Chapter 4 [Anggur Merah]

303 22 1
                                    

"Keringin dulu rambutnya, nanti kasurnya basah". Ucap Derrick, lalu dirinya mengambil handuk kering dan melemparkannya ke arah Rayan.

"Keringin, dong". Pinta Rayan.

"Punya tangan kan? Gunain, jangan manja". Derrick mengambil kunci motor miliknya yang terletak tak jauh darinya.

"Gua mau beli sesuatu di Indomaret, mau nitip sesuatu ga?".

Rayan terdiam sejenak.

"Titip kondom, dong". Ceplos Rayan dengan entengnya.

Derrick mengernyitkan dahi hingga menautkan kedua alisnya.

"Pfffttt"

"Lucu juga reaksinya". Batin Rayan.

"Bercanda kok gue, beliin gue kopi, oke". Pintanya.

"Ok". Itulah satu kata yang Derrick lontarkan.

"Nanti pulangnya yang lama ya? Biar gue bisa seenaknya disini tanpa adanya lo yang larang-larang gue". Rayan beranjak pergi menghampiri pintu keluar kamar mendahului Derrick yang masih saja terdiam diri.

Derrick mendengus kesal.

•••

23.00 (malam)

Rayan masuk kembali ke dalam kamar Derrick dengan membawa segelas anggur merah.

Setelah masuk, ternyata sudah ada Derrick yang sedang menunggunya disana.

"Tadi kemana? Lu pergi juga kan pas gua keluar rumah?". Tanya Derrick dengan nada mengintrogasi.

Memangnya itu urusannya, apa? Mau pergi kemanapun dan dimanapun itu, itukan hak Rayan, haruskah dirinya izin terlebih dahulu ketika ingin pergi dari rumah?

"Gue beli sesuatu dulu tadi, bentaran doang, lo nya aja yang kecepetan". Jelasnya.

"Gue punya sesuatu yang menarik, mau tau ga?". Rayan terlihat lebih sumringah saat ini.

"Ga penasaran, besok aja, ya. Sekarang, mendingan kita tidur". Suruhnya, Derrick tak begitu penasaran dengan apa yang ingin Rayan lakukan.

Menyebalkan, Rayan kini harus lebih sabar lagi menghadapi "partnernya".

"Tadinya gue mau ngajakin lo main game, tapi liat lo yang ga minat begitu jadi sedih deh gue".

"Gimana gini aja, kita suit, yang kalah minum minuman yang udah gue bawa, berani ga?". Tantang Rayan dengan tampang songongnya.

Derrick menatapi Rayan dengan tatapan curiga.

"Minum itu doang?". Derrick yang tidak mengetahui kebenarannya, dirinya malah menganggap enteng tentang minuman yang Rayan bawa itu.

Belum tau saja, Rayan ini paling jagonya soal suit, sudah pasti ia akan menang telak.

"Gue tanya, lo berani ga?". Tantang Rayan sekali lagi.

"Oke, ayo suit". Kini mereka sedang bersiap-siap untuk memilih antara gunting, batu, dan juga kertas.

3...2...1...

Sial, ternyata Rayan yang memenangkannya.

Lantas, Derrick mau tidak mau harus meminum minuman yang Rayan bawa.

"Nah, plan A berhasil".

"Bodoh, dia ga curiga apa? Minuman itu kan udah gue campurin perangsang". Batin Rayan, ia terkekeh.

SanWoo [BL] - On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang