BAB 13 PASUTRI

32 5 2
                                    

Suasana sekolah mulai sepi ketika Aluna keluar dari ruang rapat OSIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana sekolah mulai sepi ketika Aluna keluar dari ruang rapat OSIS. Matahari sudah hampir tenggelam, menciptakan bayangan panjang di sepanjang koridor sekolah yang sepi. Aluna menarik napas panjang, merasa lelah setelah rapat yang berlangsung lebih lama dari yang diharapkannya.

Ketika dia berdiri di depan sekolah, mencoba menghubungi Meteor, teleponnya terus berdering tanpa ada jawaban. Aluna merasa cemas. Biasanya, Meteor selalu menjawab panggilannya, tetapi kali ini tidak ada respons sama sekali.

Saat itulah Julian, datang menghampirinya. "Aluna, lo belum pulang?" tanyanya dengan senyum ramah.

Aluna mengangguk sambil menekan tombol redial di ponselnya. "Iya kak, gue lagi nelepon sopir gue, tapi belum dijawab." Dustanya.

Julian melirik ke arah langit yang semakin gelap. "Udah mulai gelap, gimana kalau gue aja yang nganterin lo pulang."

Aluna ragu sejenak, tetapi mengingat situasinya yang tidak punya pilihan lain, dia akhirnya mengangguk. "Ya udah, gue bareng lo, makasih sebelumnya kak."

Mereka berjalan menuju parkiran, di mana mobil Julian terparkir. Julian dengan sigap membuka pintu mobil untuk Aluna, "silahkan tuan putri."

Aluna tersenyum kecil dan memasuki mobil. Di perjalanan, suasana yang tadinya sunyi mulai diisi oleh percakapan ringan mereka. Julian bertanya tentang berbagai hal, mulai dari kegiatan OSIS hingga rencana-rencana Aluna di akhir pekan.

"Alamat rumahmu lo di mana, Luna?" tanya Julian sambil melihat ke arahnya.

Aluna berpikir sejenak. Dia sekarang tinggal di rumah Meteor, suaminya. Apakah dia harus memberi tahu alamat itu kepada Julian? Namun, dia menyadari bahwa Julian tidak akan tahu bahwa itu adalah rumah Meteor. Dengan perasaan campur aduk, Aluna akhirnya memutuskan untuk memberitahu alamat rumah Meteor.

"Jalan Mawar Nomor 12, Kak," jawab Aluna.

Julian mengangguk dan mengetik alamat itu ke GPS di mobilnya. "Oke."

Selama perjalanan, Aluna merasa sedikit tegang. Dia tidak ingin Julian mengetahui terlalu banyak tentang kehidupannya dengan Meteor. Namun, Julian sepertinya tidak curiga atau bertanya lebih lanjut. Mereka terus berbicara tentang hal-hal ringan, seperti hobi dan film favorit.

"Tahu nggak, Kak, gue suka banget film-film klasik," ujar Aluna tiba-tiba, mencoba mengalihkan pikirannya.

"Oh iya? Film apa yang paling lo suka?" tanya Julian dengan antusias.

"Gue suka film-film seperti 'Casablanca' dan 'Gone with the Wind'. Ada sesuatu yang magis dari cara cerita mereka disampaikan," jawab Aluna dengan mata berbinar.

Julian tersenyum. "Gue juga suka film klasik. Mereka punya cara sendiri untuk membuat kita merasa terhubung dengan ceritanya."

Pembicaraan mereka berlanjut dengan hangat, dan Aluna mulai merasa lebih nyaman. Setelah beberapa saat, mereka tiba di depan rumah Meteor. Julian memarkir mobilnya dengan rapi dan mematikan mesin.

Awan dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang