BAB 17 CAMPING PART 1

29 11 0
                                    

Berita tentang camping yang akan diadakan oleh sekolah membuat banyak siswa bersemangat, terutama Matahari, Aluna, dan Venus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita tentang camping yang akan diadakan oleh sekolah membuat banyak siswa bersemangat, terutama Matahari, Aluna, dan Venus. Mereka bertiga langsung merencanakan segala hal yang akan mereka bawa dan lakukan selama camping tersebut.

Matahari, yang selalu penuh energi, langsung membuat daftar barang-barang yang perlu dibawa. "Kita harus siap dengan segalanya, dari tenda, sleeping bag, dan jangan lupa makanan ringan," kata Matahari dengan semangat.

"Jangan lupa bawa obat-obatan juga, buat jaga-jaga." Tambah Venus.

Di sisi lain, di atas rooftop sekolah, trio berandal sedang melakukan kebiasaan buruknya, menghisap benda nikotin yang menjadi candunya. Mars tampak tidak bersemangat mendengar kabar tentang camping.

"Bakalan diadain camping, malas banget gue tidur di alam terbuka," kata Mars sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Gue juga sebenarnya males ikut camping ini, tapi karena ayang Matahari ikut gue jadi semangat buat ikut juga." Sahut Awan.

"Tapi kita nggak punya pilihan, kan? Semua murid diwajibkan ikut," kata Meteor.

Sore itu, Matahari dan Awan berjalan beriringan menuju toko perlengkapan outdoor, menikmati suasana senja yang hangat. Matahari, dengan penuh semangat, mengayunkan kantong belanjaannya yang sudah berisi beberapa perlengkapan camping dasar. Sementara Awan, meski ikut senang, masih menyimpan sedikit kekhawatiran di wajahnya.

"Hei, Awan, lihat deh! Sleeping bag ini empuk banget, pasti nyaman buat tidur di alam terbuka," seru Matahari sambil memegang sebuah sleeping bag berwarna cerah. "Dan tenda ini cukup besar, muat bertiga sama Venus dan Aluna."

Awan tersenyum melihat semangat Matahari yang tak pernah pudar. "Iya, kelihatan nyaman banget."

Matahari menghentikan langkahnya dan menatap Awan yang lebih tinggi darinya, "gimana, kamu udah dapat izin dari papa dan mama kamu?"

Awan menggeleng lemah, "Semoga aja aku bisa ikut, sih. Masih belum pasti dapat izin dari Mama Papa."

"Kamu udah coba tanya lagi belum?"

Awan menghela napas sambil menggaruk kepala. "Iya, nanti malam aku coba telepon lagi. Semoga mereka ngasih lampu hijau."

"Harus optimis, Wan! Nanti kalau kamu bisa ikut, kita bakal seru-seruan bareng. Naik gunung, lihat bintang, bikin api unggun... Pasti asyik banget!" kata Matahari sambil tersenyum lebar.

Awan tidak bisa menahan tawa mendengar antusiasme Matahari, dia mengacak pelan rambut gadis itu. "Iya, pasti seru banget kalau bisa ikut. Mudah-mudahan aja Mama Papa ngasih izin"

Awan dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang