Chapter 9 [Bekas]

193 19 0
                                    

Baru saja beberapa jam yang lalu Rayan dan juga Derrick tertidur pulas. Sialnya, waktu malah sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi.

Perlahan tapi pasti, Derrick membuka kedua matanya, lalu terbangun sejenak untuk mengumpulkan nyawanya.

Sedangkan Rayan? Ia masih tertidur pulas, bisa dibilang masih di alam bawah sadarnya.

"Bangun". Ucap Derrick sembari menepuk pelan pipi Rayan.

Bukannya bangun, justru Rayan menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuh dan juga wajahnya.

Derrick menarik selimut yang menutupi Rayan.

"Bi, Rayan masih ngantuk, kasih Rayan waktu 5 menit lagi". Lantur Rayan dengan gumaman, namun masih bisa terdengar oleh Derrick.

Apakah sisi ini hanya bisa dilihat oleh BI Ijah? Menurutnya, Rayan anti sekali memanggil dirinya sendiri dengan nama. Jangankan nama, aku-kamu saja ia ogah.

Derrick menggelengkan kepalanya. Sebenarnya, Derrick tak begitu tega untuk membangunkannya, tapi masalahnya, inikan hari Senin? Mereka harus berangkat ke sekolah. Apalagi, mereka harus cepat-cepat karena hari ini adalah kegiatan upacara bendera.

"Mandi, atau gua mandiin lu sekarang juga?". Bisik Derrick tepat ditelinga Rayan.

Rayan yang mendengarnya pun sontak membuka paksa kedua matanya, lalu beranjak pergi dari kasurnya untuk mandi.

Derrick tertawa melihat tingkahnya itu.

•••

Upacara bendera telah berlangsung sejak pukul tujuh tadi. Tapi, Derrick dan juga Rayan malah datang terlambat.

Seharusnya, di jam 07.00 semua siswa dan siswi harus sudah berbaris di lapangan. Tapi, tidak untuk Derrick dan Rayan, mereka malah datang di jam 08.00, disiplin sekali...

Karena hal itu, setelah upacara bendera selesai, mereka berdua dihukum oleh kepala sekolah untuk berdiri didepan tiang bendera sampai mata pelajaran jam pertama berakhir.

"Apes banget gue. Lo sih erik, udah gue bilang, kan? Ga usah dateng dulu ke sekolah, mending berangkat jam 9 aja tadi". Rayan terus saja menyalahkan Derrick. Padahal, ini terjadi karena Rayan terlalu ngaret.

Derrick menengokkan pandangannya ke arah Rayan sekilas, lalu bersikap acuh kembali.

Teng...teng...teng...

"Akhirnya kelar juga, pegel banget kaki gue". Lantas, Rayan menghampiri tas miliknya, lalu beranjak pergi dari sana meninggalkan Derrick.

Derrick mengikutinya dari belakang.

Derrick mengikutinya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayan terkekeh.

"Gila ya gue, ngetik beginian sama kesadaran penuh". Rayan menengokkan pandangannya ke belakang untuk mengecek, apakah Derrick masih mengikutinya?.

Tak ada, ternyata.

"Lah?". Rayan merasa bingung, namun sudahlah, ia harus cepat-cepat untuk pergi ke kelasnya.

~•~

"Nah, dateng juga murid teladan". Ucap Kevin.

Kevin dan juga Gerald tiba-tiba saja berada dikelasnya. Padahal, Rayan berniat untuk menghampiri mereka setelah menaruh tas dikelasnya.

Rayan mencoba untuk tak menghiraukan mereka, ia menghampiri kursi miliknya, lalu terduduk disana.

"Di kelas juga ga ada, dimana sih". Batinnya.

Gerald dan juga Kevin menghampiri Rayan.

Kevin terduduk di kursi sebelah kanan Rayan, sedangkan Gerald? Ia duduk di kursi yang berada didepan Rayan.

"Jam pertama kan baru aja kelar tadi, bentar lagi otw jam kedua, sehubung udah kepake beberapa menit, gimana kalo kita bolos lagi aja?". Kevin selalu saja mengusulkan untuk bolos sekolah, mereka ini benar-benar saling melengkapi.

Gerald sih ngikut saja...

"Eh meneh kok diem terus sih? Biasanya banyak tingkah". Ucap Kevin pada Gerald.

Memang benar adanya, Gerald ini anak yang petakilan, Gerald selalu saja banyak tingkah, tapi kali ini ia hanya berdiam diri sembari terus-menerus menatapi Rayan.

"Itu, yang dileher lu apaan ngab". Tanya Gerald sembari menunjukkan jari telunjuknya pada leher Rayan.

Kevin yang tak sadar pun sontak langsung melirik ke arah leher Rayan.

Rayan merasa kebingungan, leher? Apa yang mereka maksud.

"Sini lu, deketan". Kevin menarik kerah, lalu membuka satu kancing baju milik Rayan.

Gerald menyipitkan matanya.

"Yan, semalem lu lakuin itu, ya?". Ceplos Gerald.

"Lah goblok, ini mah bekas cupang". Tak hanya Gerald, Kevin pun tahu betul mengenai apa yang ada pada leher Rayan.

Rayan terkejut dengan apa yang kedua temannya itu katakan, lalu dirinya mengancing kembali bajunya. Ia baru sadar akan yang sudah terjadi tadi malam.

"Oh... Ini mah, gigitan nyamuk". Rayan merasa gugup sekarang...

Sontak Kevin dan Gerald saling menatap satu sama lainnya, lalu tertawa bersama.

"Santai aja kali bro, kita kan temen nih ya, ngapain nutup nutupin segala sih aelah". Ucap Kevin sembari menyenggol lengan Rayan.

Gerald terkekeh. "Lagi deket sama cewek kah, Yan? Kenalin lah kapan-kapan, kiw". Gerald mengedipkan sebelah matanya, ia senang sekali menggoda temannya.

"Tau tuh, mana udah ituan lagi". Ucap Kevin.

"Cewek katanya? Duh, gawat ini". Batin Rayan, ia merasa was-was akan hal ini.

Dari dalam saku celananya, handphone miliknya tiba-tiba saja berbunyi notifikasi chatting dari seseorang. Lantas, Rayan mengambil handphone miliknya itu.

 Lantas, Rayan mengambil handphone miliknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa, sih?". Batinnya.

SanWoo [BL] - On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang