Di lapangan sekolah, angin bertiup sangat kencang, dingin menyelimuti Moona, Reine, dan Zeta saat itu.Langit mulai gelap, sepertinya akan turun hujan. Untungnya Reine mengetahui bahwa ada payung di kelas-nya.
Angin bertiup semakin kencang, untungnya Moona, Reine, dan Zeta sudah berada di lorong sekolah.
"Kita kemana dulu nih? Sebelum keburu malem," tanya Moona.
"Kita ke ruang CCTV aja ga sih? Soalnya tadi malem aku melihat CCTV di beberapa pohon, sepertinya itu dari CCTV sekolah," ujar Reine.
Setelah Reine bilang seperti itu, Zeta menatapnya dengan tatapan tajam. Lalu tersenyum miring dan berkata "Ide bagus, ayo ke ruang CCTV."
"Ayo aja deh," ucap Moona.
Mereka bertiga pun pergi menuju ruang CCTV, mereka melihat rekaman ulang dari tadi malam. Tetapi tidak ada seakan-akan sudah dihapus, siapa yang menghapus nya...?
"Kok ga ada?" gumam Moona.
Akhirnya Moona memutuskan untuk melihat rekaman tadi saat semuanya menelusuri hutan, di situ mereka melihat banyak sekali sosok berkeliaran.
"Anjing! Banyak banget, mana jelek semua lagi," ujar Reine sembari mengejek para sosok itu.
"Hus! Kalo sosok itu denger gimana?"
"Yaudah si Zet, siapa juga yang peduli?"
Saat melihat-lihat isi rekaman itu, Moona melihat di salah satu CCTV memperlihatkan Gura membunuh Calli dengan brutal, lalu Gura menusuk dirinya memakai ranting kayu yang tumpul.
"Ngilu."
Saat mereka melihat-lihat, tetiba tercium bau yang sangat busuk dari sebelah ruangan itu. Dan sebelah ruangannya adalah gudang yang sudah lama tidak dipakai, jadi mereka berpikir itu bau dari bangkai tikus.
Tetapi mereka tidak nyaman dengan bau itu, bau itu sangat busuk seperti bau bangkai mayat. Mereka yang tak tahan dengan bau itu akhirnya memeriksanya.
Saat mereka membuka pintu gudang itu, bau busuk semakin menyengat hidung mereka. Dan ruangan yang gelap membuat mereka semakin berpikir itu hanya bangkai tikus saja.
Saat Moona menyalakan lampu, di situ terlihat mayat Shion yang sudah terpotong potong dan beberapa organnya sudah tidak ada.
"Anjing!?"
"A-apa ini??"
"..Shion?"
Mereka bertatapan satu sama lain.
Setelah itu Reine tak sengaja melihat selembaran kertas di meja samping mayat Shion, dan Reine yang penasaran akhirnya memberitahu Moona tentang selembar kertas itu.
"Kak Moona, itu apa?" ucap Reine sembari menunjuk selembaran kertas itu.
"Kertas?"
Moona pun penasaran, akhirnya mengambil kertas itu dan membacanya.
Tumbal pertama.
"Tumbal pertama?" Moona bertanya-tanya, apa jangan jangan ini berkaitan dengan ilmu hitam?
Lalu mata Moona tertuju ke selembar kertas yang berada di balik kertas yang bertuliskan 'tumbal' itu.
"Ini apalagi?"
Pesugihan untuk kedua kalinya, akhirnya setelah 8 tahun lamanya menunggu. Dan setelah menyewa hutan dibelakang sekolah untuk melakukan ritual dan membangun rumah di situ. Terima kasih untuk...
"Terima kasih untuk siapa? lembaran ini terpotong."
"Sepertinya lembaran itu ada di ruangan ini, atau di salah satu ruangan yanga ada di sekolah ini," ucap Zeta.
"Ih yakali kita mau memeriksa satu persatu ruangan," ucap Reine.
"Ya ga lah, aku ga seniat itu kali," ujar Zeta.
Angin berhembus kencang menembus ruangan itu, mereka bertiga kedinginan. Tiba-tiba saja terdengar suara rintik hujan yang membuat mereka panik, tentu saja karena mereka juga melihat sosok menyeramkan berdiri di tengah lapangan.
Sosok itu sangat besar, namun mereka tidak pasti karena hujan lebat membuat pandangan mereka kabur.
Moona menelan ludah dengan kasar. "Kita pergi ke kelas ku aja, nunggu sampe hujan reda aja gimana?"
"Eeh... boleh tuh, ayo,"
"Zet, ayoo! Ngapain ngelamun?"
"Eh! Iya ayo ayo."
Sesampainya mereka di kelas Moona, mereka langsung duduk dan menghangatkan diri. Suasana sangat hening saat itu, hanya terdengar suara hujan lebat dan sedikit terdengar bisikan-bisikan mistis.
Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk tidur saja.
Hujan mulai mereda, mereka sangat lega. Namun disisi lain mereka khawatir dengan kondisi yang lainnya di hutan sana.
"Eh, ayo kita kembali aja," ucap Moona karena Moona khawatir dengan yang lain.
"Ayo," balas Reine.
Di saat Reine dan Moona mengobrol, Zeta menatap mereka berdua dengan tatapan tajam dan senyum miring yang membuat Reine tersadar ada yang aneh dengan Zeta.
"Haha. Kalian sudah tau semuanya, jadi kalian harus mati."
"A-apa!??"
---
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLOLIVE SCHOOL [END]
TerrorBerawal dari Risu yang kembali sekolah di HOLOLIVE SCHOOL. Lalu, melakukan kegiatan seperti hal umumnya yang dilakukan oleh para pelajar. Ya, tentunya belajar, main, dan hal-hal lain yang biasa dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Namun, selang...