskan amarahnya pada Derrick, namun ia tak bisa menahannya lagi.

Derrick mengernyitkan dahinya, ia baru saja melihat sisi Rayan yang kasar seperti dulu.

"Bisa diem? Takut ada orang yang denger diluar". Ucapnya sembari menarik tangan kanan Rayan, kini jarak mereka amat sangat dekat.

Setelahnya, tiba-tiba saja ia membuka kancing baju milik Rayan.

Rayan yang merasa kebingungan akan hal itu pun sontak memegangi tangan Derrick yang sedang membuka kancing baju miliknya itu.

"Bekas yang gua buat dileher lu lumayan banyak". Jelas Derrick. Kini ia sedang mengoleskan sesuatu ke leher Rayan.

"Gara-gara lo semua murid dikelas lain maupun dikelas gue pada liatin leher gue terus". Sebenarnya Rayan kesal akan hal ini. Tapi, tidak begitu buruk, dengan begitu cewek-cewek yang sering mengejarnya akan menjauhinya.

Derrick memegangi rambut kepala Rayan lalu membelainya. "Lewat mana tadi? Eum?". Tanya Derrick dengan nada yang lembut, ia tahu betul bahwa Rayan benar-benar marah kali ini. Jadi, ia harus berbicara dengan nada yang lebih lembut lagi dari biasanya.

Rayan menolehkan wajahnya ke samping, ia sedang menahan rasa gugupnya.

"Lewat kantin". Jawabnya secara singkat.

Derrick menghela nafasnya.

Derrick kembali meletakkan tangan kanannya ke rambut kepala Rayan sembari membelainya. "Maaf".

"Aduh sialan, dia kenapa, sih?". Batin Rayan.

"Hey? Tatap mata gua, jangan liat ke arah samping terus". Pinta Derrick.

Pasalnya, terkadang Rayan selalu saja melihat ke lain arah ketika sedang berbicara dengannya, aneh.

Derrick merangkul pinggang Rayan dengan kedua tangannya, lalu dirinya mendekatkan wajahnya ke telinga Rayan. "Masih marah?". Tanyanya.

Kini telinga dan juga pipi Rayan memerah padam. Mengapa Derrick tak peka sekali, sih?

"Ah, em, gue... gue pengen balik ke kelas, singkirin tangan lo". Sial, Rayan benar-benar nervous, bahkan dirinya tak berani untuk menatap wajah Derrick.

Derrick mendaratkan kecupan pada pipi Rayan, lalu ia melepaskan rangkulan itu.

•••

                                  •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SanWoo [BL] - On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang