BAB 20 KEJUJURAN ALUNA

21 8 0
                                    

Hari Senin tiba setelah kemarin camping yang ternyata melelahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Senin tiba setelah kemarin camping yang ternyata melelahkan. Setelah pulang ke rumah, Matahari merasakan pegal di seluruh tubuhnya. "Aduh, badan gue pegel semua," keluhnya sambil merebahkan diri di bangku kelas.

Venus, yang duduk di sebelahnya, menimpali keluhan Matahari. "Sama, kebiasaan tidur di kasur empuk kita. Makanya badan kita pegel karena pas camping cuma pake karpet alas aja," katanya sambil meregangkan tubuhnya.

Aluna, yang duduk di depan mereka, ikut menimpali. "Ya, gue juga pegal-pegal nih. Tapi seru banget campingnya!"

Matahari dan Venus mengangguk setuju. Meskipun capek dan lelah, mereka sepakat bahwa camping itu seru juga. Mereka tertawa mengingat berbagai kejadian lucu dan menarik yang mereka alami.

"Ingat waktu kita mencoba memasak makanan di atas api unggun? Gue hampir membakar marshmallow-nya," kata Matahari sambil tertawa.

Mereka bertiga tertawa bersama, mengingat setiap momen yang membuat camping tersebut begitu istimewa. Meskipun tubuh mereka masih pegal dan lelah, kenangan indah itu membuat mereka merasa segar kembali.

Bel masuk berbunyi, menandakan dimulainya pelajaran pertama. Hari itu, pelajaran biologi menjadi agenda pembuka. Semua siswa segera duduk di tempat masing-masing, siap untuk mendengarkan penjelasan guru.

*****

Bel masuk berbunyi, menandakan dimulainya pelajaran pertama. Hari itu, pelajaran biologi menjadi agenda pembuka. Semua siswa segera duduk di tempat masing-masing, siap untuk mendengarkan penjelasan guru.

Namun, di tengah kelas, trio berandal — Awan, Meteor, dan Mars — tampak gelisah. Biasanya mereka lebih suka bermain game atau mengobrol di belakang kelas, tapi kali ini mereka terpaksa mengikuti pelajaran. Para pawang mereka, yakni Venus, Aluna, dan Matahari, telah memaksa mereka untuk serius mengikuti kelas.

Aluna, yang duduk di depan Meteor, mengirim pesan singkat ke suaminya melalui WhatsApp. "Kalau kamu nggak ikut kelas dengan serius, malam ini kamu tidur di sofa!" ancam Aluna.

Meteor yang membaca pesan itu hanya bisa tersenyum masam. "Iya, sayang, aku bakal serius kok," balasnya sambil menatap papan tulis.

Sementara itu, Matahari yang duduk di sebelah Awan, menatapnya dengan tegas. "Awan, kalau kamu nggak ikutin pelajaran ini dengan benar, aku bakal ngamuk! Kamu nggak mau kan lihat aku ngamuk?" ancam Matahari.

Awan mengangguk cepat. "Iya, Mataharinya Awan.Aku janji nggak akan main-main,"

Berbeda dengan Venus, ia hanya mengangkat bahu melihat Mars yang duduk di belakangnya. Venus sebenarnya tidak begitu peduli dengan kehadiran Mars di kelas, karena mereka tidak memiliki hubungan apapun. Namun, Mars sengaja masuk kelas kali ini karena ingin melihat Venus terus. Setelah camping kemarin, Mars yakin bahwa dia memang menyukai Venus.

Mars duduk dengan tenang, berusaha memperhatikan pelajaran. Namun, matanya sesekali melirik ke arah Venus, yang sedang fokus mencatat penjelasan Bu Lestari. Dia merasa hatinya berdebar setiap kali Venus menoleh sedikit ke arahnya.

Awan dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang