BAB 15 MALAM MINGGUAN

26 7 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Sabtu menjadi kesempatan bagi Matahari untuk beristirahat sejenak dari kesibukan pemotretan yang padat. Dia bersyukur tidak ada jadwal pemotretan hari ini, memberikan waktu yang sangat dibutuhkannya untuk bersantai. Di sisi lain, Awan, yang orang tuanya masih berada di luar negeri, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajak Matahari keluar jalan-jalan menikmati malam minggu.

Awan, yang merasa lebih bebas dengan orang tuanya yang jauh, sering kali menggunakan cara-cara kreatif untuk bisa keluar rumah tanpa sepengetahuan mereka. Selain menyogok satpam, Awan juga menyogok semua ART di rumahnya agar bisa keluar rumah tanpa kedua orang tuanya tahu.

Malam ini, mereka berdua berencana untuk menikmati waktu bersama, menjelajahi sudut-sudut kota yang penuh dengan kehidupan malam dan keramaian. Matahari merasa sangat antusias dengan rencana ini, karena dia bisa melepaskan penat dan menikmati kebersamaan dengan Awan.

Setelah berjam-jam beristirahat di rumah, Matahari mulai bersiap-siap. Dia memilih pakaian kasual yang nyaman tapi tetap stylish, melengkapi penampilannya dengan sedikit make-up natural. Sementara itu, Awan sudah menunggu di depan rumahnya dengan mobil kesayangannya.

"Cantik banget sih," kata Awan saat melihat Matahari yang baru saja keluar dari dalam rumah.

Pipi Matahari merona, Matahari memalingkan wajahnya menahan rasa salah tingkah karena ulah cowok ganteng di hadapannya ini.

"Pipinya kok merah-merah gitu," Awan mengulum senyum, menggoda gadisnya adalah salah satu hal favoritnya saat ini.

"Issh, apaan sih? ayo buruan kita pergi, balas Matahari dengan nada manja, mencoba mengalihkan perhatian dari rasa malunya.

Mereka berdua naik motor, melaju menyusuri jalanan kota yang semakin ramai oleh orang-orang yang juga menikmati malam minggu. Angin malam yang sejuk menambah suasana romantis di antara mereka. Matahari memeluk pinggang Awan dengan erat, merasa nyaman. Sekarang Matahari tidak malu lagi menunjukkan rasa Sukanya Awan, beberapa hari ini, selama mereka berpacaran Matahari merasa cintanya kepada Awan semakin tumbuh dan semakin membesar.

Setelah beberapa menit, mereka tiba di sebuah kafe rooftop yang trendi, dengan pemandangan kota yang menakjubkan. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang-bintang di bawah mereka. Mereka memilih meja di pojok yang menawarkan pemandangan terbaik.

"Bagus banget kafenya, Wan." Ucap Matahari.

Awan mengangguk, iya, kafe ini baru buka dan aku sengaja ngajak kamu kesini."

Mereka memesan makanan dan minuman, lalu mulai menikmati suasana malam yang tenang dan romantis. Sambil menunggu makanan datang, mereka berbicara tentang berbagai hal, mulai dari cerita sehari-hari hingga mimpi-mimpi mereka di masa depan.

Matahari menikmati pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang-bintang, ketika tiba-tiba Awan meraih tangannya, kemudian mengenggamnya tangannya dengan erat. Matahari tersentak, menoleh ke arah Awan yang sedang menatapnya lembut.

Awan dan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang